Empati Rachmat Afandi buat Mat Halil dan Pemain Gaek di Indonesia

oleh Zaidan Nazarul diperbarui 05 Apr 2017, 05:30 WIB
Pemain Persebaya, Rachmat Afandi, berempat pada Mat Halil dan rekan pemain yang terkena regulasi pembatasan usia yang diterapkan PSSI. (Bola.com/Fahrizal Arnas)

Bola.com, Surabaya - Regulasi soal batasan usia membuat kapten sekaligus ikon terakhir Persebaya Surabaya yang tersisa, Mat Halil, harus kehilangan mata pencahariannya dari sepak bola. Hal ini mengundang keprihatinan rekan setimnya, Rachmat Afandi.

Eks striker Persija Jakarta itu menyesalkan diberlakukannya aturan batasan usia hanya 35 tahun bagi pemain senior. Pasalnya, PSSI tidak memberikan solusi bagi mereka. "Halil adalah contoh kecil dari nasib pemain senior yang harus tersisih. Sangat disayangkan, pemain seperti dia seharusnya masih punya tempat di tim ini," katanya.

Rachmat Afandi menyatakan batasan usia tersebut seharusnya tidak berlaku surut. Sebab, Halil sudah lebih dulu melakukan penandatanganan kontrak sebelum aturan ini diberlakukan. Jadi, pemain senior di atas 35 tahun semacam Halil seharusnya bisa melanjutkan karier.

Kalau pun tidak, pemain yang akrab disapa Fandi ini menyayangkan jika PSSI tidak memberikan tempat layak bagi mereka yang tidak bisa melanjutkan karier sebagai pemain.

Advertisement

Sempat dikabarkan bila para pemain yang terkena dampak regulasi ini, diarahkan PSSI untuk mengenyam kursus kepelatihan. Namun, masih banyak para pemain maupun pelaku sepak bola nasional banyak yang belum mengetahui kebijakan ini karena minimnya sosialisasi.

Fandi merasa kasihan pada rekan-rekannya yang batal mengikat kontrak dengan klub akibat regulasi ini. Sebab, tidak sedikit dari mereka yang hanya menggantungkan hidupnya dari bermain bola.

"Kalau Halil mungkin sudah bekerja sebagai PNS, tapi banyak teman lain yang hidupnya dari bermain bola batal dikontrak. Bagaimana nasib mereka dan keluarga mereka setelah tidak lagi main bola. Inilah yang menimbulkan kegelisahan di benak saya," katanya.

Baginya, banyak persoalan yang dihadapi pemain senior yang muncul akibat regulasi ini. Apalagi aturan tersebut diberlakukan setelah kompetisi resmi vakum sekian lama.

"Ini masih pemain senior yang sudah tertampung di klub dan batal. Bagaimana mereka yang sebelumnya tidak dapat klub akibat kuota hanya lima pemain?" tanya Rachmat Afandi.