Bola.com, Bandung - Penampilan pemain muda Persib Bandung, Gian Zola Nasrulloh, sebagai gelandang serang semakin hari makin ciamik. Tidak heran bila pelatih Persib, Djadjang Nurdjaman, semakin memercayainya dengan memberi kesempatan bermain lebih sering kepada Zola.
Apalagi, adanya regulasi pemain U-23 dalam kompetisi musim ini, membuat Zola memiliki panggung lebih luas di Liga 1 2017.
Bukan tidak mungkin, tidak lama lagi ia bisa menggantikan peran para seniornya yang meninggalkan jejak kuat di kalangan bobotoh Persib, seperti Makan Konate maupun Firman Utina.
Baca Juga
Namun, hingga pekan keenam musim ini, Zola tidak sepenuhnya ajeg memperkuat Persib. Bukan karena performanya dianggap turun melainkan karena ia harus bergabung dalam pemusatan latihan Timnas Indonesia U-22.
Lantas, apa kata Zola perihal penampilannya di awal musim ini? Apakah cukup berbeban baginya untuk menerima mandat sebagai penerus Firman Utina atau Makan Konate di Persib? Berikut ini wawancara Bola.com dengan Gian Zola Nasrulloh.
Dari waktu ke waktu penampilan Anda semakin kinclong. Ada hal khusus yang memotivasi Anda?
Biasa saja... Tapi, yang jelas saya selalu berusaha tampil lebih bagus dari pertandingan ke pertandingan. Saya juga selalu mengevaluasi penampilan saya terus.
Apakah Anda merasa bisa menggantikan peran pemain senior di Persib dulu, semisal Firman Utina atau Makan Konate?
Saya ingin menjadi diri sendiri. Tapi, memang mereka (Firman Utina dan Makan Konate) anutan saya sebagai pemain muda. Tidak hanya mereka, semua pemain senior di sini bagi saya bisa dipetik ilmunya.
Apalagi selama ini saya selalu berbagi dengan pemain-pemain senior. Michael Essien juga cepat membaur dan selalu memberi motivasi sehingga para pemain muda seperti saya bisa lebih percaya diri.
Apakah memang Anda merasa penampilan Anda semakin baik?
Ya. Lama-lama, Alhamdulillah, saya merasa enak dan enjoy bermain. Tapi, baik atau tidaknya hanya pelatih yang bisa menilai atau bobotoh. Yang pasti saya sekarang lebih mengerti dengan permainan Persib.
Siapa striker yang enak diajak kerja sama sementara penghuni lini depan Persib kerap berubah?
Bagi saya siapapun enak, yang penting ada komunikasi. Intinya harus sering komunikasi dengan striker, juga dengan pemain-pemain sayap. Komunikasi tidak hanya di mes tapi juga di lapangan.
Performa Anda yang semakin berkembang ini, apakah salah satu dampak gabung dengan timnas?
Kalau soal perkembangan, saya kira pelatih dan penonton yang menilai. Tapi, saya pribadi memang punya ilmu tambahan setelah gabung bersama timnas dan bisa mengaplikasikannya di lapangan. Saya pun lebih enjoy dan semakin percaya diri.
Selain itu, apa yang membuat performa Anda semakin kinclong?
Saya selalu melihat rekaman video pemain-pemain dunia, bagaimana cara mereka bermain, seperti Chanathip Songkrasin (pemain timnas Thailand), posturnya kecil tapi mainnya bagus. Termasuk pula pemain dunia lainnya.
Ngomong-ngomong, apa tidak melelahkan bolak-balik dipanggil timnas dan ke Persib?
Jalani saja. Kalau lelah iya, tapi ini sudah profesi saya sebagai pesepak bola. Jalani saja sehingga tidak terasa karena sudah biasa. Nanti tanggal 22 Mei 2017 kumpul kembali bersama timnas di Bali. Jadi, saat pertandingan melawan Borneo, saya masih bisa main untuk Persib.
Seberapa besar keinginan untuk mencetak gol?
Insya Allah kalau sudah waktunya. Saya ingin memberikan kontribusi buat Persib. Tapi, yang penting Persib menang dulu, siapapun yang mencetak gol.
Mimpi atau harapan Anda setelah jadi starter di Persib?
Yang pasti saya berharap kualitas saya sebagai pemain terus meningkat dan berharap bisa membawa Persib juara juga berprestasi bersama timnas. Mudah-mudahan terwujud.