Bola.com, Jakarta - Sore itu, Pantai Base G yang berhadapan langsung dengan Samudra Pasifik tampak tenang. Ombak-ombak kecil berkejaran menghantam karang dan menyapu bibir pantai. Pantai yang terletak sekitar 10 kilometer sebelah barat Kota Jayapura itu memiliki sejarah sebagai base camp pasukan Jenderal MacArthur pada Perang Dunia kedua.
Baca Juga
Ketenangan di pantai itu sesekali pecah dengan teriakan anak-anak bermain bola. Bocah-bocah itu berasal dari Sekolah Sepak Bola (SSB) Putra Pasifik. Secara rutin mereka berlatih di hamparan pasir putih pantai Base G tersebut.
Lapangan Base G bukan seperti lapangan sepak bola pada umumnya. Lapangan yang digunakan oleh SSB Putra Pasifik merupakan lahan kosong, berpasir dengan dua gawang tanpa jaring. Tiang gawang pun terbuat dari batang pohon pinang yang diikat dengan karet ban dalam dan ditancapkan ke pasir.
Dengan mobil bak terbuka anak-anak berusia sekitar 7-15 tahun tampak bersemangat untuk memulai latihan. Mereka mengingatkan pada kegembiraan bermain sepak bola yang sesungguhnya. Semangat bermain sepak bola mengalahkan sepatu sobek dan perlengkapan sepak bola seadanya yang mereka miliki.
Tak ada kemewahan seperti SSB yang ada di kota besar. Pun, pelatih yang merangkap sebagai wasit dan kakak tertua juga terlihat hanya mengenakan sandal jepit untuk memimpin timnya berlatih.
Lapangan Base G sudah melahirkan beberapa pesepak bola yang berkiprah di tingkat nasional seperti Yanto Basna (Sriwijaya FC) dan David Lali (Barito Putera).
Lapangan yang berada di tepian Samudra Pasifik ini menjadi saksi bisu lahirnya pemain berbakat bagi sepak bola Indonesia.
Deretan Sepatu
Kiper dan Sarung Tangan
Duduk Santai
Kakak Pelatih dan Sandal Jepit
Lapangan Pasir dan Sedikit Rumput
Tendangan Bebas
Berebut Bola
Lapangan Base G dan Samudra Pasifik