Bola.com, Lamongan - Berstatus sebagai marquee player, Jose Manuel Barbosa Alves atau yang juga biasa dikenal sebagai Jose Coelho, di beberapa pertandingan terakhir Persela Lamongan justru lebih sering duduk di bangku cadangan. Terhitung, sudah tiga pertandingan ia masuk ke lapangan sebagai pemain pengganti.
Sejak dicadangkan saat Persela menghadapi Persija (10/5/2017), Coelho selalu mengawali laga dari bench pemain. Awalnya pelatih Persela, Herry Kiswanto, mengungkapkan persoalan lambatnya adaptasi sang pemain menjadi penyebab eks pemain Benfica ini tidak lagi masuk dalam 11 pemain starter Persela.
Coelho disebut sulit beradaptasi dengan perbedaan waktu antara Eropa dengan Indonesia. Hal ini menyebabkan dirinya sulit tidur di malam hari. Berhari-hari gelandang asal Portugal itu baru mulai tidur menjelang subuh.
Padahal, ia harus mengikuti sesi latihan pagi yang dimulai jam 07.00 WIB. Akibat masalah ini pula, Coelho dianggap tidak bisa tampil maksimal lantaran kebugarannya terganggu.
Baca Juga
Namun, saat konferensi pers seusai Persela menggulung Arema FC 4-0, Minggu (21/5/2017), Herry Kiswanto menyiratkan pesan berbeda ketika ditanya soal Coelho yang hingga kini dicadangkan.
"Saya akan berikan gambaran kepada manajemen, sosok pemain seperti apa yang cocok dengan karakter pemainan yang saya terapkan," tutur Herkis, sapaan sang pelatih, tanpa memberikan gambaran mengenai karakter permainan Coelho yang kurang di matanya.
Ungkapan Herkis bisa jadi pertanda Coelho bakal sulit mendapatkan tempat sebagai pemain starter bila ia tidak sesuai dengan karakter yang diinginkan sang pelatih. Bisa jadi, gaya permainan Coelho yang flamboyan tidak sesuai dengan gaya permainan keras, ngotot, dan bertenaga yang diusung Persela.
Hingga kini, Herkis belum bisa menjamin Coelho bisa mendapatkan posisi di tim inti kembali. Ada kemungkinan Coelho bakal sulit menggeser posisi pemain yang ada bila gaya permainannya masih sama. "Hal itu tergantung Coelho," ujar Herkis singkat.
Bila memang Coelho lebih sering duduk di bangku cadangan, tentu sebuah kerugian bagi Persela. Sebab, pemain tersebut direkrut dengan banderol tinggi mengingat statusnya sebagai marquee player.