Dewi Putri Sungging, Antara Basket dan Impian Jadi Diplomat

oleh Andhika Putra diperbarui 31 Mei 2017, 13:00 WIB
Dewi Putri Sungging Sari tak hanya memiliki impian besar di dunia basket, tapi juga bercita-cita menjadi seorang diplomat.(Bola.com/Adreanus Titus)

Bola.com, Jakarta - Bermandi keringat, lelah, dan tak jarang berjibaku dengan luka memar. Begitulah keseharian Dewi Putri Sungging Sari sejak memilih meniti karier di kancah basket. 

Perjalanan Sungging dalam menekuni basket awalnya cukup berliku. Kedua orang tuanya sempat tak memberi dukungan karena berharap Sungging fokus ke kegiatan lain.

Advertisement

"Ketika masuk SMP (sekolah menengah pertama), Mama dan Papa sempat melarang saya bermain basket. Mereka kayaknya ingin anaknya ini mengikuti kegiatan yang lebih feminin," ujar Sungging ketika berkunjung ke kantor Bola.com, pada awal Mei 2017. 

Namun, Sungging tak menyerah begitu saja. Dia memperjuangkan pilihannya, dengan tetap nekat bermain basket. Setelah meraih prestasi demi prestasi, kedua orang tuanya luluh. Mereka tak lagi menentang pilihan perempuan kelahiran 17 Mei 1997 tersebut. 

Pada level junior, Sungging telah meraih beberapa prestasi dan tampil di beberapa ajang bergengsi kelas nasional dan internasional. Sungging pernah meraih gelar di Kejuaraan Nasional 2014, juara Loop 3x3 2014, dan mewakili Indonesia di ajang ASEAN School Games 2014.

Dewi Putri Sungging Sari (Bola.com/Nicklas Hanoatubun /Adreanus Titus)

"Saya selalu memiliki keyakinan kalau kita bisa meraih apapun di dunia asal mau berusaha dengan maksimal. Itu yang menjadi pegangan saya selama ini sehingga bisa meraih berbagai prestasi di basket," tutur penggemar Mario Wuysang tersebut.

Tekad Sungging fokus merajut karier di basket membuat pada suatu titik dirinya harus memilih dan berkorban. Salah satunya menjelang PON 2016 di Jawa Barat. Demi fokus mempersiapkan diri menghadapi PON, Sungging memutuskan menunda kuliah selama setahun. Namun, pengorbaan Sungging tersebut terbayar manis dengan keberhasilan tim Jawa Tengah yang dibelanya meraih medali emas di PON 2016.

Di partai final Sungging sukses membantu Jawa Tengah menang dramatis atas tim DKI Jakarta dengan skor 52-46. Sungging menyebut kesuksesan meraih medali emas di ajang PON 2016 tak lepas dari latihan keras selama satu tahun penuh.

"Latihan untuk PON itu sama sekali tidak main-main. Setiap hari saya melahap tiga menu latihan yang terkadang membuat saya ingin menyerah. Namun, semua itu terbayar lunas dengan medali emas yang saya dapatkan dan momen tersebut tak akan pernah saya lupakan," ujar Dewi Putri Sungging Sari.

2 dari 2 halaman

Impian Menjadi Diplomat

Menjadi Diplomat

Setelah menyabet medali emas PON 2016, Sungging kemudian memilih melanjutkan pendidikan di Universitas Pelita Harapan, dengan mengambil jurusan ilmu Hubungan Internasional. Perjalanan saat membela tim nasional basket junior Indonesia ke Sri Lanka membuat Sungging tertarik menjadi diplomat.

"Ketika pertama kali tahu bagaimana pekerjaan seorang diplomat saya tidak berpikir dua kali untuk mengambil jurusan Hubungan Internasional. Cita-cita saya ingin bisa memperkenalkan budaya Indonesia di dunia internasional suatu saat nanti," tutur penggemar Chris Paul tersebut.

Impian terdekatnya adalah bisa bermain di Sea Games bersama tim basket putri Indonesia. (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Meski bercita-cita menjadi diplomat, Sungging tak ingin meninggalkan basket. Gadis kelahiran Semarang tersebut tetap aktif bermain untuk tim Universitas Pelita Harapan dan menjalani karier sebagai pebasket profesional bersama klub Sahabat Semarang.

Bermain di Liga Mahasiswa dan klub profesional tak membuat Sungging kesulitan membagi waktu untuk belajar demi mengejar cita-citanya menjadi diplomat. Bahkan Sungging menganggap pengalaman bermain di tim Universitas Pelita Harapan dan klub Sahabat Semarang telah memberikan warna yang berbeda dalam permainan basketnya.

"Dari segi permainan memang berbeda, di Sahabat kami dituntut untuk mengeluarkan segala kemampuan untuk bisa meraih kemenangan. Namun, saya mendapat banyak ilmu dari bermain untuk tim Universitas Pelita Harapan," tutur Sungging.

Impian terbesar Sungging di basket saat ini adalah mendapat kesempatan membela tim nasional basket putri di level senior pada ajang internasional. Meski sempat mendapat panggilan pelatnas beberapa waktu lalu, Sungging tak yakin bisa membela tim Garuda untuk SEA Games 2017 di Malaysia.

"Masih banyak yang harus saya pelajari dan kemampuan pemain lain yang lebih senior juga jauh di atas saya. Kemungkinan untuk SEA Games ini belum bisa membela tim nasional, tapi saya yakin kesempatan itu akan datang," ungkap pemain berposisi point guard tersebut.

Prestasi Dewi Putri Sungging Sari pada ajang basket juga terbilang banyak yakni Juara Pertama Loop 3x3 dan Juara Pertama Kejurnas 2014, serta tampil pada ajang 3x3 World Championships. (Bola.com/Nickas Hanoatubun)

Sungging menyadari tak selamanya menempuh jalan mulus dalam mengejar maupun memperjuangkan cita-citanya. Kadang dia menemui tembok penghalang. Namun, Sungging tak mau terpuruk. Sebuah kalimat motivasi dari penulis asal Amerika Serikat, Norman Vincent Peale, yang berbunyi, "You Can If You Think You Can," selalu menjadi penyemangat Sungging ketika sedang terpuruk.

"Saya tahu tidak gampang untuk bisa menjalani karier sebagai pebasket dan meraih cita-cita sebagai diplomat. Tapi, saya selalu percaya dengan kemampuan yang saya miliki dan itu menjadi pegangan saya dalam menjalani hidup," tutur Dewi Putri Sungging Sari.