Distribusi Final Liga Champions: Ladang Perang Spanyol dan Italia

oleh Nurfahmi Budi diperbarui 11 Mei 2017, 13:02 WIB
Bek Juventus, Paolo Montero (kanan) berduel dengan striker Real Madrid, Predrag Mijatovic, pada laga final Liga Champions 1997-1998 di Amsterdam (20/5/1998). Juventus dan Real Madrid bertemu lagi pada final Liga Champions 2016-2017. (EPA/Toussaint Kluite

Bola.com, London - Pertemuan Juventus kontra Real Madrid pada laga final Liga Champions memunculkan memori persaingan Italia dan Spanyol di koridor antarklub se-Eropa. Khusus di level tertinggi, baik saat bernama Piala Champions atau Liga Champions, perwakilan dua negara tampil dominan di final.

Advertisement

Status sebagai finalis, yang berujung pada posisi juara dan runner-up, menjadi titik terbanyak bagi La Liga dan Serie A. Sepanjang sejarah Piala Champions dan Liga Champions, dua negara sudah mengenyam masing-masing 27 pengalaman di final.

Secara statistik, Spanyol merasakan status juara sebanyak 16 kali, plus 11 kali runner-up. Sayang, gelar-gelar tersebut terlalu didominasi dua tim raksasa, Real Madrid dan Barcelona. Sementara Italia terbagi atas 12 trofi juara plus runner-up sebanyak 15 kali.

Inggris menyamai catatan juara Italia, namun dari sisi finalis, Inggris hanya sanggup merasakan 19 partai pamungkas, dengan 7 di antaranya berstatus runner-up. Tak pelak, perjumpaan Juventus dan Real Madrid pada musim ini, membuat Spanyol serta Italia kembali mengoleksi angka yang sama dari sisi penampilan di final.

Selain Spanyol, Italia dan Inggris, di bawah mereka ada Jerman (7 juara dan 10 runnerup), Belanda (6 juara dan 2 runner-up), Portugal (4 juara dan 5 runner-up), Prancis (1 juara dan 5 runner-up), Skotlandia (1 juara dan 1 runner-up), Rumania (1 juara dan 1 runner-up), Yugoslavia (1 juara dan 1 runner-up), Yunani (1 runner-up), Belgia (1 runner-up) dan Swedia (1 runner-up).

2 dari 4 halaman

Spanyol

Kubu Spanyol merasakan gelar perdana pada saat Real Madrid menjadi juara pada 1956. Kala itu, Real Madrid menaklukkan wakil Prancis, Stade Reims dengan skor 4-3 (13/6/1956).

Gol-gol Real Madrid berasal dari aksi Di Stéfano (14'), Rial (30', 79') dan Marquitos (67'). Tiga gol balasan 'tuan rumah' dilesakkan Leblond (6'), Templin (10') dan Hidalgo (62'). Laga di Parc des Princes, Paris, tersebut menjadi tonggak awal keberhasilan Real Madrid di arena Eropa.

Setelah itu, Real Madrid menuai gelar juara pada tahun 1957, 1958, 1959, 1960, 1966, 1998, 2000, 2002, 2014 dan 2016. Tak hanya itu, Real Madrid sempat mengoleksi tiga posisi runner-up, yakni pada tahun 1962, 1964 dan 1981.

Sementara sang rival abadi, Barcelona, baru meraih trofi juara pada 1992. Namun, pencapaian tersebut menjadikan Barcelona sebagai tim terakhir yang merasakan gelar juara kala turnamen masih berlabel Piala Champions.

Pada laga final 1991-1992, Barcelona menekuk wakil Italia, Sampdoria dengan skor 1-0. Gol tunggal di Stadion Wembley tersebut berasal dari kaki Ronald Koeman pada menit ke-112.

Setelah gelar tersebut, Barcelona baru bisa menuai trofi juara lagi pada 2006, 2009, 2011 dan 2015. Barcelona tercatat sebagai runner-up edisi 1961, 1986 dan 1994. Tim lain asal La Liga yang berhasil menembus final, meski gagal juara, adalah Atlético Madrid (1974, 2014, 2016) dan Valencia (2000, 2001).

3 dari 4 halaman

Italia

Berbeda dengan Spanyol, koleksi juara Italia cenderung tak dimonopoli dua tim, melainkan tiga tim. AC Milan, Inter Milan dan Juventus, memberi kejayaan terhadap Italia sebanyak 12 kali juara.

AC Milan menjadi tim pertama yang mampu merengkuh trofi juara tersebut pada tahun 1963. Pada partai final di Stadion Wembley (22/5/1963) tersebut, AC Milan menekuk Benfica dengan skor 2-1. Dua gol AC Milan berasal dari Jose Altafini pada menit ke-58 dan 66'. Benfica hanya bisa mencetak satu gol via sosok lengedaris mereka, Eusebio pada menit ke-18.

Setelah itu, AC Milan menuai gelar juara pada 1969, 1989, 1990, 1994, 2003 dan 2007. AC Milan juga menjadi tim pertama asal Italia yang bisa merebut juara saat turnamen berubah nama menjadi Liga Champions, yakni pada musim 1993-1994.

Kala itu AC Milan berpesta empat gol tanpa balas ke gawang Barcelona. Empat gol di Stadion Olimpiade Athena (18/5/1994) tersebut berasal dari Daniele Massaro pada menit ke-22 dan dua menit injury time babak pertama, Dejan Savićević (47') dan Marcel Desailly (58').

Setelah AC Milan, Inter Milan menjadi pengoleksi terbanyak kedua dengan raihan 3 gelar juara dan dua posisi runner-up. Juventus menuai dua gelar juara, yakni pada 1985 dan 1996.

Selain juara, nama-nama di atas juga merasakan kekalahan di final. AC Milan merasakan itu pada tahun 1958, 1993, 1995 dan 2005, lalu Inter Milan (1967, 1972), Juventus (1973, 1983, 1997, 1998, 2003, 2015), Fiorentina (1957), AS Roma (1984) dan Sampdoria (1992).

4 dari 4 halaman

Inggris

Klub-klub Inggris sempat merajai Piala Champions. Liverpool mengoleksi lima gelar juara, yakni pada 1977, 1978, 1981, 1984 dan 2005. Setelah itu berturut-turut Manchester United (1968, 1999, 2008), Nottingham Forest (1979, 1980), Chelsea (2012) dan Aston Villa (1982).

Sekadar memori, gelar pertama jawara Eropa milik Inggris diraih Manchester United (29/5/1968). Kala itu Manchester United menaklukkan perlawanan sengit Benfica dengan skor 4-1.

Empat gol Manchester United berkat aksi Bobby Charlton (53', 99'), George Best (92') dan Brian Kidd (94'). Benfica mendapat gol dari aksi Jaime Graca, pada menit ke-79. Gol tersebut yang membuat pertandingan harus berlanjut ke perpanjangan waktu.

Sumber: Berbagai sumber

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, La Liga, Liga Champions, dan Liga Europa, dengan kualitas HD di sini