Agus Prayogo Sebut Emas 10.000 Meter Jadi Penebusan Utang

oleh Benediktus Gerendo Pradigdo diperbarui 26 Agu 2017, 05:35 WIB
Pelari Indonesia, Agus Prayogo, meraih medali emas SEA Games cabang atletik nomor 10.000 meter di Stadion Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Jumat (25/8/2017). Agus menorehkan waktu 30 menit 22,26 detik. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Kuala Lumpur - Pelari jarak jauh Indonesia, Agus Prayogo, sukses meraih medali emas untuk Indonesia pada nomor lari 10.000 meter SEA Games 2017 di Stadion Bukit Jalil, Malaysia, Jumat (25/8/2017). Agus Prayogo menyebut medali tersebut sebagai pelunasan utang karena gagal mempersembahkan emas pada nomor maraton.

Advertisement

Agus Prayogo finis tercepat dengan catatan waktu 30 menit 22,26 detik, unggul 13 detik atas pelari Vietnam, Nguyen Van Lai. Agus merasa sangat gembira karena akhirnya bisa membayar kegagalan pada nomor maraton yang berlangsung pada Sabtu (19/8/2017).

"Keberhasilan ini sebenarnya seperti membayar utang karena saya gagal meraih medali emas di nomor maraton. Alhamdullilah saya bisa meraihnya di nomor 10 ribu meter," ujar atlet kelahiran Bogor itu.

Agus Prayogo hanya mendulang medali perak pada nomor maraton. Saat itu Agus mendominasi perlombaan hingga memasuki satu kilometer terakhir. Sayang, setelah itu kecepatannya habis hingga kans menyabet emas melayang.

Peraih lima medali emas SEA Games itu kemudian mengungkapkan rahasianya sehingga unggul jauh atas rival-rivalnya dan bahkan sampai melakukan overlap terhadap dua atlet asal Vietnam dan Myanmar. Faktor atmosfer di arena lari menjadi salah satu yang dimanfaatkan Agus untuk menjalankan strateginya.

"Dari pengalaman sebelumnya, pelari Vietnam itu memiliki kecepatan yang bagus. Namun, dengan kelembapan yang tinggi dan suhu udara yang cukup panas, saya mencoba menarik kecepatan tinggi dari awal," ujar Agus.

"Jika ia memiliki kecepatan di akhir, harapan saya kecepatan itu tidak keluar dan saya ternyata benar. 10 lap terakhir mereka semua keteteran," lanjut Agus Prayogo.

(Laporan Benediktus Gerendo Pradigdo dan Vitalis Yogi Trisna dari Kuala Lumpur, Malaysia)