Bola.com, Surabaya - Persebaya Surabaya tidak mampu meraih hasil maksimal ketika berhadapan dengan Persik Kediri dalam partai persahabatan memperingati HUT Persebaya ke-90, Sabtu (17/6/2017) di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya. Tim berjulukan Green Force itu hanya berbagi angka 1-1 saat bertanding di hadapan 65 ribu Bonek Mania.
Pelatih Persebaya, Angel Alfredo Vera mengakui stamina pemainnya yang mengendur di babak kedua menjadi penyebab timnya tidak mampu mempertahankan keunggulan 1-0 yang mereka dapatkan di babak pertama.
“Semua berjalan sesuai dengan skema permainan yang saya terapkan. Tapi karena anak-anak tidak bisa mengatur tempo permainan, stamina mereka menurun di babak kedua sehingga Persik berhasil mencetak gol,” ujar Alfredo.
Baca Juga
Tak hanya itu, tumpulnya barisan depan timnya juga menjadi faktor lain yang menyebabkan Persebaya gagal meraih kemenangan di pertandingan ini. Kendati begitu, Alfredo tak terlalu mempersoalkan karena masih ada waktu bagi dirinya untuk memperbaiki kelemahan timnya sebelum kompetisi Liga 2 2017 bergulir kembali.
“Yang terpenting, anak-anak bisa menciptakan peluang. Soal gagal mengonversi peluang menjadi gol itu bisa kami perbaiki dalam latihan. Kami akan terus melatih penyelesaian dalam beberapa hari ke depan,” ucapnya.
Sementara itu, pelatih Persik Sugiantoro mengungkapkan resep timnya bisa menahan imbang Persebaya karena persiapan matang yang dilakukan sejak satu pekan sebelum laga uji coba. Tak hanya itu, ia juga membekali mental pemainnya dengan menyuntikkan motivasi serta bertukar pengalaman saat menjadi pemain Persebaya.
“Sebelum menginjakkan kaki ke stadion ini dan masuk ke lapangan, saya bilang ke pemain, bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan intimidasi yang dilakukan Bonek Mania. Karena Bonek akan mendukung tim lawan kalau bisa bermain lebih bagus dari tuan rumah. Bonek adalah suporter yang fair. Siapa pun yang bermain bagus akan didukung,” ujar pelatih yang akrab disapa Bejo ini.
Sugiantoro juga menyatakan ia memang meminta pemainnya memberikan perlawanan terhadap Persebaya. “Saya juga datang ke sini sebagai legenda Persebaya. Saya tidak ingin reputasi saya sebagai pelatih serta legenda Persebaya ternoda,” ujar Sugiantoro.