Kebangkitan Senam Indonesia di SEA Games Usai 10 Tahun Mati Suri

oleh Liputan6.com diperbarui 24 Agu 2017, 22:03 WIB
Pesenam putri Rifda Irfanaluthfi menyumbang emas SEA Games dari cabang senam untuk nomor Balance Beam. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Jakarta - Tim senang Indonesia membuat kejutan dengan menyumbangkan tujuh medali pada SEA Games 2017. Hasil tersebut di luar dugaan karena senam awalnya hanya ditarget meraih satu medali perak. 

Satlak Prima punya alasan khusus mematok target tak muluk-muluk untuk tim senam. Selama 10 tahu, senam Indonesia seperti mati suri. Namun, semua berubah setelah Persatuan Senam Indonesia mulai bangkit sejak dua tahun lalu. Upaya mereka berbuah hasil manis di SEA Games 2017. 

Advertisement

"Persani ini sudah mati suri selama 10 tahun, tidak ada yang mengurus. Nah, dua tahun terakhir ini kami gerakan kembali," tutur Ketua Persani, Ilya Avianti, saat ditemui di Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta (Soetta) Kota Tangerang, dalam penyambutan atlet senam SEA GAmes 2017, Kamis (24/8/2017).

Ilya mengatakan awalnya Persani sempat mengalami kesulitan pendanaan. Tempat berlatih pun tidak punya, alat yang dibutuhkan juga sangatlah minim. Tak heran, para atlet berlatih berpencar di berbagai daerah di Indonesia.

Hingga akhirnya sebelum SEA Games 2017, mereka masuk karantina atlet senam di Doha, Qatar. "Kami kirimkan atlet putra 7 orang, putri 4 orang dan pelatihnya 3 orang," ujar Ilya.

Karantina itu membuahkan hasil sepadan. Dari SEA Games, tim senam membawa pulang 7 medali untuk Indonesia. Perinciannya 1 medali emas, 2 medali perak, dan 4 medali perunggu.

Dengan pencapaian ini, Ilya berharap atlet senam Indonesia harus mendapatkan pelatihan rutin minimal enam bulan. Hal ini dilakukan untuk penyempurnaan gerakan.

"Target dari Satlak Prima untuk senam pada SEA Games 2017 hanya 1 perak, dan kita sudah bisa menyumbang 7 medali," tutur Ilya.

Ketua Umum PB Persani, Ilya Avianti (tengah) menyambut kedatangan atlet senam Indonesia yang baru tiba dari SEA Games di Bandara Soetta, Kamis (24/8)

Ilya menambahkan persiapan menghadapi SEA Games praktis hanya berlangsung empat bulan, termasuk try out di Doha selama satu bulan. Persani sangat berharap adanya perhatian dari Pemerintah untuk memberikan fasilitas pelatihan bagi atlet, termasuk kesempatan try out, minimal dua kali pertandingan. "Sama seperti cabang olah raga lain, berikan kami fasilitas penunjang," katanya.

Selain itu, Ilya juga berharap pemerintah bisa membantu mereka mendatangkan pelatih asing, minimal untuk jangka waktu enam bulan. Begitu juga dengan fasilitas hall senam untuk Pelatnas. Dengan berbagai perbaikan tersebut, keberhasilan tim senam pada SEA Games 2017 bisa berlanjut ke event-event yang lain.  (Pramita Tristiawati)