Bola.com, Jakarta - Namanya kian menanjak seiring permainannya yang semakin tajam di pusat pertahanan tim. Bagas Adi Nugroho, seorang bek tengah andalan Timnas Indonesia U-22 yang telah merasakan momen kebersamaan bersama Tim Garuda sejak masih usia 13 tahun. Campur aduk perasaan kala membela Timnas Indonesia pun selalu dirasakan oleh pemain kelahiran Sleman itu.
Mungkin tak banyak yang mengenal Bagas Adi Nugroho sebelum pemain ini bergabung dengan Arema FC usai musim 2016. Ya, Bagas bersama Hanif Abdurrauf Sjahbandi bergabung dengan tim berjulukan Singo Edan hingga akhirnya kedua pemain tersebut menjadi pemain muda andalan.
Baca Juga
Pelatih Arema FC, Aji Santoso, bahkan tidak mengenal sosok Bagas walau sang pemain sempat menjadi kapten Timnas Indonesia U-19 di Piala AFF U-19 2016. Namun, Bagas berhasil membuktikan kualitasnya saat menjalani seleksi bersama Arema FC hingga akhirnya kini berhasil menjadi bagian penting di lini pertahanan klub asal Malang itu.
Pemain yang saat ini baru berusia 20 tahun ini pun menarik perhatian Luis Milla yang melakukan pemantauan langsung ke Malang saat Piala Presiden 2017 berlangsung. Kepiawaian mengawal pertahanan Arema bersama Arthur Cunha, membuat Bagas sukses mengantar Arema hingga menjadi juara turnamen pramusim tersebut.
Sejak saat pemanggilan pertama seleksi Timnas Indonesia U-22, Luis Milla pun terus memberikan kepercayaan kepada Bagas Adi, kecuali saat pemusatan latihan ketika Arema FC memainkan perempat final dan semifinal Piala Presiden 2017.
Pemain kelahiran 8 Maret 1997 itu bahkan juga sempat mengalami cedera pergelangan kaki saat itu, tapi Luis Milla tetap memberikan kepercayaan hingga kini Bagas pun menjadi bagian penting di lini pertahanan Timnas U-22.
Hal tersebut terbukti dengan keikutsertaan Bagas Adi dalam setiap pertandingan uji coba yang dijalani oleh Tim Merah-Putih Junior. Pemain yang kerap menggunakan handban di salah satu pergelangan tangan ketika bertanding itu selalu menjadi pilihan utama sang pelatih.
Namun, itu semua tidak membuat Bagas Adi lantas merasa percaya diri berlebih ketika tampil untuk Tim Garuda. Ia justru mengaku kerap gugup ketika harus turun membela Indonesia di kancah internasional.
"Perasaan saya selalu campur aduk antara senang dan juga gugup," ujar Bagas kepada Bola.com.
"Perasaan gugup itu muncul karena saya merasa seluruh Indonesia menyaksikan permainan saya yang mewakili negara ini. Selain itu perasaan itu muncul karena saya tahu ekspektasi masyarakat untuk Timnas Indonesia begitu tinggi," penjelasannya.
Bagas Adi Nugroho kini menjadi satu dari empat andalan Luis Milla di sektor tengah pertahanan Timnas Indonesia U-22. Bersama salah satu pemain yang sedikit lebih senior, Hansamu Yama, kemudian tandemnya di Timnas U-19 asuhan Eduard Tjong, Andi Setyo, dan juga Ryuji Utomo, Bagas kini menjadi tulang punggung pertahanan tim untuk mengejar medali emas SEA Games 2017.
Arema Jadi Titik Balik
Arema Jadi Titik Balik
Seperti diungkap di atas, pelatih Arema FC, Aji Santoso, tak begitu mengenal sosok Bagas Adi saat menjalani seleksi pada persiapan kompetisi 2017. Padahal sang stoper adalah pemain yang sudah terlibat dengan timnas kategori usia sejak U-13.
Bagas terus berusaha keras untuk menjadi pemain hebat sejak masih kecil. Sempat menjadi bek kiri hingga akhirnya bermain sebagai bek tengah merupakan bagian dari cerita panjang karier juniornya bersama sejumlah pelatih.
Bahkan Bagas Adi merupakan pemain yang merasakan Timnas U-19 dengan tiga pelatih yang berbeda. Ia pertama kali bergabung dengan Timnas U-19 di era Indra Sjafri. Sayangnya, saat itu ia tak banyak mendapatkan kesempatan karena usianya memang lebih muda dari pemain-pemain lain, termasuk Hansamu Yama Pranata.
Ia kemudian menjadi kapten di era Fachry Husaini menjadi pelatih. Namun, pembekuan PSSI dan sanksi dari FIFA sepanjang 2014-2015 membuatnya tak mendapatkan kesempatan lagi untuk unjuk gigi.
Begitu Eduard Tjong menjadi pelatih Timnas Indonesia U-19, Bagas Adi mendapatkan kepercayaan penuh mengisi lini pertahanan tim, bahkan menjadi kapten di Piala AFF U-19 2016 karena Andi Setyo yang menjadi kapten sebenarnya mengalami cedera.
"Alhamdullilah saya bersyukur dapat kesempatan bergabung dengan Timnas U-19 dari era Coach Indra Sjafri, Coach Fahri, hingga Coach Edu. Saya bersyukur karena saya mendapatkan pengalaman internasional, terutama ketika bersama Coach Edu," ujar pemain yang pernah melakukan trial di Jepang bersama Tokyo FC itu.
"Saya senang dengan perjalanan sepak bola saya, karena sejak U-13 sampai U-22 selalu mendapatkan kesempatan untuk bermain bersama Timnas Indonesia. Saya bersyukur untuk itu," lanjut Bagas yang kini menjadi andalan di pusat pertahanan Timnas Indonesia U-22
Namun, Bagas Adi mengakui bahwa kepindahannya ke Tim Singo Edan pada awal 2017 memang menjadi titik balik terbaik dalam karier sepak bolanya sampai sejauh ini. Bukan karena nama besar Arema, tapi karena pengalamannya bermain bersama Cristian Gonzales dkk. diakuinya membantu perkembangan performanya di lapangan.
"Ya, bergabung dengan Arema memberikan pengaruh yang begitu besar kepada karier sepak bola saya. Bergabung dengan Arema membuat saya bisa bermain bersama pemain-pemain hebat, seperti Kurnia Meiga dan Cristian Gonzales," ujar Bagas.
Tidak bisa dimungkiri bahwa salah satu keberhasilan Bagas Adi Nugroho menembus Timnas Indonesia U-22 tak lepas dari konsistensi performa yang diperlihatkannya sejak Piala Presiden 2017 hingga Liga 1 2017. Salah satu bukti kehebatannya bersama Arema adalah pasukan Kera-kera Ngalam baru kebobolan dua gol selama Bagas bermain, dan itu terjadi ketika menghadapi Persija Jakarta di Stadion Patriot, Bekasi.
Bagas bahkan memiliki catatan impresif dengan fakta Arema tak pernah kebobolan saat dirinya berpasangan dengan Arthur Cunha di pusat pertahanan Singo Edan. Kematangan Bagas pun berlanjut saat Timnas Indonesia menjalani dua laga persahabatan internasional yang melibatkan lima pemain senior, menghadapi Kamboja dan Puerto Rico. Gawang Tim Garuda bersih dari kebobolan saat itu.
Pendekatan ala Luis Milla
Pendekatan ala Luis Milla
Bagas Adi punya keyakinan besar Timnas Indonesia U-22 asuhan Luis Milla bisa meraih sukses. Pemain kelahiran 8 Maret 1997 itu melihat kekompakan dimiliki oleh tim yang memang terdiri dari pemain-pemain muda terbaik yang dimiliki klub-klub kasta tertinggi Indonesia.
Bek tengah yang juga pernah berseragam Pelita Bandung Raya itu juga mengungkapkan bahwa dirinya benar-benar merasa sangat gembira bisa bergabung dengan Tim Garuda Muda. Ia bahkan begitu antusias membela Timnas Indonesia U-22 sebagai sebuah prioritas utama sebagai seorang pesepak bola profesional.
"Bergabung dengan Timnas Indonesia itu yang paling menyenangkan adalah kebersamaan bersama pemain-pemain lain. Timnas Indonesia adalah tim dengan pemain-pemain terbaik yang dimiliki oleh negara kita. Itu saja sudah membuat saya sangat senang dan bangga atas pencapaian saya," ujar Bagas Adi.
"Timnas Indonesia itu adalah sebuah tim yang benar-benar saya harus bela, tidak bisa tidak. Jika saya dipanggil Timnas Indonesia, saya harus datang apa pun halangannya," tegas Bagas.
Rasa optimistis lain yang dimiliki Bagas Adi adalah kehadiran Luis Milla sebagai seorang arsitek tim yang menangani skuat Garuda Muda. Pelatih kelas dunia yang didatangkan oleh PSSI kali ini membuat para pemain begitu terpacu untuk bisa lebih baik lagi dan yakin target yang dibebankan di SEA Games 2017 dan Asian Games 2018 bisa diraih.
"Coach Luis adalah pelatih yang baik menurut saya. Ia melakukan pendekatan terhadap semua pemain dengan sangat baik, bahkan mampu membuat kami tidak merasakan ketegangan," ujar Bagas Adi.
"Penyampaian instruksi di dalam dan di luar lapangan pun menurut saya bisa diterima dengan sangat baik oleh para pemain. Bahkan dia suka menyapa pemain-pemainnya dan mengajak diskusi di luar lapangan," lanjut pemain yang mengaku pernah diajak bicara santai oleh Luis Milla tentang Arema dan asal usul dirinya.
Jelang SEA Games 2017, di mana Timnas Indonesia U-22 tergabung dalam Grup B yang dinilai lebih berat dari satu grup lainnya, Bagas Adi memiliki keyakinan besar bahwa Tim Garuda Muda mampu membuktikan kualitas meski dalam pesta olahraga Asia Tenggara yang digelar di Kuala Lumpur 2017 nanti. Kekompakan yang dibangun oleh Timnas Indonesia U-22 selama kurang lebih lima bulan terakhir menjadi dasar dari keyakinannya.