Legenda PSM Puji Kejelian Luis Milla Mengatasi Dominasi Vietnam

oleh Abdi Satria diperbarui 23 Agu 2017, 06:00 WIB
Gelandang Timnas Indonesia, Yabes Roni, terjatuh saat pertandingan melawan Vietnam di Stadion MPS, Selangor, Selasa (22/8/2017). Indonesia bermain imbang 0-0 lawan Vietnam. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Makassar - Keberhasilan Timnas Indonesia U-22 menahan Timnas Vietnam U-22 tanpa gol pada laga keempat penyisihan Grup B di Stadion Selayang, Selangor, Selasa (22/8/2017) malam mendapat apresiasi.

Syamsuddin Umar, mantan asisten pelatih Timnas Indonesia di Piala Asia 2007 memuji kinerja pelatih Timnas Indonesia U-22, Luis Milla, yang dinilai jeli membaca kekuatan lawan.

"Luis Milla menerapkan strategi yang tepat untuk meredam dominasi Vietnam. Terutama saat skuatnya hanya bermain dengan 10 pemain," kata Syamsuddin kepada Bola.com.

Advertisement

Di mata Syamsuddin, meski tidak mencetak gol, dominasi Vietnam memang sangat kental dan bermain jauh lebih baik dari Indonesia.

"Serangan mereka variatif. Umpan pendek dan panjang terarah dan akurat. Pergerakan tanpa bola Vietnam pun bagus. Terbukti pada 30 menit pertama, mereka langsung mendapat sembilan sampai 10 peluang," papar Syamsuddin.

Beruntung, lanjut Syamsuddin, empat pemain di lini belakang Indonesia tampil disiplin plus kiper yang tangkas dalam mengambil keputusan.

Di lain pihak, Syamsuddin menyoroti kinerja lini tengah Indonesia yang tidak bisa memainkan bola seperti pada pertandingan sebelumnya.

"Mereka baru bereaksi ketika lawan menguasai bola dengan melakukan sejumlah pelanggaran tidak perlu. Terbukti pemain kita mendapat dua kartu kuning di babak pertama," kata Syamsuddin yang membawa PSM juara Piala Perserikatan 1992 dan Liga Indonesia 1999-2000 ini.

Hal berbeda dilakukan lini tengah Vietnam yang tidak memberi kesempatan lawan menguasai bola dengan pelanggaran yang minim.

Pergantian pemain yang dilakukan Luis Milla juga dinilai tepat. Khususnya saat Ezra Walian digantikan Marinus. "Saya menilai Marinus sukses menahan pergerakan kapten Vietnam yang sebelumnya kerap beroperasi di daerah 16 Indonesia," ucapnya.

Meski memuji kedisiplinan pemain, khususnya lini belakang, Syamsuddin menyoroti mental pemain yang gampang terprovokasi lawan. Dia merujuk kartu merah yang diterima Hanif Sjahbandi pada menit ke-63. Begitu pun dengan Febry Hariyadi yang langsung masuk ke lapangan setelah mendapat perawatan sehingga mendapat kartu kuning.

"Tapi, secara umum saya bangga melihat militansi pemain Timnas Indonesia U-22 untuk mencuri poin Vietnam," pungkas Syamsuddin mengakhiri pembicaraan.