Persegres GU dan Persela Beda Pandangan soal Marquee Player

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 19 Mar 2017, 07:15 WIB
Persegres Gresik United dan Persela ternyata memiliki pandangan berbeda terkait kebijakan marquee player yang diterapkan PSSI. (Bola.com/Erwin Snaz)

Bola.com, Lamongan - Kebijakan tentang marquee player yang diterapkan PSSI di Liga 1 2017 menuai pro dan kontra dari beberapa klub peserta. Bukan hanya tidak adil bagi mereka yang tidak didukung finansial besar, tetapi munculnya kebijakan tersebut yang hanya sebulan sebelum kompetisi bergulir dianggap tidak ideal.

Asisten manajer Persegres Gresik United, Bagus Pratama, menyatakan kebijakan mengubah kuota pemain asing menjadi 3+1 dengan rincian dua pemain asing non Asia, satu pemain asing Asia, dan satu pemain marquee player, dinilai hanya akan menguntungkan klub tertentu.

Alasannya, dengan penambahan kuota pemain asing, klub yang sanggup mendatangkan marquee player dipastikan bakal memiliki kelebihan pemain. Sementara bagi klub-klub yang tidak mendapat dukungan finansial memadai, bakal memiliki jumlah pemain asing lebih sedikit.

Subsidi Rp 7,5 miliar yang akan digelontorkan PSSI juga dianggap tidak begitu berpengaruh karena buat klub-klub yang tidak didukung kondisi finansial apik, sulit bagi mereka untuk menutupi kekurangannya.

"Kalau pun ada sponsor yang mau mendatangkan, kami juga akan berpikir dua kali karena yang mereka endorse bukan tim melainkan pemain marquee player itu. Sementara keuntungan yang didapat tim bisa saja jauh lebih kecil, " tutur Bagus.

Advertisement

Hal ini mengacu pada beberapa kejadian yang menimpa Bhayangkara FC (saat masih pakai nama Persebaya) dengan Erik Djemba-Djemba, serta Marcus Bent di Mitra Kukar beberapa musim lalu.

"Biasanya marquee player minta fasilitas mewah dan rewel. Kalau tidak begitu, mereka banyak alasan untuk tidak main," papar Gugus, panggilan Bagus Pratama

Dengan pertimbangan itu, Persegres Gresik United dipastikan tidak akan menggunakan marquee player. Sebab, selain belum ada sponsor yang bersedia memberikan dukungan untuk mendatangkannya, ada beberapa alasan lain yang menurut manajemen klub tidak relevan dengan kondisi tim.

Sementara manajer Persela Lamongan, Yunan Achmadi, memilih tidak mau ambil pusing soal marquee player. "Paling hanya tim-tim tertentu yang bisa mendatangkan marquee player. Kalau kami pasti tidak akan mengambil opsi itu," ujar Yunan.

Soal untung atau rugi dan adil maupun tidak, Yunan tidak mempersoalkan hal itu. Bagi manajemen Persela, kebijakan tersebut tidak perlu dibahas. Apalagi sejauh ini baru Persib Bandung yang sudah pasti menggunakan marquee player.

 

Berita Terkait