Bola.com, Jakarta - Pebalap Movistar Yamaha, Valentino Rossi, tampil impresif pada balapan MotoGP Qatar, 26 Maret 2017. Kiprah apik The Doctor pada awal musim 2017 diyakini bakal berlanjut di Sirkuit Termas de Rio Hondo, Argentina, pada 9 April 2017.
Baca Juga
Sirkuit yang terletak di Santiago del Estero, Argentina, tersebut disebut-sebut sebagai venue favorit pebalap berusia 38 tahun asal Italia itu. Karakter sirkuit Termas de Rio Hondo dinilai beberapa pihak sangat cocok dengan gaya balap Rossi.
Pada balapan MotoGP Argentina musim 2016, Rossi mampu finis kedua di belakang Marc Marquez. Sementara pada musim 2015, dia yang keluar sebagai juara.
Termas de Rio Hondo bukan satu-satunya sirkuit yang menjadi favorit pemegang sembilan gelar juara dunia balapan grand prix tersebut. Ada beberapa sirkuit yang dinilai punya karakter yang sangat menunjang performa maksimal Rossi.
Sirkuit mana saja yang menjadi tempat The Doctor kerap tampil maksimal? Berikut lima sirkuit yang cocok dengan Valentino Rossi versi bola.com:
Sirkuit Autodromo Termas de Rio Hondo
Sirkuit Autodromo Termas de Rio Hondo (Argentina)
Karakter sirkuit yang punya jarak 4.806 kilometer ini memang sangat cocok dengan karakter Valentino Rossi dan juga motornya, Yamaha YZR-M1. The Doctor pernah menyebut desain sirkuit Autodromo Termas de Rio Hondo sangat menarik.
Setiap kali tampil di sirkuit ini, Rossi tak pernah keluar dari 5 Besar. Bahkan pada musim 2015, pebalap Italia tersebut menjadi juaranya. "Saya sangat suka balapan di sini," tutur Rossi.
Sirkuit Le Mans
Sirkuit Le Mans (Prancis)
Sirkuit Le Mans adalah trek ketat yang didominasi tikungan. Para pebalap wajib menempatkan penekanan pada akhir pengereman dan akselerasi keras. Ini kenapa sirkuit yang menjadi venue penyelenggaraan MotoGP Prancis ini menjadi favorit Valentino Rossi.
Dalam karier Rossi di MotoGP, dia sudah 12 kali naik podium di sirkuit ini. Pada gelaran MotoGP tiga musim terakhir, dia selalu menempati posisi kedua. "Saya senang pergi ke Le Mans, trek yang bagus," ujar Rossi pada Mei 2015.
Sirkuit Mugello
Sirkuit Mugello (Italia)
Valentino Rossi tentu paham betul karakter Sirkuit Mugello karena berada di tanah kelahirannya. Jadi wajar jika dia menjadi pebalap tersukses di sirkuit ini dengan mencatatkan total 9 kemenangan pada semua kelas balapan grand prix.
Karakter Mugello yang memiliki banyak tikungan tentunya menjadi "santapan lezat" bagi pemegang 7 gelar juara dunia MotoGP tersebut. Maklum, selama ini Rossi memang dikenal sebagai Raja Tikungan. "Saya lebih mencintai Mugello ketimbang Misano," kata Rossi, pada Mei 2015.
Sayangnya, dalam delapan musim terakhir, Rossi tak pernah menjadi juara di sana. Sejak MotoGP 2009, pencapaian terbaik The Doctor hanya menduduki posisi ketiga. Musim lalu, dia bahkan gagal finis karena masalah mesin.
Sirkuit Assen
Sirkuit Assen (Belanda)
Ini juga menjadi sirkuit yang sangat disenangi Valentino Rossi. Selain karena cocok dengan gaya membalapnya, sirkuit yang sudah ada sejak 1925 ini juga memiliki layout yang memanjakan motor Yamaha YZR-M1.
Sudah tujuh kali pebalap berusia 36 tahun tersebut menjadi juara di sini sejak era MotoGP. Kemenangan terakhirnya terjadi pada musim 2015, di mana dia mengalahkan dua pesaing beratnya, Marc Marquez dan Jorge Lorenzo. Musim lalu, dia gagal finis.
Sirkuit Catalunya (Spanyol)
Sirkuit Catalunya (Spanyol)
Valentino Rossi sudah menang enam kali sejak berlaga di kelas MotoGP dan 500cc. Terakhir, dia memenangi balapan di sirkuit yang terletak di Barcelona tersebut pada MotoGP 2009.
Tipikal dari Catalunya adalah sirkuit yang membutuhkan teknik. Valentino Rossi dengan penuh pengalaman, jelas tak akan bermasalah dengan hal tersebut. Musim lalu, dia berhasil keluar sebagai juara. Namun, dalam lima balapan sebelumnya, Rossi selalu gagal.
Baca Juga
2 Keajaiban yang Bisa Menahan Jorge Martin Jadi Juara Dunia MotoGP 2024: Ducati Bakal Netral sampai Akhir?
3 Alasan Jorge Martin Bisa Kalahkan Pecco Bagnaia untuk Jadi Juara Dunia MotoGP Musim Ini: Marc Marquez Juga Mainkan Peran!
3 Catatan Menarik usai MotoGP Jepang 2024: Keterpurukan Honda dan Yamaha, Perpisahan Takaaki Nakagami