Bola.com, Bangkok - Kiatisuk Senamuang sudah memilih melatih Port FC. Keputusan itu bisa dibilang memupus asa penggemar sepak bola di Indonesia yang berharap pelatih 43 tahun itu bersedia melatih tim kesayangan.
Penggemar sepak bola di Thailand juga terbilang kaget dengan keputusan Kiatisuk Senamuang jadi pelatih di Port FC. Saking penasarannya, salah satu media massa Negeri Gajah Putih, Bangkok Post, mencoba mengulik alasan apakah yang membuat Kiatisuk bersedia menerima tawaran klub promosi di Thai League 2017 itu.
Maklum, sebagai tim promosi, Port FC bukanlah klub raksasa Thailand semisal Muang Thong United atau Buriram United. Belum lagi, seperti klaim yang dilontarkannya, Kiatisuk juga mendapat tawaran dari beberapa klub di Indonesia dan Malaysia.
Keterkejutan publik sepak bola Thailand berawal dari kebijakan Presiden Klub Port FC, Nualphan Lamsam, merombak tim pelatih dan mendatangkan Kiatisuk.
Baca Juga
Pasalnya, pelatih yang posisinya digeser Kiatisuk, Jadet Meelarp, dianggap mengemban tugas dengan baik dengan membawa Port FC berada di posisi kedelapan di Thai League sejauh ini. Publik Thailand sampai berpikir, Jadet pasti bertanya-tanya kesalahan apa yang dilakukannya hingga harus digantikan Kiatisuk dan turun jabatan jadi asisten pelatih
Bangkok Post dalam laporannya, Minggu (25/6/2017), mengungkapkan banyak kalangan yang memercayai bila keputusan Kiatisuk menerima tawaran jadi pelatih Port FC demi alasan publisitas dan bisnis semata ketimbang alasan sepak bola.
Kiatisuk merupakan duta untuk salah satu asuransi di Thailand, di mana Nualphan berstatus CEO di sana. Jadi, masuk akal bila tugas Kiatisuk mempromosikan perusahaan diperluas dengan posisinya di Port FC.
Brand ambassador yang "tak punya pekerjaan" tidak cukup bagus untuk citra perusahaan. Begitu kira-kira analisis mengapa Kiatisuk Senamuang berlabuh di Port FC.
Port FC Tidak Mengejar Prestasi
Kiatisuk Senamuang sudah menjelaskan alasan mengapa ia menolak tawaran melatih di luar Thailand, yakni tidak ingin klub atau timnas yang dilatihnya suatu ketika berhadapan dengan klub atau Timnas Thailand.
Alasan itu tak memuaskan publik sepak bola Gajah Putih karena sebagai pelatih profesional, hal itu merupakan kewajaran dalam dunia sepak bola. Kiatisuk juga mengungkapkan ingin dekat keluarga, namun tetap saja kritikus penasaran mengapa ia memilih Port FC.
Tanpa mengecilkan keberadaan Port FC, namun klub yang bermarkas di Khlong Toei, Bangkok tengah ini dianggap tidak mengejar kejayaan atau prestasi saat ini maupun di masa mendatang.
Namun, Kiatisuk tetap kepala rumah tangga yang harus menafkahi keluarganya. Dengan pilihan terbatas, bisa saja dia mengambil tawaran apapun yang datang padanya.
Apalagi di Port FC ia dikabarkan menerima gaji 1 juta baht (Rp 392, 5 juta) setiap bulan. Jumlah itu memang separuh dari gaji yang diterimanya saat melatih Timnas Thailand, namun jumlah 1 juta baht itu dikabarkan lebih tinggi dari yang dikantongi mayoritas pelatih di Thai League.
Menariknya, saat diperkenalkan secara resmi oleh Port FC, Kiatisuk berjanji akan membuat PAT Stadium jadi neraka bagi tim lawan dan membawa tim barunya itu finis di posisi 10 besar. Padahal, saat ini mereka sudah berada di urutan kedelapan klasemen sementara, sehingga kedatangannya dianggap bukan bagian langkah mencapai target itu.
Apapun alasan di balik keputusan berlabuh di Port FC, sejumlah kalangan fans di Indonesia, semisal suporter Persib Bandung dan Sriwijaya FC, harus melupakan keinginan mereka melihat Kiatisuk Senamuang melatih klub favorit. Setidaknya dalam jangka waktu 18 bulan ke depan, sesuai durasi kontraknya bersama Port FC.
Baca Juga
Tak Dipanggil Timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam Bawa Port FC Menang di AFC Champions League 2
Dibilang Cedera oleh Shin Tae-yong, Asnawi Mangkualam Justru Tampil 45 Menit saat Port FC Keok dari Bangkok United
Pasang Surut Asnawi Mangkualam, Kapten Timnas Indonesia yang Dikritik Netizen: Kariernya Kinclong sejak Usia Belia