Laporan Langsung Jurnalis Bola.com, Rizki Hidayat, dari Tokyo, Jepang. Suara beduk berkumandang bersamaan dengan suara adzan maghrib, menandai waktu berbuka setelah menjalani ibadah puasa. Hampir 13 jam menahan segala bentuk godaan haus dan lapar telah dilalui. Apalagi sehabis bergelut dengan kemacetan Ibukota untuk pergi ke bandara Internasional Soekarno-Hatta.
Baca Juga
Suasana Terminal II Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Sabtu (17/6/2017), petang, cukup ramai. Orang-orang lalu lalang sembari membawa koper atau tas-tas besar di atas troli. Ada pula aktivitas rombongan jemaah yang ingin melaksanakan ibadah umrah di Mekkah, Arab Saudi.
Kurang lebih dua jam saya menghabiskan waktu di ruang tunggu Terminal II Bandara Soekarno-Hatta untuk menuju ke Tokyo, Jepang. Kunjungan ini merupakan rangkaian dari acara liputan peluncuran "Rebula", sepatu sepak bola anyar keluaran perusahaan perlengkapan olahraga asal Negeri Sakura, Mizuno, di Tokyo, Jepang, pada 18 hingga 22 Juni mendatang.
Dengan jarak 5784 kilometer, perjalanan udara dari Jakarta ke Tokyo memakan waktu sekitar 6 jam 40 menit. Rasa lelah ditambah beberapa kali rasa dag-dig-dug akibat turbulensi pun hilang begitu pesawat Boeing Nippon Airways 787-9 yang saya tumpangi mendarat di Bandara Internasional Haneda.
Arsitektur di Bandara Haneda sangat megah. Pemerintah Jepang mampu menjadikan bandara yang dibuka sejak 1931 itu, menjadi pintu masuk yang nyaman bagi para pelancong. Langit-langit bermaterial platfon di ruang check-in, misalnya, yang laiknya kain panjang yang menjuntai dari ujung ke ujung.
Suasana di Bandara Haneda pun cukup ramai lalu lalang penumpang. Padahal, jarum jam di tangan baru menunjukkan pukul 6.30 pagi waktu setempat. Jadi, memang tak heran jika Bandara Haneda ditetapkan sebagai bandara tersibuk nomor dua di Asia dan kelima di dunia.
Olimpiade 2020
Bandara Internasional Haneda juga nantinya akan menjadi salah satu pintu masuk bagi para atlet yang akan berlaga di Olimpiade 2020. Oleh karenanya, sepanjang mata memandang, slogan "Welcome to Tokyo 2020" serta logo Olimpiade banyak terpampang, mulai dari pintu masuk hingga keluar.
Demi meningkatkan rasa nyaman buat rombongan atlet dari berbagai negara, pemerintah Jepang berencana meningkatkan kapasitas Bandara Haneda dan Bandara Narita. Beberapa ornamen serta desain berbau olahraga pun telah dikerjakan. Di Bandara Narita, misalnya, yang mengubah jalur jalan kaki penumpang bak "lintasan atletik".
Transportasi yang menghubungkan kedua bandara tersebut tak luput dari pembenahan. Bahkan, kini sudah ada satu jalur kereta baru. Saya pun berkesempatan menggunakan kereta listrik tersebut dari stasiun Bandara Haneda menuju Stasiun Shinagawa, daerah yang akan menjadi tempat menginap.
Jarak antara Stasiun Shinagawa ke Hotel Shinagawa Prince Hotel, tempat saya dan rombongan acara Mizuno menginap tidak terlalu jauh. Hanya 800 meter. Sayangnya, saat tiba di hotel, saya beserta rombongan tidak bisa langsung menuju kamar, karena check-in baru dibuka pukul 13.00 waktu setempat.
Alhasil, saya beserta rombongan dari Indonesia, Singapura, Thailand, serta Jepang menikmati suasana di sekitar hotel. Sehabis menikmati kemolekan Tokyo, bahkan hingga ke kawasan Harajuku, kami kemudian kembali ke hotel Shinagawa Prince saat petang mulai menggelayut.
Kasur serta sofa di kamar hotel menjadi godaan besar bagi badan serta kedua kaki yang letih setelah hampir 10 jam beraktivitas. Ada baiknya sih memang istirahat sejenak, karena tugas meliput acara launching Rebula Mizuno baru akan dilaksanakan, Senin (19/6/2017), di Zozo Park, Chiba.
Mau tahu seperti apa keseruan acara peluncuran sepatu yang akan menjadi "senjata" andalan Keisuke Honda dan kawan-kawan di atas lapangan serta kunjungan ke pabrik tempat sepatu itu dibuat? Ikuti terus laporannya di Bola.com.