Tim Taekwondo Indonesia Incar 2 Emas di SEA Games 2017

oleh Ahmad Fawwaz Usman diperbarui 19 Jul 2017, 17:55 WIB
Pelatih asal Korea memberikan arahan kepada Tim putri Taekwondo Indonesia yang ikut kategori Poomsae saat berlatih gerakan dasar di GOR Popki, Cibubur (13/7/2017). (Bola.com/Nicklas Hanoatubun)

Jakarta - Tim taekwondo Indonesia kembali mengincar dua medali emas pada SEA Games 2017 di Malaysia, 19-30 Agustus. Jumlah emas yang dibidik ini sama dengan raihan Tim Merah Putih pada SEA Games 2015 di Singapura. 

"Kami mengincar dua medali emas. Kalau pun nanti bisa lebih itu karena usaha dan kerja keras anak-anak. Setiap atlet yang terpilih pasti berjuang untuk mendapatkan medali emas," kata pelatih kepala Tim Taekwondo Indonesia, Rahmi Kurnia Pratama, Rabu (19/7/2017). 

Advertisement

Total ada sembilan dari 16 nomor yang akan diikuti tim taekwondo Indonesia di SEA Games 2017. Dari sembilan nomor itu, PB TI telah memasang target realistis seperti di Singapura. 

Persiapan yang dilakukan pelatnas taekwondo Indonesia menuju SEA Games 2017 di Malaysia sudah memasuki fase intensif. Sisa waktu 1,5 bulan pun dimanfaatkan PB Taekwondo Indonesia (TI) untuk membenahi kekurangan individu.

Menuju SEA Games 2017 tim taekwondo Indonesia melakukan pemusatan latihan (TC) di GOR POPKI, Cibubur, Jakarta Timur. Selain itu, sudah banyak uji coba yang dilakukan anak asuh Rahmi Kurnia tersebut.


"Saat ini kami sudah memasuki prakompetisi. Kami pun sempat melakukan try out pada 24-30 Juni di Korea. Untuk nomor poomsae pada 17-18 Juni. Total kami sudah melakukan empat kali try out," kata Rahmi. 

Dari hasil empat kali try out, tim taekwondo Indonesia pun telah memahami kekurangan yang perlu dibenahi sebelum tampil di SEA Games 2017. Namun, pembenahan ini bukan lagi bicara secara tim, melainkan individu.

"Sekarang sudah masuk pemantapan. Kami mengevaluasi kekurangan secara indivu. Misalnya si A kurangnya apa, si B kurangnya apa, itu yang sedang kami fokuskan saat ini," ungkap Rahmi.

Pada SEA Games 2017, Malaysia mengambil keputusan yang terbilang kontroversial. Mereka menetapkan negara peserta hanya boleh mengikuti sembilan nomor dari 16 yang dipertandingkan. Hanya tuan rumah yang boleh mengikuti semua nomor.