Bola.com, Jakarta - Lini tengah Timnas Indonesia U-22 memiliki sosok berpostur tinggi yang kerap membantu pertahanan dan mengalirkan bola dalam proses transisi permainan. Pemain itu adalah Hanif Abdurrauf Sjahbandi, seorang gelandang angkut air yang terinspirasi oleh Zinedine Zidane dan memiliki mimpi besar bersama Timnas Indonesia.
Sosok Hanif sebelumnya lebih dikenal oleh pecinta sepak bola sebagai salah satu anak yang memiliki kesempatan untuk mengikuti kursus di Manchester United, di mana ia menjadi salah satu siswa terbaik untuk kategori U-12.
Baca Juga
Namun, setelah menjadi anggota Timnas Indonesia U-13 yang bermain di AFC U-13 Festival of Football 2009 yang digelar di Sabah, Malaysia, Hanif baru muncul kembali dengan seragam Tim Garuda ketika bergabung dengan Timnas Indonesia U-19 asuhan Eduard Tjong di Piala AFF U-19 2016.
Pemain yang kini berusia 20 tahun itu pun kemudian bergabung dengan Arema FC di awal 2017. Penampilannya yang cemerlang bersama Singo Edan pun membuat sang pelatih, Aji Santoso, memuji performa pemain kelahiran Bandung itu yang tetap bermain baik meski dimainkan di luar posisi aslinya.
Ya, Hanif Sjahbandi memang seorang gelandang bertahan yang kerap kali dimainkan sebagai bek tengah. Eduard Tjong adalah salah satu pelatih yang memainkan Hanif di posisi tersebut ketika Timnas Indonesia U-19 kekurangan pemain di pusat pertahanan tim.
Posisi bek tengah itu pula yang membuat pelatih Timnas Indonesia U-22, Luis Milla, untuk pertama kalinya memanggil Hanif mengikuti seleksi Timnas U-22 di Karawaci.
Pemanggilannya sebagai bek tengah itu sempat membuat Hanif bingung. Namun, pemain yang pernah bermain bersama Persiba Balikpapan itu pun tetap menjawab panggilan Luis Milla. Alasannya sederhana, Hanif menganggap panggilan Timnas Indonesia adalah sebuah panggilan negara dan jiwa.
"Timnas Indonesia buat saya adalah panggilan negara, sebuah panggilan jiwa. Jadi, Timnas Indonesia adalah sebuah hal yang sangat besar bagi saya," ujar Hanif Abdurrauf Sjahbandi kepada Bola.com.
Hanif pun menjadi langganan saat Timnas Indonesia U-22 menggelar pemusatan latihan, kecuali ketika Arema FC harus tampil di perempat final Piala Presiden 2017. Perlahan tapi pasti, Luis Milla pun melihat potensi Hanif yang lebih besar di posisi gelandang bertahan.
Selama lima bulan bersama Timnas Indonesia U-22, pesepak bola kelahiran 7 April 1997 itu pun merasa semakin optimistis dengan komposisi tim asuhan Luis Milla yang dipersiapkan untuk SEA Games 2017 itu.
Pemain Tim Singo Edan itu melihat peningkatan yang signifikan dialami Tim Garuda Muda dari pertama kali menggelar pemusatan latihan hingga persiapan terakhir jelang Kualifikasi Piala Asia U-23 2017 yang digelar 19-23 Juli 2017.
"Semakin banyak pemusatan latihan yang kami jalani, saya merasa ada peningkatan di segala aspek di dalam tim ini. Tim ini sangat kompak. Saya pribadi sangat optimistis, apalagi dengan semua persiapan yang sudah kami jalani. Saya optimistis bisa meraih hasil terbaik," ujar gelandang Timnas Indonesia berpostur 180 cm itu.
Manchester United dan Zizou
Hanif Sjahbandi mendapatkan kesempatan berlatih di Manchester United pada 2009. Namun, siapa yang menyangka anak yang saat itu berusia 12 tahun itu baru tiga tahun menyukai sepak bola.
Pemain yang saat ini sudah masuk dalam Timnas Indonesia U-22 itu baru menyukai sepak bola pada 2006, tepatnya ketika ia menonton pertandingan-pertandingan sepak bola di Piala Dunia 2006 yang digelar di Jerman. Hanif mengaku terinspirasi untuk bermain sepak bola karena sosok Zinedine Zidane (Zizou).
"Saya belum tahu sepak bola saat itu, yang saya ingat adalah saya menonton pertandingan yang dijalani Timnas Prancis. Saat itu saya melihat bagaimana Zidane bermain. Permainan Zidane saat itu seperti menginspirasi masa kecil saya," ungkap Hanif.
Ternyata Hanif semakin mengidolakan sosok Zidane. Pemain yang kemudian menjadi legenda sepak bola Prancis itu diakuinya sebagai sosok yang membuatnya tidak bisa meninggalkan sepak bola.
"Ia adalah pemain yang membuat saya ingin terus bermain sepak bola. Apalagi kemudian ia menjadi salah satu legenda hidup sepak bola dunia. Hal tersebut yang membuat saya terus memacu diri menjadi seorang pesepak bola," ujar pemain berusia 20 tahun itu.
Begitu mengidolai sosok Zidane, bukan berarti seorang Hanif Sjahbandi tidak belajar dari pesepak bola yang ada di Indonesia. Tanpa ingin menyebutkan nama, Hanif mengaku sangat senang mengenal beberapa legenda sepak bola Indonesia, baik yang masih bermain atau yang menanganinya sebagai pelatih.
Mimpi Bawa Garuda Terbang ke Piala Dunia
Kekaguman Hanif Sjahbandi terhadap sosok Zinedine Zidane tidak hanya berdampak positif kepada keseriusannya dalam bermain sepak bola, tetapi juga terhadap mimpi dalam kehidupannya.
Mendapatkan kesempatan untuk secara reguler masuk ke dalam skuat Garuda sejak kategori U-19, Hanif pun menancapkan cita-cita tinggi untuk bisa menjadi seperti Zidane, membawa tim nasionalnya maju hingga pentas dunia.
"Sejak kecil, di mana saya ingin main sepak bola karena menonton Piala Dunia, saya pun memiliki cita-cita untuk membawa Indonesia ke Piala Dunia. Hal tersebut yang sampai saat ini menjadi mimpi saya," ujar Hanif.
Mimpi pemain yang dibesarkan di Jakarta itu untuk membawa Indonesia melangkah ke Piala Dunia memang masih cukup jauh. Namun, langkah awalnya untuk menggapai mimpi itu sudah dilakukannya saat ini dengan menjadi andalan Timnas Indonesia U-22 asuhan Luis Milla.
Hanif Sjahbandi selalu menjadi pilihan utama Luis Milla dalam sejumlah laga uji coba yang sudah dijalani. Meski kerap tidak bermain selama 90 menit, Luis Milla kerap menyebut nama Hanif sebagai salah satu pemain yang terus berkemang di dalam tim.
Pemain yang sempat menjalani trial di Jepang bersama Tokyo FC itu mengaku sebenarnya tak pernah berpikir bisa begitu cepat mendapatkan kepercayaan mengenakan seragam Timnas Indonesia. Namun, kesempatan itu pun kini dianggapnya sebagai tanggung jawab besar dalam hidupnya.
"Awalnya tidak terbayangkan bisa berseragam Timnas Indonesia. Tentu saja itu sangat membanggakan buat saya. Semakin ke sini, hal itu menjadi sebuah tanggung jawab bagi saya. Bergabung dengan Timnas Indonesia artinya negara telah mempercayakan tugas kepada saya, dan di situ saya merasa memiliki tanggung jawab besar untuk menyelesaikan tugas itu dengan baik," pengakuan Hanif.
Kualifikasi Piala Asia U-23 2018 dan SEA Games 2017 akan menjadi batu lompatan Hanif Sjahbandi untuk bisa menyelesaikan tugas negara yang menjadi tanggung jawabnya, hingga akhirnya nanti menggapai cita-citanya, membawa Garuda terbang ke Piala Dunia.