Bola.com, Jakarta - Pemandangan unik terjadi saat Timnas Indonesia U-22 mendapat hadiah penalti saat duel kontra Thailand di fase penyisihan Grup B yang digelar Selasa (15/8/2017). Penggawa Garuda Muda saling lempar tanggung jawab, terkesan paranoid mengesekusi penalti.
Septian David Maulana akhirnya jadi eksekutor setelah Evan Dimas yang sebenarnya diminta menendang penalti menolak karena gugup. Gol titik putih Septian jadi penyama skor pertandingan.
Baca Juga
Kegugupan dipandang wajar oleh legenda hidup sepak bola Indonesia, Sudirman. "Enggak mudah menendang penalti. Apalagi tendangan tersebut jadi penentu hasil pertandingan," ujar mantan stoper yang jadi anggota Timnas Indonesia juara di SEA Games 1991.
Perlu diketahui, Sudirman jadi eksekutor terakhir Tim Merah-Putih saat final SEA Games 1991. Pertandingan harus diakhiri dengan cara tos-tosan setelah Indonesia dan Thailand berbagi skor imbang 0-0 di waktu normal.
Sudirman jadi eksekutor keenam Tim Garuda. "Yang diminta menendang awalnya Robby Darwis. Namun, yang bersangkutan menolak karena gugup. Pemain lain juga diam ketika ditanya Coach Danurwindo (asisten pelatih). Saya reflek menunjuk tangan," cerita Sudirman.
Sudirman mengakui kalau saat hendak menendang perasaannya berkecamuk. "Jantung saya berdetak kencang. Suasana stadion mendadak hening. Saya mencoba fokus dan menendang sekeras-kerasnya bola, dan gol," timpalnya.
Pertandingan akhirnya dimenangi Timnas Indonesia, setelah kiper Edy Harto mementahkan tendangan salah satu pemain Thailand.
Sudirman berbagi tips agar seorang pemain bisa jadi eksekutor yang baik tendangan penalti. "Rasa gugup itu tidak akan bisa hilang. Pemain natural saja. Saat hendak menendang putuskan dulu mau menembak ke arah mana. Jangan berubah, yakini arah dipilih. Tendang sekeras-kerasnya. Kenapa harus kencang? Karena gerak bola pasti lebih cepat dibanding kiper," ujar pria kelahiran Riau, 24 April 1969 tersebut.
Sepanjang kariernya Sudirman sering dipercaya jadi eksekutor tendangan penalti di klubnya Arseto. "Kalau tidak salah ingat hanya dua kali saya gagal. Hal itu terjadi karena saya memutuskan tiba-tiba merubah arah tendangan."
Timnas Indonesia U-22 pada Kamis (17/8/2018) bakal berjumpa Filipina di Stadion Shah Alam, Selangor. Dalam pertandingan ini amat mungkin tim asuhan Luis Milla menghadapi situasi serupa seperti pertandingan pertama.