Bola.com, Jakarta - Wasit asing akhirnya digunakan untuk pertama kali saat Persib Bandung menghadapi PS TNI di Stadion Si Jalak Harupat, Minggu (6/8/2017). Shaun Robert Evans menjadi wasit asing pertama yang memimpin pertandingan Liga 1 2017. Salah satu wasit Indonesia, Oki Dwi Putra, mengakui wasit Indonesia harus belajar dari wasit asing di Liga 1.
Baca Juga
Shaun Robert Evans memimpin pertandingan antara Persib dan PS TNI yang berakhir dengan skor 3-1 untuk kemenangan tim tuan rumah. Kubu Persib dan PS TNI menilai sang pengadil memimpin pertandingan dengan sangat baik. Wasit berlisensi FIFA itu mengeluarkan lima kartu kuning. Tiga kartu kuning untuk pemain PS TNI, yakni Manahati Lestusen, Ganjar Mukti, Hong Soon-hak, dan dua kartu kuning untuk Persib dikeluarkan bagi Dedi Kusnandar serta Henhen Herdiana.
Pujian juga diungkapkan oleh salah satu wasit aktif Indonesia, Oki Dwi Putra. Wasit yang baru-baru ini dipercaya memimpin laga final Piala AFF U-15 2017 itu mengakui Shaun Robert Evans dkk. memimpin laga dengan baik. Ada dua hal yang disebutnya menjadi salah satu yang disebut menjadi pembeda dengan wasit lokal.
"Secara kualitas memang lebih baik. Mereka punya kebugaran dan kemampuan membaca arah pertandingan dengan lebih baik. Saya melihat ada momen di mana Persib melakukan delay permainan dan PS TNI berhasil melakukan serangan balik. Saya melihat Shaun sudah mengantisipasi hal itu dengan pergerakan yang baik. Ia bahkan sudah berada di jarak pandang yang paling baik saat serangan dilakukan," ujar Oki Dwi Putra kepada Bola.com.
Oki Dwi Putra pun berharap performa yang diperlihatkan oleh Shaun Evans bisa dianalisa dengan baik dan ditiru oleh wasit-wasit di Indonesia. Menurutnya, wasit di Indonesia harus melihat kelebihan wasit asing dengan obyektif dan positif.
"Jika mau melihat secara positif, Dua hal yang saya sebutkan memang harus dipahami dan dipelajari oleh wasit Indonesia. Kebugaran dan teknik membaca permainan itu memang sangat penting," ujarnya.
Tak ada protes yang dilancarkan pemain Persib dan PS TNI kepada Shaun juga dinilai positif oleh wasit asal Bandung itu. Namun, ia juga tidak menampik kemungkinan para pemain tidak melakukan protes karena kendala bahasa.
"Mungkin saja memang pemain tidak mau protes karena harus menggunakan bahasa Inggris, tapi bukan itu poin pentingnya. Poin sebenarnya adalah ada rasa respek dari wasit kepada pemain dan pelatih, begitu pun sebaliknya. Itu yang membuat mereka dinilai sangat baik memimpin pertandingan. Seandainya pemain dan pelatih kita juga seperti itu kepada wasit lokal, rasanya tidak akan ada perbedaan besar di antara wasit asing dan lokal," ungkapnya.
Bicara soal tidak ada protes yang dilakukan pemain terhadap wasit asing asal Australia itu pemain Persib Bandung dan PS TNI yang bergabung dengan Timnas Indonesia U-22 punya pendapat berbeda. Ada yang menilai memang kendala bahasa memang menjadi penyebab tak ada protes, tapi ada pula yang menilai karena kualitas Shaun memang bagus.
Febri Hariyadi yang bermain sangat baik dalam pertandingan tersebut, mengatakan, "Secara kualitas bagus. Namun, soal tidak ada protes mungkin memang karena kendala bahasa."
Sementara itu, bek PS TNI, Andy Setyo, yang menjadi pemain cadangan dalam pertandingan tersebut menilai berbeda. "Kualitasnya memang bagus. Dia lebih tegas," ujarnya.
Wasit Indonesia di Level Internasional
Kendati saat ini wasit asing mendapatkan kepercayaan lebih baik untuk mengatasi permasalahan buruknya performa wasit lokal di Liga 1, Oki Dwi Putra baru-baru ini mendapat kehormatan memimpin pertandingan final Piala AFF U-15 2017 antara Thailand dan Vietnam.
Pengalaman ini menurut Oki menjadi sebuah pembuktian wasit Indonesia juga mendapatkan kepercayaan dari level internasional. Ia pun mendapatkan pengalaman tertantang untuk bersaing dengan wasit dari negara lain di turnamen tersebut.
"Wasit yang tampil di sana dievaluasi setiap hari. Kami semua masuk kelas setiap pagi dan membahas pertandingan hari sebelumnya. Saya merasa tertantang karena saya dan wasit-wasit lain grafiknya selalu meningkat. Ada yang grafiknya menurun dan akhirnya dipulangkan, seperti dari Kamboja dan Brunei," kisah Oki.
"Dari evaluasi itu saya merasa sebagai wasit tertantang untuk lebih baik. Sepertinya cara seperti itu perlu diterapkan di Indonesia," lanjutnya.
Hasil evaluasi tersebut pun menjadi salah satu penentu keberhasilan Oki Dwi Putra memimpin laga final. Grafik peningkatan di dua laga yang dipimpinnya dalam babak grup, yaitu saat Timor Leste kontra Malaysia dan Kamboja kontra Brunei Darussalam.
Satu lagi wasit Indonesia akan memimpin laga internasional yaitu Thoriq Alkatiri. Salah satu wasit terbaik itu akan memimpin pertandingan di Piala AFF U-18 2017 yang akan digelar di Myanmar pada September 2017.
"Hal ini memperlihatkan wasit Indonesia juga diperhitungkan di level internasional. Saya berharap akan lebih banyak wasit Indonesia yang dipercaya memimpin pertandingan internasional.