Bola.com, Jakarta - Ketua Umum PSSI, Edy Rahmayadi, menyayangkan insiden baku hantam yang melibatkan pemain pelanggan Timnas Indonesia, Ferdinand Sinaga, dalam duel antara klubnya PSM Makassar kontra Persela Lamongan dalam ajang Liga 1 2017 Stadion Andi Matalatta, Makassar, Minggu (16/4/2017).
Ferdinand memukul kepala striker Lamongan, Ivan Carlos, sesaat setelah masuk menggantikan Gozali Siregar pada menit 84 pertandingan. Sang striker frustrasi karena gagal merebut bola dari kaki Carlos. Aksinya berbuah kartu merah.
"Itulah realita SDM sepak bola negara kita. Pemain masih gampang terpancing emosi. Mereka belum bisa dewasa bersikap," kata Edy saat dijumpai Bola.com di Mabes Kostrad, Jakarta, Kamis (21/4/2017).
Baca Juga
Apapun alasannya menurut Edy tindakan Ferdinand tidak pantas dilakukan. Apalagi yang bersangkutan sosok panutan karena intensitasnya membela Tim Merah-Putih.
Di luar prestasinya yang sering membela Timnas Indonesia, sosok Ferdinand Sinaga seringkali tersandung kasus pelanggaran disiplin. Ia kerap dijuluki Bad Boy karena sering ribut antar pemain.
"Memukul sesama pemain di lapangan jelas tidak boleh dilakukan. Kasus seperti Ferdinand menjadi catatan saya di PSSI," kata Edy yang juga aktif di dunia militer sebagai Pangkostad.
Edy, menginstruksikan agar jajaran Komisi Disiplin (Komdis) PSSI bertindak tegas terhadap Ferdinand Sinaga. "Harus ada hukuman agar menimbulkan efek jera. Saya tidak mau kompetisi tercoreng kasus-kasus seperti itu," ungkap Eddy.
Menurut Edy Rahmayadi, perilaku pemain di lapangan berpengaruh pada citra kompetisi. "PSSI sedang berupaya membangun citra sepak bola Indonesia lewat kompetisi yang bermutu. Tentu kami tidak bisa memberi toleransi perilaku-perilaku yang melanggar disiplin."