Bola.com, Jakarta - Indonesia Open bukan sekadar turnamen bulutangkis biasa. Turnamen ini merupakan paduan suguhan skill-skill mumpuni para pemain dunia dan gairah besar fans bulutangkis Indonesia.
Tak heran, Indonesia Open selalu menjanjikan atmosfer spesial. Teriakan penonton yang hampir tanda henti, tepuk tangan gemuruh, hingga tingkah kocak para atmosfer membuat Indonesia Open sangat dirindukan. Bukan hanya pemain tuan rumah yang rindu suasana Indonesia Open, tapi juga pemain-pemain asing.
Baca Juga
Lee Yong-dae, Carolina Marin, dan Lee Chong Wei merupakan segelintir pemain yang selalu mendapat dukungan hangat publik Indonesia. Sayangnya, pada tahun ini Lee Yong-dae tak lagi menyapa publik Indonesia Open karena sudah mundur dari timnas Korea.
"Bisa jadi juara Indonesia Open merupakan kebanggaan buat kami. Kami berterima kasih atas dukungan suporter yang begitu luar biasa," ujar pasangan Lee Yong-dae saat tampil di Indonesia Open 2016, Yoo Yeon-seong.
Selepas laga, Lee Yong-dae membuka baju dan memberikannya kepada penonton di tribune. Dia juga melempar raket buat penonton. Gestur Lee Yong-dae mendapat apresiasi besar dari suporter.
"Kami sangat bersyukur karena mendapat banyak dukungan di Istora. Karena itu, saya dan Lee Yong-dae memberikan kaus, raket, atau hal kecil lainnya sebagai ucapan terima kasih buat fans," tutur Yoo Yeon-seong.
Kekaguman terhadap atmosfer Indonesia Open juga pernah diungkapkan ganda putri Jepang, Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi; ganda campuran Inggris, Chris Adcock/Gabrielle Adcock; ganda campuran Denmark, Fischer Nielsen/Christinna Pedersen. Mereka terkesan dengan dukungan total suporter Indonesia yang seperti tak kenal lelah. Bahkan, Lee Yong-dae dan Marin merasa seperti tampil di kandang saat bermain di Indonesia Open.
Para pesohor bulutangkis dunia tersebut sepakat atmosfer di Indonesia Open tak bisa ditemui pada turnamen-turnamen lainnya. Indonesia Open selalu unik dan spesial.
Atmosfer heboh dan spesial tersebut dipastikan bakal kembali ditemui pada Indonesia Open 2017. Tahun ini, turnamen level super series premier tersebut akan digelar pada 12-18 Juni 2017. Jika bisanya digelar di Istora Senayan, tahun ini venue Indonesia Open dipindah ke Plenary Hall, Jakarta Convention Centre, Jakarta. Istora Senayan tidak bisa dipakai karena sedang direnovasi untuk Asian Games 2018.
Sejarah Indonesia Open
Meski baru diakui sebagai salah satu ajang super series dunia pada 2007, Indonesia Open sejatinya merupakan kompetisi bulutangkis yang memiliki sejarah panjang di Tanah Air. Pada masa keemasannya, Indonesia Open merupakan ajang bagi para pebulutangkis Indonesia untuk unjuk gigi di hadapan atlet dari negara lain seperti China, Malaysia, Jepang, dan Korea Selatan.
Ide untuk menggelar kompetisi Indonesia Open muncul dari Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI) pada 1982. Pada tahun itu, Icuk Sugiarto keluar sebagai juara di kategori tunggal putra dan Verawaty Fajrin berhasil memenangi sektor tunggal putri.
Sepanjang sejarah penyelenggaraannya, Indonesia Open tak selalu digelar di Jakarta. Beberapa kota seperti Samarinda (1990), Bandung (1991), Semarang (1992), Yogyakarta (1994), Denpasar (1999), Surabaya (2002) dan Batam (2003) sempat menjadi tuan rumah Indonesia Open.
Dalam tujuh tahun terakhir, prestasi atlet tanah air dalam ajang Indonesia Open tak begitu baik jika dibandingkan dengan pebulutangkis China yang selalu berhasil menyabet satu medali di tiap tahunnya. Sejak 2011 Indonesia hanya berhasil menyabet kemenangan di sektor tunggal putra lewat Simon Santoso pada 2012 serta Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan di sektor ganda putra pada 2013.
Padahal hingga saat ini dua pebulutangkis Indonesia yakni Ardy B Wiranata dan Taufik Hidayat merupakan peraih gelar juara terbanyak. Ardy dan Taufik sama-sama mengoleksi enam gelar juara.
Indonesia bahkan pernah menyapu bersih semua gelar juara pada 1983, 1996, 1997, dan 2001. Saat ini Indonesia juga masih menjadi negara terbanyak peraih gelar juara dengan 80 kali diikuti China yang mengoleksi 43 gelar serta Korea Selatan dengan 14 gelar.
Pada Indonesia Open Super Series Premier 2016 hanya ada satu pebulutangkis Tanah Air yang mencapai babak semifinal yakni Ihsan Maulana Mustofa. Namun, langkahnya terhenti di empat besar setelah tak mampu menghentikan perlawanan pebulutangkis Malaysia, Lee Chong Wei, dengan skor 9-21 18-21.
Tahun ini Indonesia Open bakal memberikan hadiah lebih besar yakni sebesar satu juta dollar AS atau setara Rp 13,5 milliar. Patut dinantikan apakah atlet Indonesia bisa kembali berjaya di tanahnya sendiri atau justru kembali terpuruk.