Bola.com, Jakarta - Sosok Zainal Haq pernah melambung ketika namanya masuk dalam daftar pemain yang terpilih dalam proyek mercusuar, Sociedad Anonima Deportiva (SAD) generasi pertama. Bersama sederet nama beken macam Alfin Tuasalamony, Rizki Pellu, dan banyak lagi pemain lain, Zainal menjadi bintang masa depan Indonesia kala itu.
Bahkan karena performa apiknya bersama SAD, ia sempat direkrut klub Uruguay, Club Atletico Penarol. Sayang, bersama tim itu Zainal sempat mengalami cedera lutut parah yang mengharuskan dirinya pulang ke Indonesia untuk menyembuhkan diri.
Baca Juga
Pada awal 2013, Zainal yang baru saja sembuh dari cedera bergabung dengan Persebaya di bawah bendera PT Mitra Muda Inti Berlian (sekarang menjadi Bhayangkara FC). Sayang, semusim di klub itu sinarnya tetap meredup, sang pemain lebih banyak duduk di bangku cadangan lantaran masih sering dibelit cedera.
Pada ajang Torabika Soccer Championship 2016, Zaenal memilih bergabung dengan Persela Lamongan. Namun, lagi-lagi pemain berposisi bek tengah itu kesulitan menembus tim inti. Ia kalah bersaing dengan pemain lain.
Baru di kompetisi Liga 1 2017 inilah bek kelahiran 5 April 1992 tersebut mulai bangkit dari keterpurukan. Ia menjadi bagian penting dari tim besutan Herry Kiswanto.
Tempat Zaenal jarang tergeser oleh pemain lain. Lantas apa yang membuat Zaenal bisa kembali mengorbit setelah dihantam cedera panjang? berikut petikan wawancara Zaenal dengan Bola.com pada Kamis (22/6/2017):
Apa yang membuat Anda kembali bangkit setelah dibelit cedera panjang?
Keinginan besar, tekad kuat, dan selalu memotivasi diri, bahwa saya bisa melewati masa sulit dan kembali seperti dulu. Semua juga berkat kekuatan doa dan pertolongan Allah SWT. Tanpa semua itu, tidak mungkin saya bisa seperti sekarang.
Selain itu juga dorongan dari keluarga, teman dan orang-orang di sekitar. Mereka turut menguatkan serta meyakinkan saya bahwa karier saya masih bisa diselamatkan asal saya mau sabar dan bekerja keras.
Apa kesulitan terbesar ketika Anda ingin kembali membuktikan bahwa Anda masih mampu tampil sebaik sebelumnya?
Banyak kesulitan. Butuh waktu lama untuk menghilangkan trauma, perlu kesempatan dari pelatih untuk percaya bahwa saya sudah sembuh dan bisa diandalkan.
Dan menemukan performa terbaik setelah berkali-kali upaya yang saya lakukan tidak juga mendapatkan hasil sesuai ekspektasi. Kuncinya, tidak boleh menyerah, terus berusaha dengan kesungguhan. Setelah bertahun-tahun akhirnya saya bisa membuktikan telah bangkit di Persela Lamongan.
Peran Besar Pelatih
Apakah Anda sekarang merasa sudah benar-benar pulih dari cedera lutut parah beberapa tahun silam?
Tentu saja. Semua sudah kembali normal dan tidak pernah merasakan sakit lagi. Buktinya, pelatih kerap mempercayai saya untuk turun sebagai starter.
Apa yang membuat Anda bisa bersinar lagi di Persela?
Persela mungkin berbeda dengan tim-tim yang pernah saya perkuat. Ikatan persaudaraan di tim ini sangat kuat. Bukan hanya hubungan baik antarpemain, tapi juga semua elemen. Sehingga saya merasa nyaman bermain di tim ini.
Suasana tim yang bagus merupakan modal besar bagi seorang pemain untuk bisa mengeluarkan kemampuan terbaiknya. Maka itulah, saya bisa kembali seperti sekarang.
Bagaimana dengan peran pelatih?
Cukup besar. Siapa yang tidak tahu Coach Herry Kiswanto. Beliau mantan kapten Timnas, pemain hebat di masanya. Kharisma pelatih yang sangat besar membuat semua pemain di Persela respek, dan malu jika sampai tampil buruk.
Reputasi serta nama besar Coach Herkis juga menginspirasi kami semua. Beliau pula yang kerap membangunkan kamiketika mulai mengendur. Coach Herkis adalah seorang motivator ulung.
Anda sendiri menilai seberapa tinggi prestasi Persela di musim ini?
Kalau kami bisa menjaga konsistensi penampilan, saya optimistis Persela bisa berada di posisi lima besar di akhir musim nanti. Minimal, kami bisa bertengger di papan tengah.
Target dan harapan Anda pribadi?
Saya menargetkan Persela berada di papan atas klasemen, kalau ada peluang, saya ingin membawa tim ini meraih gelar di akhir musim nanti. Saya juga berharap, tidak menderita cedera lagi. Tim ini bisa bertahan di papan atas klasemen, dan mengakhiri kompetisi dengan prestasi terbaik.