Bola.com, Karawaci - Dua pemain Timnas Indonesia U-22, Muhammad Nasir dan Gian Zola, mengungkapkan perbedaan gaya berlatih yang diterapkan saat pemusatan latihan Timnas Indonesia U-22 dengan ketika berlatih di level klub. Pemain Arema dan Persib itu melihat hal positif dari perbedaan itu.
Baik Nasir maupun Zola sama-sama bergabung bersama Timnas Indonesia U-22 sejak tahap-tahap awal pembentukan tim. Jadi, mereka saat ini sudah cukup terbiasa dengan karakter atau kebiasaan melatih Luis Milla.
"Luis Milla tidak menekankan pola permainan hingga sejauh ini, tapi meminta kami meningkatkan daya pressing terhadap lawan. Tentu dalam setiap latihan kami berkembang," ujar Nasir.
"Memang awalnya sedikit ada kesulitan karena coach Luis meminta kami untuk bermain dengan dua sentuhan, padahal di klub kami diminta lebih sering untuk menggiring bola. Namun, tak masalah karena yang penting ilmu saya bisa bertambah," lanjutnya.
Baca Juga
Bagi Gian Zola, tidak banyak perbedaan antara Luis Milla dan pelatihnya di Persib, Djadjang Nurdjaman. Hanya, Zola mengakui karakter Luis Milla sedikit lebih keras.
"Baik coach Luis Milla atau coach Djadjang sama saja. Dua pelatih itu menekankan disiplin yang tinggi, baik di dalam maupun di luar lapangan. Itu kunci penting dari kedua pelatih," timpal Zola.
"Karakter Luis Milla memang saya akui sedikit lebih keras. Namun, itu semua juga demi kebaikan pemain," lanjut gelandang berpostur mungil andalan Persib itu.
Di sisi lain, Timnas Indonesia U-22 mengakhiri pemusatan latihan kelima pada hari ini, Rabu (10/5/2017). Tim Garuda Muda akan kembali berkumpul lagi pada 22 Mei 2017 untuk kembali melakukan pemusatan latihan dan laga uji coba di Bali.