Bola.com, Malang - Baru dua bulan bergabung dengan Arema FC, bek asal Brasil, Arthur Cunha da Rocha, sudah merasakan dua trofi, yakni Trofeo Bhayangkara dan Piala Presiden 2017. Sebuah pencapaian yang terasa spesial bagi pemain 27 tahun itu.
Ditambah lagi Aremania juga mulai mencintainya. Terlihat saat pawai juara Piala Presiden, Selasa (14/3/2017), Aremania menyerukan namanya untuk ikut memberikan sambutan setelah Cristian Gonzales dan Adam Alis yang keluar sebagai top scorer dan pemain terbaik turnamen.
Mantan pemain Mitra Kukar ini merasa senang dengan suasana di Arema. Selain komposisi tim banyak dihuni pemain pintar, dia juga merasa selalu dapat dukungan luar biasa dari Aremania.
Baca Juga
Lantas seperti apa target Arthur Cunha ke depan di Arema? Bek asal Brasil itu juga bicara soal kesannya tinggal di Malang serta Nemanja Vidic. Berikut wawancaranya.
Dua bulan, dua gelar diraih bersama Arema. Bagaimana rasanya?
Tentu senang. Saya tidak salah memilih klub. Sejak awal, faktor yang membuat saya gabung Arema karena tim ini selalu punya ambisi juara di setiap turnamen atau kompetisi yang diikuti. Sekarang terbukti.
Apa bedanya dengan Mitra Kukar?
Mitra Kukar juga tim bagus. Tapi, Arema lebih punya ambisi. Saya merasakan bedanya sekarang. Selain itu, suporter Aremania selalu ada di manapun kami main. Tentu saya dan pemain lain akan lebih semangat dengan kehadiran suporter.
Apa target anda selanjutnya di Arema?
Tentu juara kompetisi dan setiap turnamen selalu punya target bisa bawa trofi. Meski tidak mudah, saya yakin bisa karena materi pemain Arema bagus. Meski banyak pemain muda, mereka bisa main dengan pintar. Bukan hanya mengandalkan tenaga saja.
Sedikit ke masa lalu, dulu kabarnya pernah main bersama Nemanja Vidic di Manchester United?
Dulu saya datang ke Manchester United bersama Fabio dan Rafael da Silva. Usia saya mungkin 16 tahun waktu itu, latihan di tim reserve. Vidic sempat latihan bersama karena dia baru datang dan belum jadi pemain besar waktu itu.
Namun, akhirnya saya tidak bisa direkrut Mancheseter United karena tidak memiliki paspor Uni Eropa. Akhirnya saya kembali ke Brasil lagi.
Masih ada keinginan untuk ke Eropa atau tim besar di Asia?
Saya pikir main di Asia Tenggara saja karena usia sudah 27 tahun. Kalau masih muda seperti dulu pasti ingin main di Eropa.
Sekarang saya juga sudah punya anak. Tidak bagus bagi anak dan keluarga kalau sering pindah klub karena saya selalu bawa mereka di manapun bermain.
Di Indonesia jarang ada kontrak jangka panjang, bagaimana Anda menanggapinya
Bagi pemain asing, kontrak pendek itu jadi persoalan karena kalau selesai kontrak di Indonesia, belum tentu bursa transfer di negara lain masih buka. Kalau di Arema, saya punya kontrak 10 bulan. Semoga bisa beri yang terbaik sehingga masih tetap di Arema nantinya.
Bicara soal Malang, apa yang membuat Anda nyaman di kota ini?
Suasana kota enak. Tidak terlalu panas dan macet. Kuliner bakso juga saya suka. Di Brasil tidak ada makanan daging seperti itu.