Bola.com, Wina - Lahir dan besar di kota Baden, 40 kilometer dari ibukota Austria, penampilan Alex Kurz banyak menyita perhatian penonton dan peserta di ajang Pencak Silat Austria Terbuka 2017, pada 24 Juni. Pada usia yang sangat muda, pesilat kelahiran 18 Juni 2008 ini tidak sedikit pun ciut berduel dengan lawan yang lebih tua dan memiliki tubuh lebih besar daripada lawan-lawannya.
Baca Juga
Padahal, turnamen Austria Terbuka yang digelar di ASKOe Ball Centrum ini merupakan pertarungan beladiri pertamanya sejak menekuni pencak silat 2 tahun lalu.
‘‘Saya tidak takut, saya justru senang sekali bisa ikut bertanding,‘‘ ungkap bocah berusia 9 tahun yang ditemani sang Ayah, Andreas Kurz, kepada Bola.com.
Semangat pantang menyerah ditampilkan Alex saat laga penentuan. Meski tiga kali tersungkur akibat sepakan lawan, Alex tetap bangkit dan terus melanjutkan pertandingan. Matanya berkaca-kaca saat wasit mengangkat tangan lawannya sekaligus pertanda dirinya kalah dalam kejuaraan silat yang telah berlangsung sejak 8 tahun ini. Air mata mengalir dari kedua mata Alex. Ia tidak bisa menutupi kekecewaan yang mendalam akibat kekalahan tersebut.
‘‘Ini kejuaraan pertamanya. Ia sangat ingin juara. Ia menangis karena kalah. Tapi ia tetap semangat,‘‘ ujar Andreas Kurz sambil memberikan semangat kepada anaknya.
Sejumlah penonton dan pesilat lain datang menghampiri Alex. Pesilat cilik yang tergabung di sekolah silat Seni Gayung Fatani ini diberikan salam dan kalimat penyemangat agar dirinya tidak patah arang dan terus berlatih silat.
Menurut Andreas, putranya mulai menekuni seni beladiri Indonesia saat berusia 7 tahun. Alex tertarik lantaran melihat langsung latihan silat yang diadakan di sekolahnya. ‘‘Waktu itu Alex meminta izin kepada kami untuk berlatih. Sebagai orangtua kami mendukung penuh keinginan tersebut,‘‘ ucap Andreas.
Alasan Andreas memberikan izin kepada Alex untuk menekuni pencak silay adalah murni olahraga. Menurutnya, sejak kecil anak-anak harus diperkenalkan dengan olahraga karena bagus untuk kesehatan. ‘‘Silat bukan saja bagus untuk kesehatan, tapi juga bagus untuk pergerakan tubuh. Kami nilai cocok untuk Alex,‘‘ kata Andreas.
Sebenarnya ada pilihan lain bagi Alex untuk belajar beladiri. Andreas mengisahkan saat itu ada dua opsi beladiri lain, yakni Jijutsu dan Judo. Namun, baik Alex dan Andreas, sama-sama memberikan nilai lebih kepada pencak silat. ’’Jijutsu dan Judo tidak cocok, terlalu berlebihan buat Alex. Silat yang kami nilai pas. Ada gerakan-gerakan yang mengasah seluruh bagian tubuh kita, dan ini bagus untuk kesehatan Alex,’’ ujar Andreas.
Saat ditanya apakah akan tetap berlatih dan bertanding kembali di ajang Pencak Silat Austria Terbuka tahun depan, Alex mengatakan kemungkinan besar akan kembali turun di kategori yang sama dan terus berlatih silat supaya meraih hasil maksimal.