Bola.com, Jakarta - Empat tim melaju ke babak semifinal Liga Champions 2016-2017, yakni Juventus, Atletico Madrid, Real Madrid dan AS Monaco. Kuartet tersebut berhasil mengarungi perjalanan panjang sebelum mencapai fase empat besar.
Baca Juga
Atletico Madrid menjadi tim yang melakoni jalan paling terjal jika dilihat dari sisi hasil pertandingan. Atletico Madrid menyingkirkan Leicester City dengan skor aggregat 2-1. Mereka unggul 1-0 di rumah, sebelum menuai hasil imbang 1-1 di markas lawan.
Pertarungan tak kalah seri terjadi saat Real Madrid menumbangkan satu tim raksasa lain, Bayern Munchen. Skor aggregat 6-3 bagi Real Madrid bukan cerminan dominasi El Real. Sebaliknya, Real Madrid harus bekerja keras guna menumbangkan Die Roten.
Berikut ini profil singkat 4 tim yang melaju ke fase semifinal Liga Champions 2016-2017:
Atletico Madrid
1. Atletico Madrid (Spanyol)
Atletico Madrid melaju ke babak empat besar setelah menyingkirkan Leicester City dengan skor aggregat 2-1. Pelatih Atletico Madrid, Diego Simeone mengakui timnya harus bekerja keras, terutama pada pertemuan pertama.
Setelah itu, Simeone menganggap modal 1-0 tak cukup aman. Hal itu hampir saja menjadi kenyataan sebelum Saul Niguez mencetak gol pembuka di King Power Stadium. Sepanjang musim ini, Atletico Madrid menuai tujuh kemenangan, dua seri dan sekali kalah.
Bagi Atletico Madrid, pekerjaan terberat adalah meningkatkan produktivitas gol. Pada 10 partai tersebut, Los Rojiblancos menuai 13 gol, dan kebobolan lima gol. Beberapa situs statistik mengungkapkan, satu di antara kekuatan Atletico Madrid adalah permainan cepat.
Mereka memiliki trio lini depan yang cekatan, seperti Yannick Carrasco, Kevin Gameiro dan Antoine Griezmann. Selain itu, area tengah diisi para pemain bertipikal penyuplai bola-bola cepat, yakni Saul, Gabi dan Koke.
Atletico Madrid sudah tak asing lagi dengan fase semifinal. Pada musim lalu, mereka menyingkirkan Bayern Munchen dengan skor aggregat 2-2. Atletico Madrid lolos ke final setelah unggul agresivitas gol tandang.
Sepanjang partisipasi di level semifinal Liga Champions, Atletico Madrid mengoleksi catatan tiga menang dan dua kekalahan. Tak heran jika mereka mampu meraih tiga status runner-up.
"Kami tahu semuanya tak akan mudah. Siapapun lawan di pentas semifinal pasti sama saja. Kami hanya perlu bermain lebih tangguh lagi, dan pandai membagi konsentrasi," kata Koke, gelandang Atletico Madrid, di Sport.es.
Juventus
2. Juventus (Italia)
Saat ini Juventus berada di bawah Real Madrid (1) dan Atletico Madrid (4) dari sisi peringkat klub Federasi Sepak Bola Eropa (UEFA). Namun, hal itu tak membuat Juventus berada dalam tekanan memasuki fase semifinal.
Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri bersiap menghadapi siapapun setelah melewati adangan Barcelona. "Kami bermain sangat baik, terutama dari sisi pertahanan. Kondisi tersebut memberi rasa percaya diri luar biasa menghadapi semifinal. Membuat Barcelona tak mencetak gol adalah modal istimewa," kata sang allenatore, di Tuttosport.it.
Juventus melangkah ke semifinal setelah melampaui 10 pertandingan. Juventus menuai tujuh kemenangan dan tiga seri alias tak pernah kalah. Sisi produktivitas mencapai 1,7 gol per pertandingan, dengan hanya kebobolan dua gol.
Bagi Juventus, soliditas dan variasi formasi menjadi kunci melangkah ke fase empat besar. Trio Mario Mandzukic, Gonzalo Higuain dan Paulo Dybala tak hanya pintar saat menyerang. Tridente tersebut, bersama para gelandang, saling membantu kala tertekan. Itu pula yang membuat Barcelona tak berkutik pada dua pertemuan.
Kali terakhir Juventus berada di zona empat besar terjadi pada musim 2014-2015. Saat itu, mereka menyingkirkan Real Madrid dengan skor 3-2. Faktor pengalaman bermain di semifinal menjadi keunggulan Juventus.
Sepanjang sejarah Liga Champions, Juventus mencatat delapan menang dan 3 kekalahan di pentas semifinal. Hal itu menjadi modal berharga bagi pengoleksi dua gelar juara Liga Champions tersebut.
AS Monaco
3. AS Monaco (Prancis)
Liga Champions selalu memunculkan tim-tim kejutan pada setiap musim. Hal itu terbukti lagi pada 2016-2017. Sang pelaku adalah klub asal Ligue 1 Prancis, AS Monaco.
AS Monaco menjadi buah bibir setelah sukses melangkah jauh di pentas Liga Champions. Nama mereka mencuat setelah bisa lolos dari tekanan fase grup. Klub peringkat ke-30 UEFA tersebut tampil ciamik, terutama ketajaman barisan depan.
Sepanjang fase grup sampai leg 2 perempat final, AS Monaco sudah mengumpulkan 21 gol, alias rata-rata 2,1 gol per pertandingan. Radamel Falcao dan Kylian Mbappe menjadi andalan dengan masing-masing menyumbang liam gol.
Satu-satunya pekerjaan rumah bagi Pelatih Leonardo Jardim adalah perforrma lini belakang. AS Monaco kebobolan rata-rata 1,6 gol per pertandingan. Formasi Sidibe, Glik, Jemerson dan Mendy, wajib lebih tangguh lagi jika tak ingin babak belur di depan Juventus, Real Madrid ataupun Atletico Madrid.
Pengalaman terakhir AS Monaco pada fase semifinal terjadi pada Liga Champions 2003-2004. Mereka menuai kemenangan atas Chelsea dengan skor aggregat 5-3. Sayang, pada laga final, mereka takluk dari FC Porto.
Real Madrid
4. Real Madrid (Spanyol)
Real Madrid menjadi unggulan utama Liga Champions musim ini. Status tim berperingkat paling atas dalam daftar UEFA, menjadi simbol yang tak terbantahkan. Cristiano Ronaldo dkk. memiliki performa menawan sepanjang musim ini.
Secara statistik, Real Madrid sudah menceploskan 28 gol dalam 10 pertandingan, yang berarti rata-rata mencetak gol tertinggi dibanding tiga kontestan lain. Soal pengalaman, Real Madrid hanya bisa disaingin Juventus.
Pada fase semifinal, Real Madrid sudah merasakan 14 kemenangan dan 13 kekalahan. Tak heran, siapapun lawan Real Madrid, mereka harus mewaspadai agresivitas peraih 11 trofi juara Liga/Piala Champions tersebut.
Real Madrid sudah memperlihatkan modal-modal positif tersebut saat bersua Bayern Munchen pada fase perempat final. Real Madrid tampil tregginas dengan menuai dua kemenangan, yakni 2-1 di Allianz Arena dan 4-2 di kandang sendiri.
Satu yang menjadi masalah besar bagi Real Madrid adalah lini belakang. Tak hanya performa, Real Madrid merasakan minimnya pemain yang bugar. Hal itu membuat lini belakang Real Madrid terlihat limbung.
Sumber: UEFA