Bola.com, Jakarta - Bola.com, Jakarta - Total biaya penyelenggaraan Asian Games 2018 untuk persiapan infrastruktur dan pembinaan prestasi adalah senilai Rp 30 triliun. Panitia yang dilembagakan menjadi INASGOC 2018 (Indonesia Asian Games Organizing Committee 2018) mengalokasikan Rp 4,5 triliun, di antaranya sebagai biaya penyelenggaraan event yang bisa menjadi Rp 6 triliun dengan sokongan sponsor. Tapi, ternyata sponsorship bukan satu-satunya sumber pemasukan untuk panitia.
Baca Juga
Kepada para pemimpin redaksi media-media online, cetak, dan televisi, ketua INASGOC 2018, Erick Thohir, pada Senin (5/6/2017) di Hotel Mulia, Jakarta, menyebut ada empat sumber pemasukan utama mereka yang meliputi penjualan hak siar, sponsorship, penjualan tiket masuk ke venue, serta penjualan merchandise. INASGOC hingga saat ini belum melakukan finalisasi penjualan hak siar untuk televisi lokal yang telah mengerucut kepada dua grup media besar di Tanah Air.
"Dengan terlambatnya pengucuran dana karena banyak faktor, value dari hak siar untuk televisi lokal juga akan harus disesuaikan. Kewajiban-kewajiban jam siaran langsung ikut berubah juga karena pertimbangan penghematan, tapi setidaknya hingga Mei lalu kami telah telah mendapatkan informasi bahwa ada empat televisi besar di Asia dari luar Indonesia yang telah menandatangani kesepakatan pembelian hak siar," sebut Erick yang juga merangkap sebagai ketua KOI itu.
Mengenai sponsorship, Erick belum bersedia mengurai negosiasi yang tengah berjalan dengan beberapa perusahaan Indonesia. Ia hanya menyebut ada sekitar tujuh hingga sepuluh merek lokal sudah memperlihatkan keseriusan menyokong Sea Games 2018 di Jakarta dan Palembang. Pengusaha sukses yang masih menjabat sebagai presiden klub Serie A, FC Internazionale, itu pun memberi sinyal bahwa salah satu merek yang dimaksud adalah pemain besar dunia telekomunikasi di Indonesia.
"Tinggal ditunggu tanggal mainnya kapan mereka akan meluncurkan sebuah program besar terkait AsianGames 2018 ini. Jadi, ini satu lagi alasan kenapa kita harus optimistis sebagai tuan rumah. Nah, sedangkan mengenai penjualan tiket masuk ke venue dan penjualan merchandise agak sulit bagi panitia untuk mengukur seberapa besar persentase pemasukannya. Hal ini karena tarif tiket dan jumlah penonton masih bergerak sesuai dengan dinamika, serta maraknya pembajakan cindera mata di Indonesia yang menjadi PR untuk pemerintah dan panitia," papar Erick lagi.
Dalam negosiasi dengan sponsor Asian Games 2018, INASGOC tidak akan hanya menimbang nilai bisnis, tapi juga memberikan prioritas kepada perusahaan-perusahaan Tanah Air bila memang ada konflik kepentingan sponsorship di antara beberapa brand yang bermain di pasar yang sama.