Bola.com, London - Beberapa pihak menebak Arsenal bakal mengubah formasi setelah takluk dari Tottenham Hotspur, pada laga pekan lalu. Maklum, saat itu permainan Arsenal tak menawan, sehingga harus menelan kekalahan.
Prediksi tersebut tak menemui sasaran. Arsenal tetap bermain dengan menggunakan formasi dasar 3-4-2-1. Artinya, kala bersua Manchester United, The Gunners memakai pola tiga bek sentral.
Baca Juga
Belajar dari kesalahan di White Hart Lane, Manajer Arsenal, Arsene Wenger menempatkan pemain dengan karakter berbeda pada posisi tiga bek tengah. Kala bertemu Manchester United, Wenger menepikan Gabriel Paulista, dan menggantinya dengan Rob Holding.
Nama terakhir menemani dua seniornya, Nacho Monreal dan Laurent Koscielny. Meski beberapa kali 'masih gagap', Holding menunjukkan kapasitas mumpuni walau berusia 21 tahun.
Pola tiga bek sentral dengan menggunakan 'varian baru' Rob Holding terbukti sukses. Arsenal mampu menundukkan Manchester United dengan skor 2-0. Dua gol di Emirates Stadium lahir via Granit Xhaka pada menit ke-54 dan Danny Welbeck, tiga menit berselang. Sepasang gol tersebut berawal dari assist Alex Oxlade-Chamberlain.
Keberadaan Chamberlain sebagai pengirim umpan matang yang berujung gol bukan tanpa skenario. Chamberlain 'dipaksa' menjadi wing back, yang harus bekerja keras naik-turun demi menyeimbangkan kekuatan di area belakang serta tengah.
Chamberlain tak sendiri, karena pada sisi kiri ada sosok Kieran Gibbs. Bersama Aaron Ramsey dan Granit Xhaka, area sentral permainan menjadi milik mereka, terutama pada babak kedua.
Strategi Wenger semakin berjalan, karena penumpukan lima pemain tengah membuat para gelandang Manchester United tak leluasa berkreasi. Mesut Ozil dan Alexis Sanchez tak hanya berkonsentrasi menyokong pergerakan Danny Welbeck. Dua pemain tersebut memiliki tugas lain, yakni mengganggu kinerja aliran bola Manchester United.
Formasi 3-4-2-1, yang bisa berubah menjadi 5-3-2 kala bertahan, memberi tekanan pada permainan Manchester United. Model back four mereka, yang diisi Axel Tuanzebe, Chris Smalling, Phil Jones dan Matteo Darmian, tak cukup konsisten.
Area tengah menjadi pertarungan yang sesungguhnya. Sayang, usai rehat, warna permainan Ander Herrera, Michael Carrick, Wayne Rooney, Juan Mata dan Henrikh Mkhitaryan, memang berubah. Sayang, permainan solid Arsenal, terutama tiga bek tengah mereka, tak bisa ditembus.
Manajer Arsenal, Arsene Wenger mengakui pola tiga bek menjadi senjata utama kala menekuk Manchester United. Kemenangan tersebut, plus dua clean sheets dan empat kemenangan dari lima pertandingan terakhir, menjadi bukti pola baru tiga bek tengah sangat menjanjikan.
"Kami bermain solid kontra Manchester United, dan saya harus mengatakan hasil itu sangat memberi semantar. Komunikasi antar-pemain berlangsung bagus, dan kami terjalin satu sama lain. Secara umum, formasi ini sangat positif," jelas Wenger.
Bek sayap kiri, Kieran Gibbs percaya, perubahan pola bertahan Arsenal dengan menggunakan pola tiga bek, mulai mendapatkan hadiah. Ia mengaku seluruh personel tim belajar secara cepat guna mengerti pola trio lini belakang tersebut.
"Saya pikir formasi ini sangat bagus bagi tim. Setelah kalah, Anda harus butuh mengubah sesuatu, dan itu memberi kesempatan kepada setiap pemain, seperti saya, untuk belajar. Saya senang bisa bermain reguler," kata Gibbs.
Secara khusus, Gibbs berterima kasih terhadap formasi tiga bek ala Wenger. Maklum, ia tak bermain secara reguler sejak Februari, sebelum sang bos menggunakan sistem tiga bek sentral sejajar.
"Saya yakin bisa beradaptasi dengan hal-hal baru seperti ini. Kuncinya, setiap pemain Arsenal harus cepat beradaptasi dengan apa yang ada di lapangan, dan bagaimana akan menjalankan formasi ini," tegas Gibbs.
Arsenal akan menjalani laga tandang ke markas Southampton, pada tengah pekan ini. Raihan tiga angka menjadi barang wajib jika ingin mendekati zona empat besar, yang saat ini ditempat Manchester City.
Sumber: BBC, Arsenal.com