Bola.com, Jayapura - Keputusan mengejutkan diambil Liestiadi Sinaga usai Persipura Jayapura mengalami dua kekalahan beruntun di pentas Liga 1 2017. Sang pelatih memutuskan mundur setelah tim asuhannya digebuk 1-5 oleh PSM Makassar dan 0-2 dari Madura United.
Keputusan ini bisa dibilang mengejutkan karena meski kalah, sejatinya manajemen Persipura tak memecatnya.
Perjalanan kompetisi masih panjang. Ada banyak pertandingan yang bisa mereka menangi sebagai penebus kegagalan pada dua laga tersebut. Tim Mutiara Hitam sendiri baru melakoni 10 pertandingan.
Baca Juga
Hanya, hitung-hitungan itu tampaknya tak berlaku bagi Liestiadi. Tekadnya untuk meninggalkan Persipura sudah bulat.
Baginya, keputusan ini dianggap yang terbaik untuk dirinya maupun semua elemen Persipura, baik tim, manajemen dan suporter. Pasalnya,Liestiadi tak ingin kondisi yang runyam ini semakin keruh jika ia bertahan.
Sebab, ia meyakini ada banyak kemungkinan buruk yang bisa terjadi bila ia masih membesut Persipura dalam kondisi seperti ini. Maklum, dari keterangan manajemen ada beberapa perkembangan negatif yang terjadi usai Boaz Solossa cs. kalah telak dalam dua laga terakhir.
Kepada Bola.com pada Kamis (8/6/2016) malam Liestiadi meluapkan keluh resah. Apa saja jeritan hatinya pasca mundur dari kursi pelatih Persipura yang berstatus jawara Torabika Soccer Championship 2016? Berikut petikannya:
Apa alasan Anda mundur? Bukankah peluang Persipura juara masih terbuka kendati kalah dalam dua pertandingan terakhir?
Kans juara memang masih ada. Tapi saya sudah dianggap gagal bagi sebagian suporter lantaran posisi Persipura sekarang keluar dari tiga besar klasemen sementara. Kekalahan dari PSM Makassar dan Madura United bisa jadi dianggap aib bagi mereka.
Semua tahu, tim ini tim juara. Ekspektasi mereka terhadap Persipura sangat tinggi. Maka itulah, ketika gagal dalam dua laga terakhir, mereka sangat kecewa. Luapan kekecewaan itu mereka salurkan dengan cara-cara negatif. Fenomena ini saya diskusikan dengan manajemen dan perwakilan pemilik klub, dengan banyak pertimbangan akhirnya saya memutuskan mundur.
Provokasi di Medsos
Apakah Anda didesak manajemen atau pihak tertentu agar mundur? Kabarnya Anda diintimidasi oleh suporter?
Hubungan saya dengan manajemen cukup baik. Saya tidak ada masalah apa pun dengan manajemen. Begitu juga dengan pemain dan ofisial tim. Mereka bisa mengerti persoalan yang saya hadapi dalam meramu tim ini, dan bagaimana kinerja saya.
Di pertandingan pertama lawan Persegres Gresik United yang berkesudahan 1-1, tim ini bermain dengan cara yang amburadul, tapi setelah saya poles, permainan tim ini menjadi lebih baik. Manajemen mengakui ada perbaikan yang signifikan ketika saya menangani tim ini.
Dengan suporter saya juga merasa tidak ada masalah. Sampai saat ini, cecaran dan tuntutan mundur datang dari suporter di media sosial. Derasnya permintaan agar saya mundur sudah berdampak negatif pada manajemen.
Apa dampak negatif yang Anda dan manajemen Persipura terima?
Kalau saya sendiri hanya baca di media sosial dan pesan singkat yang dikirimkan oleh orang yang tidak saya kenal. Mereka menghujat dan meneror saya. Bukan hanya saya, manajer juga diteror. Intinya, mereka meminta agar manajemen memecat saya.
Kompetisi masih panjang, bukankah masih banyak waktu bagi Anda untuk mengembalikan tim ini ke jalur juara seperti yang mereka inginkan?
Kondisinya sudah tidak kondusif. Tidak nyaman lagi bagi saya bekerja di tengah situasi seperti ini. Mending saya pulang ke rumah daripada diteriaki orang dari pinggir lapangan. Beberapa waktu lalu saya diolok-olok pelatih tidak becus, dan banyak kalimat lain yang jelek-jelek.
Belum lagi di media sosial. Banyak orang yang mengatasnamakan pendukung Persipura membuat status yang provokatif. Bahkan ada yang menyudutkan saya dengan umpatan-umpatan yang tidak ada kaitannya dengan profesi saya.
Dari kacamata Anda apa penyebab Persipura terpuruk di dua pertandingan terakhir?
Penyebabnya cukup kompleks. Tapi sekadar tahu saja, kami kekurangan stok pemain berkualitas setelah Osvaldo Haii dan Marinus Maryanto Wanewar absen. Sementara itu Boaz Solossa juga tidak dalam kondisi fit saat lawan Madura United.
Belum lagi kejadian-kejadian di lapangan yang membuat para pemain kami terprovokasi. Salah satunya membawa korban dikartu merahnya Boaz.
Apakah Anda tidak khawatir dianggap lari dari tanggung jawab karena memutuskan mundur di tengah jalan?
Yang tahu persis kondisi di dalam tim ini adalah saya dan manajemen. Saya tidak perlu menjelaskan secara detil apa yang terjadi sebenarnya. Biar itu menjadi rahasia saya dan manajemen.
Bagi saya, tidak penting anggapan orang terhadap keputusan saya. Saya rasa manajemen lebih tahu dan memahami keputusan saya, serta yang terbaik bagi saya dan tim ini.
Mudik ke Medan
Apakah Anda tidak jera dengan kejadian ini? Apalagi bukan sekali ini saja Anda mengalami hal seperti ini.
Benar, sebelum di Persipura, saya juga mundur dari Persegres Gresik United. Bagi saya, ini sudah menjadi risiko profesi yang saya pilih. Saya profesional saja, kalau memang dianggap gagal, saya siap mundur.
Kejadian seperti ini sudah biasa, karena itu saya tidak merasa jera. Saya akan kembali melatih kalau memang ada klub yang meminang saya.
Dengan kejadian ini, bagaimana Anda melihat sepak bola Indonesia serta kondisi di dalamnya?
Beginilah sepak bola Tanah Air. Tidak perlu saya sebutkan secara mendetil, kalau orang bola pasti tahu kondisi riil sepak bola nasional. Soal baik dan buruknya tergantung dari siapa yang melihat dan dari perspektif mana melihatya.
Saya sendiri sudah kenyang pengalaman menangani tim-tim di Indonesia. Saya tahu bagaimana semua instrumennya bekerja, dan ada apa di balik setiap fenomena. Semua kembali kepada setiap individunya. Saya orang bola, dan ini hidup saya. Apa pun yang terjadi, saya akan tetap berada di lapangan.
Setelah ini apa yang Anda lakukan?
Saya pulang ke rumah di Medan. Seperti sebelumnya, saya melakukan aktivitas rutin sebagai ayah bagi anak-anak saya, dan suami bagi istri saya. Antar jemput anak sekolah, antar istri belanja atau ke mana saja.
Saya akan tetap mengikuti perkembangan sepak bola dari luar. Sembari melihat peluang untuk kembali melatih salah satu klub, bisa di Indonesia atau dimana saja.
Bagaimana tanggapan keluarga setelah mengetahui Anda mundur?
Biasa saja, karena istri saya sudah tahu, dia sangat mendukung setiap keputusan saya. Tidak masalah bagi mereka, karena mereka memahami risiki profesi saya sejak awal kami bersama.