Bola.com, Miami - Apa yang akan terjadi dengan Chris Bosh sekarang?
Pada pekan lalu The South Florida Sun-Sentinel melaporkan Miami Heat, Bosh, dan NBA hampir merampungkan negosiasi yang membebaskan Miami dari kewajiban membayar sisa salary cap Bosh yang nilainya mencapai lebih dari 52 juta dolar AS atau Rp 693 miliar hingga akhir musim 2018/2019, sedangkan Bosh mendapatkan semua uangnya dan bebas bergabung dengan tim lain.
Baca Juga
Bosh melewati mayoritas pertandingan dalam dua musim terakhir dan hanya bermain dalam 97 gim sejak awal musim 2014/2015 setelah didagnosis mengalami blood clots (pembekuan darah) yang berpotensi mengancam nyawanya jika darah beku itu masuk ke paru-paru dan tak langsung mendapat penanganan medis. Nyawa Bosh bisa berada dalam bahaya jika dia mengalami luka dan pendarahan saat bertanding di lapangan.
The National Blood Clot Alliance memperkirakan sebanyak 274 orang meninggal dunia setiap harinya karena blood clots. Artinya, setiap tahun ada sekitar 100-300 ribu orang yang meninggal dunia karena clots atau lebih banyak daripada gabungan jumlah total orang yang meninggal dunia setiap tahunnya karena AIDS, kanker payudara, dan kecelakaan mobil.
The Centers for Disease Control mengatakan seperempat orang langsung meninggal dunia tak lama setelah didiagnosis menderita clots. Sekitar 10-30 persen penderita clots meninggal dunia berselang sebulan setelah diagnosis dan sepertiga lainnya meninggal dunia berselang satu dekade setelah diagnosis.
Bosh, yang kini berusia 33 tahun, tak bermain sama sekali pada musim ini setelah gagal lolos tes medis yang digelar dokter tim Miami menjelang pemusatan latihan pada Oktober 2016. Setelah itu, presiden tim Pat Rilet mengatakan kemungkinan musim ini merupakan musim terakhir Bosh bersama Heat.
Bosh sempat berkeras bahwa dia bisa bermain meski menderita clots seperti beberapa atlet profesional dari cabang olahraga lain. Dia merujuk kepada Serena Williams yang masih bisa melanjutkan karier tenisnya setelah didiagnosis menderita clots pada 2011. Pada musim panas tahun lalu, Bosh juga mengatakan ada beberapa dokter yang menjamin dia masih bisa terus bermain. Namun, setelah gagal lolos tes medis, Bosh tak lagi berargumen dan memilih menyelesaikan kontraknya dengan tim dan NBA.
Berdasarkan peraturan Collective Bargaining Agreement yang berlaku saat ini, Heat masih harus menanggung salary cap Bosh jika dia bergabung dengan tim lain sebelum musim depan. Situasi itu akan menyulitkan Miami untuk agresif pada bursa free agency. Heat akan kesulitan mendatangkan pemain bagus bergaji mahal karena pengeluaran tim untuk gaji pemain akan semakin membengkak.
Karena itu, kesepakatan dengan Chris Bosh dan NBA terkait pembebasan salary cap Bosh sangat penting bagi Miami Heat.
Risiko Besar
Yang kini jadi pertanyaan adalah, adakah tim yang mau mengontrak Bosh?
Jika Bosh tak memiliki masalah kesehatan, dia tentu akan tetap bermain untuk Miami pada musim ini. Namun, pemain yang 11 kali terpilih masuk All-Star itu kini tak cuma harus membuktikan bisa lolos tes medis, tapi juga tak menjadi risiko terkait kesehatan dan finansial bagi tim yang berminat kepadanya.
Mayoritas petinggi tim NBA mengaku tertarik mengontrak Bosh, tapi mereka yakin akan sulit menemukan dokter yang bersedia meloloskan Bosh dari tes medis.
"Risikonya terlalu besar. Sampai situasi terkait kondisi kesehatannya berubah, saya tak yakin ada tim yang bersedia mengambil risiko besar itu. Kami tak ingin insiden tragis terjadi," kata salah satu eksekutif tim dari Wilayah Barat yang namanya dirahasiakan seperti dikutip dari situs resmi NBA.
Memang pernah ada kasus di mana tim mengabaikan kondisi fisik pemain, seperti ketika New York Knicks mengontrak forward Amare Stoudemire yang punya riwayat cedera lutut kronis senilai 100 juta dolar AS (Rp 1,3 triliun) pada 2010. Masalahnya, situasi Bosh lebih pelik ketimbang pemain yang rentan cedera lutut.
"Miami saja yang punya banyak alasan untuk memainkan Bosh tak bisa menemukan dokter yang bisa meloloskannya dari tes medis, apalagi tim lain," ujar eksekutif tim Wilayah Barat lainnya.
Jika sehat, Chris Bosh punya talenta untuk membantu sebuah tim sekadar lolos ke playoff. Namun, sulit menemukan tim yang bersedia melakukan perjudian dengan mengontraknya saat ini. Seluruh tim lebih menginginkan Bosh kembali sehat sehingga bisa menikmati hidup setelah pensiun.