Bola.com, Jakarta - Keterpurukan Indonesia pada ajang SEA Games 2017 tak membuat Satlak Prima pesimistis menatap Asian Games 2018. Ketua Satlak Prima, Achmad Sutjipto, menegaskan tak akan merevisi target pada Asian Games 2018 yang akan berlangsung di Jakarta dan Palembang.
Baca Juga
Sebagai tuan rumah, Indonesia membidik target menempati posisi 10 besar, dengan raihan 15-20 medali emas. Target tersebut disoroti banyak pihak setelah Indonesia terpuruk di SEA Games 2017. Pada pesta olahraga antarnegara Asia Tenggara tersebut, Indonesia hanya menempati posisi kelima.
Raihan medali Indonesia juga jauh dari target, yaitu hanya mendulang 38 medali emas, 63 perak, dan 90 perunggu. Padahal Indonesia menargetkan 55 medali emas. Melesetnya target tersebut membuat banyak pihak meragukan Indonesia mampu memenuhi ambisi mendulang 15-20 medali emas di Asian Games. Apalagi, persaingan di level Asia dipastikan jauh lebih ketat.
"Target tersebut (di Asian Games) masih realistis. Masih bisa diraih," kata Achmad, pada konferensi pers di Kantor Kemenpora, Jakarta, Kamis (31/8/2017).
Achmad menyatakan Indonesia punya modal untuk merealisasikan target tersebut karena ada beberapa cabang olahraga yang bisa jadi andalan utama. Cabang tersebut yang diusulkan Indonesia serta telah disetujui Olympic Council of Asia.
"Ada tiga cabang usulan kami yang telah disetujui OCA, yaitu bridge, jet ski, dan paralayang. Anda bisa hitung sendiri kira-kira dapat berapa dari tiga cabang itu," kata Achmad.
Achmad menambahkan Indonesia juga bisa mendulang medali dari cabor yang secara tradisi menjadi tumpuan seperti pencak silat, bulutangkis, panahan, bowling, dan angkat besi.
"Selain itu kita juga punya cabang yang membuktikan performanya bagus dan tinggal dipoles seperti balap sepeda, atletik, renang, lompat indah, maupun senam. Tapi kalau ditanya apakah pasti target tercapai, ya saya bilang tidak tahu. Kami tidak tahu lawan apakah bakal berlari, baik lift, maupun naik tangga," urai Achmad.
Perhelatan Asian Games 2018 akan berlangsung di Jakarta dan Palembang pada 18 Agustus hingga 2 September. Ini merupakan kali kedua Indonesia menjadi tuan rumah multievent tingkat Asia tersebut.