Bola.com, Malang - Kabar Liga 1 bakal disponsori oleh transportasi online Go-Jek berdesus kencang. Pro dan kontra pun muncul. Khususnya di Malang. Sebab, perusahaan itu sedang mendapatkan protes keras oleh transportasi konvensional.
Namun, bagi pelatih Arema FC Aji Santoso, dia setuju saja jika nantinya Go-Jek tetap jadi sponsor kompetisi. Tapi dengan syarat, bisa membuat klub peserta lebih makmur.
"Kami tidak tahu pertimbangan pimpinan di atas sana seperti apa. Kalau memang jadi Liga Go-Jek, tidak masalah jika dananya memang besar. Imbasnya subsidi klub siapa tahu bertambah," kata Aji.
Baca Juga
Dari hasil pertemuan manajer tim dengan pihak operator, klub menerima subsidi Rp 7,5 miliar dalam Liga 1 nanti. Jumlah itu tergolong lumayan membantu klub.
Pada kompetisi resmi sebelumnya, 2014, klub hanya mendapatkan Rp 2,5 miliar. Setelah itu, klub mulai dapat penghasilan lumayan karena beberapa turnamen memakai titel dari sponsor utama. Seperti TSC 2016 dan beberapa turnamen lain.
Artinya, peningkatan subsidi yang diberikan cukup besar bagi klub. Sebab, selama ini banyak klub terbelit masalah finansial karena anggaran operasional dan gaji pemain lebih besar ketimbang subsidi dan sponsor yang didapatkan.
Sebagai pelatih, tentu Aji tidak ambil pusing dengan apapun titel kompetisi nanti. Baginya, selama perusahaan tersebut mampu memberikan kontribusi positif terhadap sepakbola Indonesia, tentu harus diakomodir.
"Semua perusahaan menurut saya kalau memang mampu ya bisa saja jadi sponsor kompetisi," imbuh mantan pelatih Persela Lamongan itu.
Tapi dari sudut pandang manajemen Arema, justru mereka lebih hati-hati karena itu menyangkut hal yang sensitif dengan Aremania. Bisa saja ada suporter yang berasal dari profesi jasa transportasi konvensional sehingga mereka tidak setuju kompetisi disuport oleh Go-Jek.
"Manajemen lebih hati-hati terkait titel kompetisi. Semoga nanti bisa memiliki manfaat untuk masyarakat luas," kata Media Officer Arema Sudarmaji.