Prima Wisnu Wardhana, Peraih Emas SEA Games Kebanggaan Keluarga

oleh Ronald Seger Prabowo diperbarui 27 Agu 2017, 14:39 WIB
Pepanah Indonesia, Prima Wisnu, prosesi penyerahan medali saat final SEA Games cabang panahan nomor compound di National Sports Council, Kuala Lumpur, Rabu (16/8/2017). Dirinya meraih emas setelah mengalahkan Malaysia. (Bola.com/Vitalis Yogi Trisna)

Bola.com, Yogyakarta - Meraih juara atau medali emas sekaligus membanggakan bangsa, negara, dan keluarga tentu jadi keinginan seluruh atlet. Hal tersebut kini dirasakan pepanah muda Indonesia, Prima Wisnu Wardhana, yang meraih emas pada SEA Games 2017 nomor compound individu putra.

Advertisement

Atlet berusia 21 tahun itu benar-benar merasakan kebahagiaan yang tak ternilai saat mampu membawa medali emas ke rumah orang tuanya di kawasan Purwanggan, Pakualaman, Yogyakarta. ''Senang bisa mempersembahkan yang terbaik untuk bangsa dan negara, membanggakan keluarga. Medali emas ini saya persembahkan khusus bagi keluarga,'' ungkap Prima Wisnu.

Medali emas itu diraih Prima lewat jalan yang berliku. Butuh usaha, doa, dan kerja keras untuk mencapai prestasi itu. Prima sendiri mengaku sempat gagal ke SEA Games 2015 di Singapura karena tidak lolos seleksi tim panahan Indonesia.

Namun, kegagalan benar-benar melecut semangat dan juga motivasi Prima. Mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) ini lantas berlatih lebih giat lagi demi meraih cita-citanya ke SEA Games Malaysia, dan akhirnya meraih medali emas.

''Setelah kegagalan itu saya memang bertekad untuk ikut SEA Games berikutnya. Saya latihan sampai maghrib, sampai pagi hari saya sempatkan berlatih sebelum kuliah,'' tutur dia.

Tak hanya itu, Prima mengaku sempat memikirkan kondisi sang ibu yang menderita sakit sebelum berangkat ke Malaysia. Kondisi kesehatan ibunya saat itu drop dan harus dibawa ke rumah sakit.

''Namun saat itu papa pesan untuk tidak usah memikirkan mama dulu karena sudah ada keluarga yang menjaga, fokus saja berjuang untuk negara, dan saya minta doa restu,'' tukas Prima.

Dengan bekal latihan dan doa, dirinya dengan mantap menghadapi wakil tuan rumah, M Juwaidi, yang memiliki peringkat di atas Prima. Namun hal itu tidak menyurutkan semangatnya untuk berjuang habis-habisan meraih medali emas. Ia juga sempat melakukan meditasi untuk menenangkan dirinya sebelum bertanding.

''Kalau peringkat, lawan memang jauh di atas saya. Namun Mbak Sri Ranti yang merebut emas pertama serta pelatih bilang sudah ada yang buka emas, kalau bisa hari ini kamu kawinkan gelar,'' ucapnya.

Sementara, sang ayah Putu Aryasa, tidak menyangka anak nomor duanya akan memilih olahraga panahan. Saat kecil, Prima menyukai sepak bola. Arya kian bangga setelah mengetahui putranya berhasil meraih medali emas dari siaran televisi.

''Ibu saya mengatakan kalau di televisi ada Prima, saya lihat ternyata juara dapat emas SEA Games. Saya, istri dan uti sampai menangis. Kami sekeluarga bangga Prima bisa mengharumkan Indonesia di pentas internasional,'' ungkapnya.