Bola.com, Jakarta - Meski sempat tercoret dari Timnas Indonesia U-22 saat Kualifikasi Piala Asia U-23 2018, bintang muda asal Aceh, Miftahul Hamdi, menunjukkan kepantasan menghuni skuat Tim Garuda di SEA Games 2017. Hal tersebut diperlihatkan Hamdi saat pulang lebih cepat dan berkontribusi besar bagi klubnya, Bali Umited.
Baca Juga
Miftahul Hamdi sudah mendapatkan panggilan dari Luis Milla untuk mengikuti seleksi tahap pertama Timnas Indonesia U-22. Pemain asal Sigli itu mendapatkan panggilan dalam dua seleksi pertama sebelum akhirnya Luis Milla mencoba alternatif lain di seleksi tahap ketiga.
Pesepak bola belia yang mengidolakan Cristiano Ronaldo itu pun mengaku sangat senang bisa mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan Timnas Indonesia. Menurutnya, pemanggilan itu membuatnya merasakan pengalaman besar dalam karier sepak bolanya.
"Rasanya sangat luar biasa bisa bermain dengan pemain-pemain yang bisa dikatakan sebagai yang terbaik di Indonesia. Ini menjadi satu kebanggaan tersendiri bagi saya, pengalaman yang luar biasa dalam hidup saya," ujar Miftahul Hamdi kepada Bola.com
Nama Miftahul Hamdi pun terus mendapatkan panggilan mulai dari laga uji coba kontra Myanmar sebagai laga internasional pertama Timnas Indonesia U-22 di bawah asuhan Luis Milla, hingga akhirnya berangkat ke Thailand untuk mengikuti Kualifikasi Piala Asia U-23 2018.
Dalam dua laga uji coba yang dilakukan Timnas Indonesia U-22 saat melakukan pemusatan latihan di Bali sebelum keberangkatan ke Thailand, Hamdi pun memperlihatkan performa yang sangat baik. Tiga gol dalam dua laga diciptakannya, Hamdi pun tampak sangat nyaman bermain bersama rekan-rekan setimnya.
Sayang, Luis Milla yang membawa 24 pemain ke Thailand pada akhirnya tidak memasukkan nama Hamdi dalam pendaftaran 23 pemain untuk Kualifikasi Piala Asia U-23 2018. Rencana awal Hamdi tetap berada di Thailand karena tetap memiliki kans untuk tampil di SEA Games 2017.
Namun, akhirnya ia pulang lebih cepat karena Bali United membutuhkan tenaganya mengingat Serdadu Tridatu harus menghadapi PSM Makassar pada pekan ke-16 Liga 1 2017.
Unjuk Ketajaman
"Kami sudah menerima kabar kalau Hamdi tidak di daftarkan ke dalam skuad Timnas U-22 karena jumlah maksimal pemain yang di daftarkan adalah 23. Kami tentu berharap PSSI memberikan ijin kepada Hamdi untuk kembali bergabung dengan tim Bali United. Alasannya karena kami memerlukan seluruh pemain terbaik kami termasuk Hamdi demi meraih hasil maksimal di setiap pertandingan Bali United," ujar Sekretaris Bali United, Michael Gerald, pada 18 Juli 2017.
Keputusan untuk pulang lebih cepat pun menjadi sebuah pilihan tepat bagi Hamdi. Bali United berhasil menang 3-0 dan boleh disebut Hamdi membuktikan diri Luis Milla telah salah mencoretnya dari skuat Garuda Muda untuk Kualifikasi Piala Asia U-23. Miftahul Hamdi berhasil mencetak gol penutup dalam kemenangan telak yang diraih Bali United dalam pertandingan tersebut.
Namun, Hamdi tetap rendah hati. Pemain yang menilai sosok Milla sebagai seorang pelatih yang sangat disiplin dan tidak neko-neko itu tentu masih berharap bisa kembali bergabung dengan skuat Garuda Muda untuk SEA Games 2017, seperti yang sempat diucapkan oleh asisten pelatih Timnas Indonesia U-22, Bima Sakti, sebelum terbang ke Thailand bahwa siapa pun yang dicoret akan tetap punya kesempatan bermain di SEA Games 2017.
Tanpa rasa sakit hati dan tetap mendukung teman-temannya di Timnas Indonesia U-22 saat Kualifikasi Piala Asia U-23 berlangsung, Miftahul Hamdi menegaskan Timnas Indonesia menjadi mimpi baginya.
"Timnas Indonesia itu sangat berarti bagi saya. Sejak kecil saya bermain sepak bola adalah untuk bisa memperkuat Timnas Indonesia. Itu mimpi saya," ujar pemain asal Sigli itu.
Miftahul Hamdi mengaku sangat gembira ketika mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan Tim Merah-Putih. Hamdi pun menjadi penerus tradisi pemain-pemain asal Aceh yang membela Timnas Indonesia, seperti Irwansyah, Fachri Husaini, Abdul Musawir, Ismed Sofyan, Syakir Sulaiman, dan Syahrizal.
Seperti Ismed Sofyan
Timnas Indonesia pun menjadi sebuah tempat yang sangat menyenangkan bagi Hamdi. Bisa mengenal pemain-pemain dari seluruh Indonesia dengan karakteristik yang berbeda-beda menjadi sebuah pengalaman yang berkesan baginya.
"Perasaan saya bangga karena bisa bergabung dengan Timnas Indonesia dan karena bisa membela negara ini. Semoga ke depan saya bisa mengikuti jejak langkah senior-senior saya seperti Ismed Sofyan dan pemain-pemain Aceh lainnya. Semoga saya bisa memberi yang terbaik melalui penampilan saya. Dengan usaha dan kerja keras, saya bisa memberikan yang terbaik untuk Timnas Indonesia," ujar Hamdi.
Keberagaman di dalam tubuh Timnas Indonesia U-22 pun menjadi salah satu yang sangat dikagumi oleh Hamdi. Suasana yang cair dalam setiap kesempatan, baik hendak berlatih di lapangan, atau ketika menjalani aktivitas di penginapan memperlihatkan persatuan yang kuat di antara para pemain Garuda Muda.
Kebijakan manajemen Timnas Indonesia U-22 yang selalu mengubah pasangan satu kamar para pemain pun menjadi salah satu cara jitu untuk mempererat komunikasi sehari-hari Miftahul Hamdi dkk.
"Saya sering bercanda dengan semua teman-teman di tim, terutama karena setiap kali pemusatan latihan pasti teman sekamarnya selalu berbeda. Jadi saya banyak bercanda dengan pemain-pemain lain. Saya sering bercanda dengan Ricky Fajrin dan Yabes Roni. Mereka suka minta belajar bahasa Aceh kepada saya. Kalau lagi ingin curhat, saya biasanya bicara dengan Evan Dimas," kisah Hamdi soal kesehariannya bersama rekan-rekan setimnya di Timnas Indonesia U-22.
Bicara soal keberagaman, Hamdi memang merupakan pemain yang sangat menjunjung nilai-nilai toleransi. Pemain asal Aceh ini bahkan sempat mengunggah foto dirinya tengah berselebrasi bersama Yabes Roni dan Ngurah Nanak saat bermain untuk Bali United. Dalam foto tersebut, ketiga pemain dengan keyakinan yang berbeda-beda melakukan selebrasi bersyukur kepada Tuhan dengan cara masing-masing dalam satu frame.
"Saya dari kecil sudah diajarkan untuk toleransi karena pasti kita satu sama lain saling membutuhkan. Saya diajarkan oleh orang tua saya untuk tidak membeda-bedakan suku atau agama karena kita ini Indonesia, jadi harus terus bersatu," ungkap Hamdi.
Ajaran positif dari orang tua itu pun membuat Hamdi begitu menyatu dengan rekan-rekan setimnya di Timnas Indonesia U-22. Pemain berusia 21 tahun itu pun melihat situasi di Tim Garuda Muda sangat positif dan membuatnya begitu optimistis dengan kekompakan yang menjadi kunci penting di dalam sebuah tim.
"Saya melihat tim ini sangat kompak. Semua pemain di sini disiplin menjalankan aturan dan saling mengingatkan. Para pemain pun sering memperlihatkan sikap saling mendukung meski di situasi ada satu orang yang melakukan kesaalahan. Semua pun menerima kesalahan itu dan menanggungnya bersama-sama," ujar Hamdi.
"Insha Allah saya optimistis tim ini bisa sukses. Kehadiran pelatih dari Spanyol mudah-mudahan membangkitkan semangat di dalam tim ini. Semoga kami bisa meraih hasil maksimal di SEA Games nanti," tegas Hamdi penuh keyakinan.