Bola.com, Bekasi - Striker Semen Padang, Marcel Sacramento, memilih bungkam saat ditanya mengenai insiden kartu merah yang diterimanya di pertandingan kontra Bhayangkara FC di Stadion Patriot, Bekasi, Sabtu (20/5/2017). Striker asal Brasil itu bungkam karena tidak ingin sanksi yang diterimanya akan menjadi lebih berat.
Marcel Sacramento mendapatkan kartu merah pada menit ke-66 pertandingan antara Bhayangkara FC dan Semen Padang yang berakhir 1-0 untuk tim tuan rumah. Marcel dikartu merah usai melancarkan protes kepada wasit yang diikuti dengan mengaitkan kakinya ke kaki wasit saat sang pengadil lapangan berlari.
Ditemui Bola.com seusai laga antara Persija Jakarta dan Bali United, Minggu (21/5/2017) malam, Marcel tidak ingin bicara banyak karena hal negatif baru saja terjadi. Menurutnya, jika ia bicara justru berpotensi membuat hukuman untuknya semakin bertambah.
"Tidak, saya tidak ingin bicara karena tim saya baru saja kalah. Jika saya bicara itu bisa semakin buruk," ujar Marcel Sacramento, Minggu (21/5/2017) malam.
"Saya kemarin mendapatkan kartu merah dan saya tidak ingin mendapat sanksi lebih berat dengan bicara kepada media. Nanti pernyataan saya yang muncul di media malah menjadi bukti untuk federasi PSSI menambah hukuman bagi saya, tentu saya tidak ingin seperti itu," lanjutnya.
Baca Juga
Marcel Sacramento mendapatkan kartu merah karena melakukan protes keras kepada wasit yang diakhiri dengan mengaitkan kakinya ke kaki wasit yang tengah berlari. Pemain asal Brasil itu tampak kesal karena berulangkali dirinya dilanggar pemain Bhayangkara FC, tetapi wasit tidak bertindak.
Puncaknya ketika ia dilanggar tak jauh dari kotak penalti Bhayangkara FC, wasit juga memilih diam dan melanjutkan pertandingan. Terlihat kesal, Marcel berlari ke arah wasit dan melakukan protes. Tetap tidak mendapatkan tanggapan dari wasit, Marcel mengaitkan kakinya kepada wasit sehingga sang pengadil lapangan berhenti dan memberinya kartu merah.
Selain terancam sanksi Komdis PSSI, Marcel Sacramento juga berpotensi menerima sanksi tambahan dari manajemen Semen Padang karena aksi itu dianggap tidak layak dilakukan baik sebagai pemain asing yang semestinya jadi anutan serta statusnya sebagai kapten tim.