5 Pemain Real Madrid yang Jadi Fans Berat Barcelona

oleh Liputan6.com diperbarui 06 Agu 2017, 14:48 WIB
Gelandang Real Madrid Luka Modric ternyata fans Barcelona (EPA/Juan Carlos Hidalago)

Bola.com, Madrid - Real Madrid dan Barcelona menjadi musuh bebuyutan. Namun, di level pemain, saling sanjung dan hormat menjadi sisi lain. Uniknya, ada beberapa pemain Real Madrid yang menjadi fans Blaugrana.

Selain itu, ada beberapa pemain yang pernah membela kedua klub. Sebab, ternyata cukup banyak para 'pengkhianat' yang membela Barcelona ke Real Madrid, maupun sebaliknya.

Advertisement

Nama Luis Figo mungkin menjadi nama paling tenar yang pernah membela kedua klub. Figo sama-sama membela Barcelona dan Real Madrid selama lima tahun. Ia menjadi pujaan di Camp Nou sejak bergabung tahun 1995. Dia menyumbang tujuh gelar dan sukses mencetak 45 gol dari 249 laga.

Namun tiba-tiba Figo pindah ke Real Madrid tahun 2000, sekaligus menjadikannya pemain termahal di dunia saat itu. Figo pun menjadi sasaran fans Los Azulgrana ketika laga El Clasico berlangsung di Camp Nou. Ia dilempari koin, bola golf, hingga kepala babi.

Semua kontroversi tersebut tak menyurutkan rasa senang beberapa pemain Real Madrid terhadap Barcelona. Berikut ini lima penggawa Real Madrid yang 'menggilai' Barcelona.

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, La Liga, Liga Champions, dan Liga Europa, dengan kualitas HD di sini

2 dari 5 halaman

Isco

Isco (EPA/Lavandeira JR)

Francesco Isco tidak diragukan lagi menjadi fundamental dalam rencana masa depan Real Madrid.  Dia baru saja mendapatkan musim terbaiknya bersama Real Madrid, dan terbukti menentukan dalam beberapa bulan terakhir saat cedera Gareth Bale.

Namun, beberapa tahun yang lalu, Isco sempat mengakui bahwa alasan dia menamai anjingnya 'Messi'. Hal ini karena dia yakin kapten tim nasional Argentina itu pemain terbaik di dunia.

Akan tetapi, Isco menamai anjingnya itu sebelum bergabung dengan Madrid pada tahun 2013. Dia jua dikabarkan punya hasrat bermain di Camp Nou bersama El Barca suatu saat nanti.

3 dari 5 halaman

Luka Modric

Luka Modric (Reuters/Juan Medina)

Pada tahun 2008, sebuah rumor muncul bahwa FC Barcelona tertarik untuk mendatangkan Luka Modric dari Dinamo Zagreb. Dengan harapan meyakinkan pemain untuk bergabung, media Catalunya, Mundo Deportivo mempersembahkan bintang Kroasia itu sebuah jersey Barca dengan nomor 14.

Modric sejak kecil memang dikenal fans Barcelona. Dia bahkan pernah mengaku sengaja gunakan nomor 14 seperti idolanya Johan Cruyff.

Bahkan, Modric dengan senang hati menerima hadiah tersebut, walaupun kepindahannya akhirnya gagal. Hal itu karena Tottenham Hotspur dapat memikatnya ke Liga Inggris.

Setelah bergabung dengan Madrid pada tahun 2012, Modric dengan cepat mengungkapkan kesenangannya. Dia membantah pernah cinta Barca, dan bilang "Real Madrid, klub terbesar di dunia."

4 dari 5 halaman

Zinedine Zidane

Zinedine Zidane (AP Photo/Jae C. Hong)

Zinedine Zidane, pinahlawan Real Madrid, yang mencetak gol kemenangan di final Liga Champions melawan Bayer Leverkusen pada tahun 2002 itu ternyata juga cinta Barcelona. Hal ini sudah rahasia umum lagi.

Dalam sebuah video, Zizou dengan jelas mengakui bahwa Juventus selalu menjadi tim favorit Italia, sedangkan di La Liga, timnya adalah Barca. Tapi pada akhirnya, apakah itu benar-benar penting?

Tidak, karena Zidane akhirnya menyelesaikan transfernya ke ibukota Spanyol pada tahun 2001. Sejak saat itu terbukti dia menjadi aset hebat, baik sebagai pemain maupun pelatih.

5 dari 5 halaman

Alfredo Di Stefano

Alfredo Di Stefano

Di Stefano memang selama ini dikenal sebagai legenda Madrid. Tetapi, nyatanya dia pernah berkostum Barcelona dalam kariernya.

Hal ini bermula dari skandal transfernya dari River Plate pada 1953. Kala itu, baik Barca maupun Madrid memang bernafsu dengan jasanya. Namun, Di Stefano akhirnya ke Madrid.

Akan tetapi, menurut kabar di beberapa media, pemain yang dijuluki Saeta Rubia itu lebih dahulu berseragam Barcelona dalam sebuah laga persahabatan. Namun memang, dia lebih dikenal sebagai legenda Madrid lantaran mempersembahkan 5 gelar Piala Champions (Sekarang Liga Champions) secara berturut-turut bagi El Real di periode tahun 1950-an. (I. Eka Setiawan)