Bola.com, Valencia - Menang dengan skor besar tak selalu membawa berkah. Sebaliknya, hal unik terjadi di Spanyol pada pertandingan Serranos ontra Benicalap, pada laga pamungkas kompetisi U-11 di Spanyol.
Pada pertandingan tersebut, Benicalap datang ke markas Serranos dengan modal buruk. Mereka berstatus tim juru kunci dan sudah kebobolan 247 gol. Walhasil, Benicalap menjadi bulan-bulanan permainan tuan rumah.
Pada babak pertama, Serranos sudah unggul 15-0. Alih-alih mengerem, Serranos semakin menjadi. Alhasil, saat wasit meniup peluit tanda babak kedua selesai, papan skor menunjukkan angka 25-0.
Peristiwa pada 3 Juni 2017 tersebut berakhir tak bahagia bagi pelatih Serranos. Tanpa diduga, manajemen Serranos justru memecat sang entrenador. Jajaran manajemen tim memberi alasan sederhana, yakni tak menghormati lawan.
"Kita berbicara tentang anak-anak yang berada di pendidikan dasar dan apa yang kita prioritaskan di atas hasil adalah nilai-nilai tertentu," kata Pablo Alcaide dari tim Serranos seperti dilansir Marca, Jumat (16/6/2017).
"Kami mencoba untuk menyampaikan empati dan rasa hormat pada pesaing, karena itulah dia seharusnya lebih menghormati lawan kami dan mengendalikan skor karena pada akhirnya seorang anak berusia 11 tahun tak bisa pulang dengan kebobolan 25 gol, itu sangat kejam," ucap Alcaide lagi.
Namun, El Pais melaporkan jika Daniel Revena, pengacara pelatih yang dipecat, merasa keputusan tersebut tidak adil. Sebab, kliennya tak pernah meminta pemainnya untuk mencetak gol sebanyak mungkin.
"Sebaliknya, ia menyuruh mereka untuk berhenti menekan pertahanan lawan. Tapi, Benicalap terus menyerang dan meninggalkan ruang terbuka di pertahanan," papar Daniel.
(Artikel asli ditulis Bogi Triyadi/diedit Edu Krisnadefa /Liputan6.com)