Bola.com, Toronto - Toronto Raptors memiliki banyak pertanyaan yang harus dijawab dalam dua bulan ke depan. Salah satunya adalah bagaimana Anda mengukur kesuksesan 82 gim musim reguler vs tereliminasi dari playoff dengan cara disapu bersih Cleveland Cavaliers?
Pada musim reguler, Raptors memiliki rekor yang sama dengan Cavaliers tapi memiliki point differential yang lebih baik. Toronto merupakan salah satu dari hanya tiga tim - dan satu-satunya di Wilayah Timur - yang masuk top 10 dalam efisiensi offensive dan defensive.
Baca Juga
Pada trade deadline, tim Raptors tampak lebih kuat menuju playoff setelah menambah kekuatan defense dan versatility dalam diri Serge Ibaka dan P.J. Tucker. Toronto lalu mencatat rekor 14-7 tanpa pemain terbaik mereka (Kyle Lowry) dan ketika dia kembali bermain, Raptors begitu menakutkan.
Namun, setelah menang susah payah atas Milwaukee Bucks pada putaran pertama playoff NBA 2017, langkah Raptors berakhir tragis. Mereka kalah dari Cavaliers satu putaran lebih awal dan dua gim lebih sedikit dibanding tahun lalu. Faktor utama di balik kekalahan Raptors adalah absennya Lowry pada Gim 3 dan 4. Tucker juga seharusnya menjadi pengawal utama LeBron James sejak awal seri. Selain itu, Raptors terlalu banyak menyia-nyiakan open shots.
Bukan tanpa alasan Cavs menembak lebih baik daripada Raptors. Mereka memiliki shooter yang lebih bagus dan menerima operan dari pemain terbaik di dunia (LeBron James). Andai Lowry tak cedera, Raptors mungkin hanya bisa mencuri satu kemenangan kandang.
Perbedaan antara Cavs vs Raptors pada musim reguler dan playoff - plus faktor istirahat dan kebugaran pemain - menambah alasan bagi NBA untuk mengevaluasi lamanya musim reguler. Jika apa yang kedua tim lakukan selama 82 gim musim reguler jadi tak berarti pada tujuh hari pertama Mei, lalu apa pentingnya 82 gim itu?
Pertanyaan di atas itu untuk Adam Silver. Pertanyaan buat general manager Raptors Masai Ujiri adalah mau dibawa ke mana tim mereka sekarang? Pertanyaan itu tak mudah dijawab dan mungkin tak ada jawaban yang pasti juga pada saat ini karena James masih akan jadi batu sandungan mereka dalam beberapa tahun ke depan.
Raptors mesti berbenah jika ingin jadi kandidat juara yang sebenarnya. Namun, apakah cukup hanya jadi kandidat? Apakah Sacramento Kings tak ingin berada di posisi Raptors sekarang? Apakah Kings tak ingin kembali ke posisi mereka 15 tahun lalu saat delapan musim beruntun selalu lolos ke playoff tapi tak pernah masuk Final?
Jawabannya adalah tidak. Semua tim tak ada yang mau berstatus sebagai medioker. Namun, Raptors bukan tim medioker karena mereka adalah salah satu dari delapan tim terbaik di liga dari berbagai aspek.
Ujiri ingin meraih pencapaian yang lebih tinggi, tapi bagaimana caranya? Apakah dia akan mengganti pelatih Dwane Casey, salah satu pelatih top 10 di liga dalam empat musim terakhir?
Apakah dengan membangun tim di sekitar DeMar DeRozan bisa membentuk tim yang bagus dalam offense di playoff? Jika melihat statistik tiga tahun terakhir di mana rataan poin Raptors lebih rendah pada playoff ketimbang pada musim reguler, jawabannya pasti tidak. Namun, DeRozan masih terikat kontrak minimal hingga tiga tahun ke depan.
Mana yang lebih baik, melepas Lowry atau memperpanjang kontraknya dengan risiko membayar gaji mahal saat dia sudah 35 tahun? Apakah mempertahankan Serge Ibaka bisa memperkuat defense mereka? Jika iya, bagaimana dengan nasib Jonas Valanciunas? Dan jika Tucker menjadi defensive stopper tim yang baru, bagaimana dengan DeMarre Carroll?
Masa depan Toronto Raptors saat ini tampak rumit. Mungkin pekerjaan Ujiri akan lebih mudah jika rekor timnya tak bagus pada musim reguler atau tak kalah telak dari Cleveland Cavaliers pada semifinal wilayah. Satu hal yang pasti, era Raptors saat ini sedang berada di persimpangan jalan.