Bola.com, Jakarta - Timnas Indonesia U-23 meraih medali perak dalam dua edisi SEA Games, yakni tahun 2011 dan 2013. Dalam dua episode tersebut, skuat Garuda Muda menjalani pertarungan mendebarkan pada partai final.
Pada 2011, Indonesia yang bertindak sebagai tuan rumah digadang-gadang meraih medali emas. Rahmad Darmawan yang bertugas sebagai arsitek tim juga berhasil mengumpulkan materi pemain terbaik walau ada gejolak dualisme sepak bola Indonesia pada saat itu.
Kala itu, Rahmad Darmawan dipilih Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) untuk menggantikan posisi Alfred Riedl yang digeser sementara sebagai Direktur Teknik Timnas Indonesia.
Baca Juga
Setelah penunjukkan itu, Rahmad menggelar pemusatan latihan dan berhasil mengumpulkan para pesepak bola muda terbaik di Tanah Air. Mulai dari Kurnia Meiga, Andritany Ardhiyasa, Egi Melgiansyah, Okto Maniani, Andik Vermansah, Ferdinand Sinaga, Titus Bonai hingga Patrich Wanggai.
Tim Garuda Muda memulai kiprah mereka di SEA Games 2011 dengan mengesankan. Pada laga pembuka Grup A, Titus Bonai dan kawan-kawan menang telak 6-0 atas Kamboja di Stadion Utama Gelora Bung Karno. Gol yang dicetak Wanggai (dua gol), Tibo, Gunawan Dwi Cahyo, Andik, dan Ramdani Lestaluhu menandai awal sempurna di hadapan publik sendiri.
Dua laga selanjutnya juga diakhiri Timnas Indonesia U-23 dengan kemenangan. Anak asuh Rahmad mengalahkan dua lawan berat, Singapura 2-0 dan Thailand 3-1 walau harus takluk 0-1 dari Malaysia pada laga terakhir fase grup.
Memasuki babak semifinal, Timnas Indonesia U-23 tampil gemilang melawan Vietnam. Gol dari tendangan bebas Wanggai dan gol Tibo membawa Tim Garuda Muda ke final untuk bertemu Malaysia di partai puncak. Timnas Indonesia U-23 pun digadang-gadang bakal menjadi juara setelah penampilan sempurna kontra tim dari Negeri Paman Ho.
Di final, Timnas Indonesia U-23 pun unggul cepat berkat gol Gunawan yang membuat puluhan ribu suporter yang memadati SUGBK bersorak kegirangan. Namun Malaysia bukan tanpa perlawanan karena terbukti mampu menyamakan skor melalui Asraruddin Putra Omar. Skor 1-1 bertahan hingga perpanjangan waktu dan pertandingan harus ditentukan melalui adu penalti.
Timnas Indonesia U-23 yang lebih diunggulkan akhirnya harus gigit jari. Mereka takluk 3-4 dari Malaysia setelah dua tembakan dari Gunawan dan Ferdinand digagalkan kiper Malaysia, Khairul Fahmi Che Mat. Malaysia pun berpesta di SUGBK, sementara para pengawa Timnas Indonesia U-23 hanya bisa tertunduk lesu.
"Tim tidak bisa maksimal karena kondisi pemain tidak sebugar ketika di semifinal. Malaysia juga lebih pengalaman. Kiper dan eksekutor mereka siap menghadapi penalti," kata Rahmad setelah kekalahan menyakitkan tersebut.
Perjalanan Timnas Indonesia di SEA Games 2011:
Babak penyisihan Grup A:
Indonesia Vs Kamboja 6-0
Singapura Vs Indonesia 0-2
Indonesia Vs Thailand 3-1
Indonesia Vs Malaysia 0-1
Semifinal:
Vietnam Vs Indonesia 0-2
Final
Malaysia Vs Indonesia 1-1 (4-3)
Daftar pemain Timnas Indonesia di SEA Games 2011:
Kiper: Kurnia Meiga, Andritany Ardhiyasa
Belakang: Gunawan Dwi Cahyo, Septia Hadi, Diego Michiels, Yericho Cristiantoko, Hasyim Kipuw, Abdulrahman
Tengah: Egi Melgiansyah, Mahadirga Lasut, Stevie Bonsapia, Oktovianus Maniani, Ferdinand Sinaga, Ramdani Lestaluhu, Hendro Siswanto, Andik Vermansah
Depan: Titus Bonai, Yongky Aribowo, Patrich Wanggai, Lucas Mandowen
Kejutan di SEA Games 2013
Rahmad Darmawan kembali dipercaya Satlak Prima untuk menangani Timnas Indonesia U-23. Pelatih asal Metro, Lampung itu ditunjuk untuk membawa Tim Garuda mengukir prestasi pada SEA Games 2013 di Myanmar.
Dalam perjalanannya, persiapan Rahmad untuk menyiapkan tim menghadapi SEA Games 2013, sempat direcoki dengan "pertarungan" Arema dan Persebaya. Ketika itu, Rahmad yang masih terikat kontrak dengan Arema diklaim bakal berlabuh ke Persebaya setelah berakhirnya SEA Games 2013.
Polemik itu akhirnya reda setelah Ketua Badan Tim Nasional, La Nyalla Mattalitti, memastikan Rahmad harus fokus menukangi timnas jelang SEA Games 2013.
Tim Garuda Muda pun menjalani masa persiapan dengan mulus. Bahkan, Bayu Gatra dan kawan-kawan sempat "memanaskan mesin" dalam ajang MNC Cup. Rangkaian uji coba itu menjadi modal untuk meraih medali emas di Myanmar.
Namun, penampilan Timnas Indonesia U-23 di penyisihan grup justru tak meyakinkan dengan persiapan yang jauh lebih baik. Menang 1-0 atas Kamboja pada laga pembuka, anak asuh Rahmad justru takluk 1-4 dari Thailand dan bermain imbang 0-0 dengan Timor Leste.
Kepastian Timnas Indonesia U-23 lolos ke semifinal juga baru didapat pada laga terakhir saat mengalahkan tuan rumah, Myanmar 1-0. Kemenangan dengan skor tipis membawa Timnas Indonesia U-23 ke babak empat besar dengan status runner-up Grup B berkat keunggulan head to head dari Myanmar.
"Pada 2013 kami punya waktu untuk persiapan, tetapi kendala saat itu tidak banyak alternatif di lini depan. Jadi ada pemain yang bukan striker yang saya paksa menjadi striker," kata Rahmad.
Ketiadaan mesin gol memang membuat Timnas Indonesia U-23 kesulitan. Bahkan dari empat gol yang dicetak sepanjang fase grup, hanya satu yang berasal dari seorang striker yakni, Yandi Sofyan.
Memasuki babak semifinal, Timnas Indonesia U-23 berhasil mengalahkan Malaysia 4-3 (1-1) melalui adu penalti. Hasil ini sekaligus revans atas kekalahan pada final SEA Games 2011.
Namun di final Timnas Indonesia U-23 kembali tertunduk. Gol semata wayang Sarawut Masuk mengubur mimpi Tim Garuda Muda untuk meraih medali emas ketiga sepanjang sejarah di SEA Games setelah tahun 1987 dan 1991.
""Banyak pemain yang kecewa. Namun yang paling sedih pemain yang dua tahun lalu tidak dapat emas dan tahun ini kembali gagal merebutnya emas seperti Diego (Michiels), Ramdani (Lestaluhu), dan Kurnia Meiga," ujar Alfin Tuasalamony, bek serbabisa yang tampil memikat sepanjang turnamen.
Perjalanan Timnas Indonesia di SEA Games 2013
Babak penyisihan Grup B:
Kamboja Vs Indonesia 0-1
Indonesia Vs Thailand 1-4
Timor Leste Vs Indonesia 0-0
Indonesia Vs Myanmar 1-0
Semifinal
Malaysia Vs Indonesia 1-1 (3-4)
Final
Indonesia Vs Thailand 0-1
Daftar pemain Timnas Indonesia di SEA Games 2013:
Kiper: Kurnia Meiga, Andritany Ardiyasa
Belakang: Alfin Tuasalamony, Roni Esar, Andri Ibo, Manahati Lestusen, Syahrizal, Mokhamad Syaifuddin, dan Diego Michiels.
Tengah: Rizky Pellu, Andik Vermansah, Ramdani Lestaluhu, Ferinando Pahabol, Dedi Kusnandar, Dendi Santoso, Bayu Gatra, Egi Melgiansyah, dan Nelsom Alom.
Depan: Fandi Eko Utomo dan Yandi Sofyan
Rahmad Darmawan: Sebuah Mimpi yang Tertunda
"SEA Games 2011 buat saya adalah ajang yang sangat menarik karena momen itu jadi tugas saya untuk pertama kali sebagai pelatih Timnas Indonesia. Walaupun tim U-23, tapi itu sangat berarti bagi saya. Banyak hal baru yang berbeda dibanding ketika saya melatih di klub.
Saya memiliki materi pemain yang sangat bagus pada 2011. Dari lini belakang hingga striker adalah pemain-pemain muda terbaik. Pada era ini Indonesia banyak memiliki penyerang bagus seperti Ferdinand Sinaga, Titus Bonai, Patrich Wanggai. Saya punya banyak pilihan pemain pada waktu itu.
Hanya saja, persiapan yang kurang membuat periodesasi latihan tidak maksimal. Imbasnya, kondisi fisik pemain tidak optimal ketika menjalani partai puncak melawan Malaysia. Ketika melawan Malaysia level fitnes kita menurun dan harus kalah melalui adu penalti.
Jujur kegagalan itu sempat membuat saya tak bisa tidur selama dua hari. Saya kemudian mengenang pada tahun 1991 ketika saya punya kans masuk timnas, tapi di sisi lain harus meninggalkan pelatnas karena mengikuti pendidikan militer. Pada saat final, saya menonton rekan-rekan saya dari markas tentara.
SEA Games 1991, setidaknya saya pernah merasakan gemblengan Anatoli Polosin. Masih kuat dalam ingatan, kami berlatih fisik di gunung dengan semak-semak di kanan dan kiri kami.
Tahun 2013 Indonesia kembali mempercayai saya sebagai pelatih. Pada tahun ini ada kondisi yang berbeda, kami waktu untuk persiapan, tetapi saya mengalami kesulitan mencari pemain depan. Pada waktu itu ada Ferinando Pahabol, Sunarto, dan hanya Yandi Sofyan yang murni striker.
Kami Kalah telak dari Thailand pada penyisihan, tapi kami bangkit dan main bagus melawan Myanmar hingga lolos ke semifinal dan bertemu Malaysia. Partai semifinal sangat mendebarkan dan saya lega Indonesia mengalahkan Malaysia. Bagi saya yang penting tidak kalah dengan Malaysia.
Pada waktu itu banyak pihak mengatakan saya tidak gagal meski kalah 0-1 melawan Thailand di final. Tapi, saya menganggap diri saya gagal. Dan, sampai detik ini saya masih berhasrat memberikan medali emas atau gelar juara untuk Timnas Indonesia. Semoga suatu saat nanti..
Rahmad Darmawan, Jakarta, 10 Agustus 2017
Baca Juga
5 Pelatih yang Layak Dapat Pujian Sepanjang 2024: Berperan Dongkrak Perkembangan Sepak Bola Indonesia
3 Fakta Miring Timnas Indonesia Selama Fase Grup yang Membuat Pasukan STY Limbung Lalu Hancur di Piala AFF 2024
Deretan Hal yang Membuat Rekam Jejak Timnas Indonesia Layak Dapat Pujian Meski Gagal di Piala AFF 2024