Bola.com, Solo - Keputusan mengejutkan datang dari mantan pelatih Timnas Indonesia U-19, Eduard Tjong. Pelatih yang akrab disapa Edu itu menerima pinangan tim Liga Nusantara (Linus), Persis Muda Solo.
Di kancah sepak bola nasional, nama Persis Muda memang masih asing di telinga. Maklum, tim yang bernaung di Yayasan Persis Muda Gotong Royong Solo baru diresmikan akhir 2015 dan mengikuti kompetisi Linus tahun berikutnya.
Tak heran banyak yang penasaran dengan keputusan Edu membesut klub kasta terendah di kompetisi Tanah Air. Lantas apa yang melatarbelakangi Edu mengambil keputusan itu? Lalu, rencana apa saja yang akan dijalankan Eduard Tjong di klub yang bermarkas di Stadion Manahan, Solo, itu? Berikut petikan wawancara Bola.com dengan Eduard Tjong.
Apa yang membuat Anda menerima pinangan Persis Muda?
Sebenarnya alasan pertama adalah tahun ini saya di ingin di Solo. Saya ingin dekat dengan rumah. Kalau melatih, juga tim-tim di sekitar Kota Solo. Makanya, meski Persis Muda itu tim Liga Nusantara, saya terima karena masih di Solo.
Bagaimana proses komunikasi Anda dengan manajemen Persis Muda?
Komunikasi pertama, saya sempat ngobrol dengan beberapa teman terkait keinginan melatih di sekitar Solo. Keinginan saya ternyata mendapat respons dari manajemen Persis Muda dan berlanjut dengan pembicaraan serius.
Setelah menunggu beberapa pekan saya kembali dihubungi manajemen dan akhirnya finalisasi kontrak dan saya berlabuh di Persis Muda.
Seberapa seruskah Persis Muda di musim ini bagi Anda?
Manajemen dari awal memberikan gambaran bila mereka ingin promosi. Saya diberi kebebasan mencari pemain berkualitas baik dari Liga 1 dan 2 hingga Timnas Indonesia. Makanya saya sangat tertarik dengan program yang dirancang manajemen, meski saya tetap memprioritaskan pemain asli Solo.
Baca Juga
Anda juga sempat dikaitkan dengan Sragen United?
Ya, saya juga sempat berkomunikasi dengan manajemen Sragen United. Namun, komitmen awal sebenarnya sudah ke Persis Muda. Seiring berjalannya waktu, Persis Muda melepas saya dan akhirnya bernegosiasi dengan Sragen United, namun tak menemui kesepakatan harga. Manajemen Persis Muda kembali berkomunikasi dengan saya hingga secara resmi menjalin kerja sama.
Dari Timnas, ISL, lalu Linus. Apakah Anda tidak merasa ada penurunan karier?
Bagi saya tidak. Selama masih berurusan dengan sepak bola akan saya lakukan, tidak harus di kasta tertinggi. Seperti yang saya jelaskan tadi, saya ingin dekat dengan rumah di Solo. Makanya beberapa tawaran dari tim Liga 1, termasuk Persegres Gresik United, saya tolak.
Kabarnya Anda juga membawa satu paket asisten pelatih tanpa orang lokal Solo?
Saya memang mengajak Muchtar Hasibuan, sebagai pelatih fisik, serta Slamet Riyadi. Bukannya saya tidak percaya dengan kemampuan pelatih di Solo.
Namun, Muchtar dan Slamet sudah tahu karakter dan pemain keinginan saya karena lama bersama sehingga proses pembentukan tim akan lebih efektif dan efisien. Sekarang tinggal mencari asisten pelatih kiper.
Langkah terdekat Anda setelah ditunjuk jadi pelatih?
Saya langsung menggelar seleksi untuk pemain Solo di klub Divisi I dan II di kompetisi internal Persis Solo. Nantinya setiap klub akan mengirimkan tiga pemain untuk saya cermati, jadi proses lebih efisien.
Paling tidak akhir pekan ini seleksi lokal selesai baru dilanjutkan seleksi pemain undangan. Ada beberapa pemain yang akan saya bawa ke Solo.
Melihat persaingan Liga Nusantara musim ini?
Tentu akan berjalan berat, apalagi tim-tim lain sudah bersiap sejak lama. Namun, saya targetkan akhir bulan ini tim sudah terbentuk dan segera memasuki tahapan persiapan khusus.