Bola.com, Jakarta - Nama pebulutangkis ganda putra Indonesia, Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon, sedang menjadi buah bibir berkat torehan prestasi cemerlang dalam sebulan terakhir.
Baca Juga
Pada Minggu (9/4/2017), Kevin/Marcus menjuarai ajang Malaysia Terbuka Super Series Premier 2017. Kevin/Marcus menjadi kampiun setelah mengalahkan pasangan China, Fu Haifeing/Zheng Siwei, dengan skor 21-14, 14-21, 21-12, pada laga final di Stadium Perpaduan, Kuching, Sarawak, Malaysia.
Gelar juara Kevin/Marcus di Malaysia terasa sangat spesial. Itu merupakan titel turnamen super series ketiga Kevin/Marcus secara beruntun pada 2017 dalam kurun waktu hanya 28 hari. Sebelumnya, Kevin/Marcus menjuarai All England pada 12 Maret dan India Terbuka, 2 April.
Lebih hebat lagi, Kevin/Marcus mampu menjadi kampiun meski sedang kurang fit. Kevin/Marcus mengaku bertanding dalam kondisi terserang flu dan batuk.
Meski kurang sehat, Kevin/Marcus tetap mampu meraih hasil maksimal berkat kekuatan mental dan kelebihan berupa skill ciamik. Tiga pasangan China dan dua wakil Jepang menjadi korban keganasan Kevin/Marcus di lapangan dalam perjalanan meraih gelar juara di Malaysia.
Pencapaian istimewa berupa hattrick juara membuat Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon banjir pujian. Mulai dari pelatih hingga mantan peraih medali emas Olimpiade menyanjung performa hebat Kevin/Marcus. Apa kata mereka?
Herry Iman Pierngadi
"Kevin/Marcus itu memang punya rasa tak mau kalah yang tinggi. Motivasinya itu maunya memenangkan semua pertandingan yang mereka lalui. Bisa dilihat sendiri bagaimana mereka di Malaysia Open ini walaupun fisiknya sudah habis-habisan tapi daya juangnya luar biasa," kata Kepala Pelatih Ganda Putra PBSI, Herry Iman Pierngadi, seperti dikutip dari situs resmi PBSI, Senin (10/4/2017).
Rexy Mainaky
"Waktu melihat peserta di Malaysia Terbuka ini, saya memang sudah merasa Kevin/Marcus akan juara. Belum ada yang bisa menandingi mereka, termasuk pasangan asal China Fu Haifeng/Zheng Siwei sekalipun. Kevin/Marcus sudah punya mental yang stabil untuk jadi juara. Di usia seperti itu mereka sudah bisa mengontrol permainan, dari ketinggalan, bisa rebut poin, dan konsisten terus sampai menang. Hal itulah yang membuat mereka istimewa," kata peraih medali emas nomor ganda putra Olimpiade Atlanta 1996 bersama Ricky Soebagdja, Rexy Mainaky.
"Kevin/Marcus bukan cuma punya kecepatan yang bagus, kerja sama mereka juga sangat baik. Ada hal-hal non-teknis yang mereka lakukan di lapangan dan ini membuat lawan jadi kacau balau karena emosinya terganggu," ujar Rexy.
"Soal hal-hal non-teknis itu menurut saya wajar karena bagian dari taktik permainan. Sama saja seperti saya dan Ricky kalau mau mengalahkan musuh bebuyutan kami, Cheah Soon Kit/Yap Kim Hock (Malaysia), kami harus bikin mereka emosi dulu, asalkan masih dengan cara yang wajar dan tidak melanggar aturan," tutur Rexy.
Chafidz Yusuf
"Secara teknis, mereka berdua itu klop karena saling melengkapi. Kevin dengan segala skill-nya di depan net sebagai si pengatur serangan, sedangkan Marcus bagus di finishing-nya. Secara komunikasi juga bagus, mereka saling memahami satu sama lain," kata mantan pelatih ganda putra PBSI yang menyatukan Kevin/Marcus di pelatnas, Chafidz Yusuf.
"Mereka berdua ini dari dulu saya lihat memang sungguh-sungguh mau sukses jadi pemain dunia," ujar Chafidz yang kini melatih tim ganda putri.