Bola.com, Jakarta - Rivalitas ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, dan pasangan Denmark, Mads Conrad-Peteren/Mads Pieler Kolding, mendadak memanas pada 2017. Pertemuan beruntun pada dua turnamen super series pembuka tahun menjadi pemicu tensi tinggi antara kedua ganda putra ranking 10 besar BWF itu.
Baca Juga
Kevin/Marcus dan duo Mads sebenarnya sudah pernah dua kali bertemu sebelum 2017. Dalam dua pertemuan itu, Kevin/Marcus tak pernah menang.
Namun, seiring peningkatan performa Kevin/Marcus situasi pun mulai berbalik. Dalam dua duel terakhir, gantian duo Mads yang selalu jadi pecundang. Bahkan, kemenangan dobel atas duo Mads membuka jalan Kevin/Marcus untuk jadi kampiun.
Pada pertemuan pertama tahun ini di babak semifinal All England, Kevin/Marcus membungkam duo Mads dalam laga sengit tiga gim dengan skor 19-21, 21-13, 21-17.
Berselang tiga pekan, Kevin/Marcus dan duo Mads kembali bersua pada babak semifinal India Terbuka Super Series 2017. Kevin/Marcus lagi-lagi menang rubber game 21-14, 18-21, 21-9.
Menariknya, duel keempat antara kedua pasangan di India diwarnai drama. Ketika pertandingan usai Conrad tampak memasang wajah kesal. Setelah bersalaman, dia tiba-tiba menarik tangan Kevin dan membisikkan sesuatu. Perdebatan berlanjut hingga kedua pemain menyimpan raket setelah bersalaman dengan umpire.
Pelatih yang mendampingi Kevin/Marcus, Aryono Miranat, sampai mendekati Conrad dan mencoba menenangkan pemain berusia 29 tahun itu.
Pada momen itu, tak ada yang tahu apa isi pembicaraan Conrad dengan Kevin. Namun, tak lama misteri itu akhirnya tersibak. Lewat Instagram, Conrad mengatakan dia hanya meminta Kevin untuk menjaga sikap dan menaruh respek kepada lawan dalam pertandingan.
Pada pertandingan tersebut, Kevin kerap memamerkan trik menipu, memperlihatkan gestur yang meminta lawan untuk diam, serta melakukan selebrasi yang berapi-api dan menatap tajam mata musuh setelah mencetak poin. Khusus gestur meminta lawan diam, Kevin juga melakukannya pada final All England 2017 menghadapi pasangan China, Li Junhui/Liu Yuchen. Semua itu dilakukan Kevin dengan tujuan menjatuhkan mental lawan. Conrad rupanya tak senang dengan aksi tengil Kevin sepanjang laga.
Aksi provokasi untuk menjatuhkan lawan merupakan pemandangan yang biasa terlihat pada sebuah pertandingan bulutangkis. Sebagai catatan, tunggal putra Denmark Jan O Jorgensen juga kerap melancarkan perang psikologis terhadap lawan. Bahkan, Jorgensen sampai membuat publik Malaysia murka karena melakukan tindakan yang terkesan melecehkan calon penerus Lee Chong Wei, Iskandar Zulkarnain Zainuddin, pada China Terbuka Super Series Premier 2016.
Pengakuan Conrad membuat akun Instagram-nya kebanjiran komentar dari fans bulutangkis Indonesia. Beberapa di antaranya bahkan menulis komentar yang bernada negatif.
Setelah diserbu fans Indonesia, Conrad akhirnya kembali buka suara lewat Instagram. Conrad mengatakan dirinya dan Kolding mengakui keunggulan Kevin/Marcus di India. Mereka pun sudah tak sabar menantikan duel selanjutnya dengan pasangan ranking 1 BWF itu, terutama di Indonesia Terbuka Super Series Premier 2017, 12-18 Juni.
Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon dan Mads Conrad-Petersen/Mads Pieler Kolding sebenarnya berpeluang kembali bertemu pada Malaysia Terbuka Super Series 2017. Namun, duo Mads gagal melakukan aksi balas dendam lebih awal karena langsung angkat koper pada babak pertama setelah dijegal wakil tuan rumah Ong Yew Sin/Teo Ee Yi 21-19, 16-21, 10-21. Sebaliknya, Kevin/Marcus membuka jalan merebut gelar super series ketiga beruntun dengan menaklukkan pasangan Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi 21-9, 21-19.