Bola.com, Lamongan - Aji Santoso kembali memoles Persela Lamongan pada sisa kompetisi Liga 1 2017. Pelatih yang baru saja mundur dari Arema FC itu datang ke Lamongan setelah juru racik sebelumnya, Herry Kiswanto, meletakkan jabatannya usai mengalami lima kekalahan beruntun.
Mantan sayap kiri Timnas SEA Games 1991 ini direkrut karena kemampuannya sudah terbukti beberapa kali mampu mengangkat performa tim yang sedang terpuruk.
Nama Aji bagi publik Lamongan sudah tak asing. Sebab sebelum membesut Arema FC di awal musim Liga 1 2017, Aji lebih dulu memoles Persela. Ia juga dianggap sebagai pahlawan bagi Publik Lamongan karena dianggap mampu mengatrol posisi Persela yang sebelumnya berkutat di dasar klasemen ke peringkat 14 klasemen akhir.
Baca Juga
Kali ini momen kedatangan Aji hampir sama. Ia datang ketika tim berjulukan Laskar Joko Tingkir ini kesulitan bangkit. Lantas apa alasan Aji menerima tawaran Persela. Sedangkan ia keluar dari Arema lantaran prestasi tim ini yang tak konsisten. Berikut petikan wawancara Bola.com dengan Aji Santoso.
Apa yang membuat Anda kembali menerima tawaran Persela?
Persela seperti rumah kedua bagi saya. Saya merasa nyaman bersama tim ini. Apalagi saya punya kenangan indah bersama Persela di TSC 2016 lalu.
Semua elemen tim ini dekat. Rasa kekeluargaan di Persela sangat besar, sehingga saya merasa mendapat dukungan penuh di sini.
Apakah Anda tak merasa trauma setelah kejadian di Arema FC yang membuat Anda mundur?
Sama sekali tidak, bagi saya Arema FC adalah masa lalu. Sekarang saya berada di Persela, saya fokus untuk membantu tim ini bangkit.
Desakan mundur dari pihak tertentu tidak perlu saya khawatirkan. Yang penting saya bekerja semaksimal mungkin untuk mengangkat prestasi tim ini. Soal lain saya kesampingkan.
Bagaimana tanggapan Anda soal sebutan sebagai pelatih bertangan panas atau kalahan?
Saya rasa itu tidak fair. Silakan dilihat catatan karier saya bersama beberapa klub. Apakah sebutan itu pantas disematkan ke saya. Saya bawa Persebaya menang di play off dan lolos dari jerat degradasi. Musim lalu, saya juga mengangkat Persela dari dasar klasemen sementara TSC 2016. Pada pramusim lalu, saya juga mengantarkan Arema FC juara Piala Presiden.
Cuek Omongan Orang
Dianggap sebagai pelatih spesialis mendongkrak tim yang di ambang kehancuran, tanggapan Anda?
Terserah orang menyebut saya apa. Yang pasti saya pernah membuktikan bahwa saya bisa membenahi kekurangan dan kelemahan tim semenjana menjadi tim yang disegani.
Saya tak mau ambil pusing, yang penting saya profesional dan kerja keras di setiap kesempatan yang diberikan kepada saya.
Dengan kondisi Persela yang baru memenangi satu pertandingan dari enam yang sudah dijalani, apakah Anda optimistis?
Saya menerima pinangan Persela tentu saja dengan optimisme tinggi. Kalau saya tidak percaya diri, pastinl saya akam menolak tawaran Persela.
Menurut Anda, apa saja yang harus dibenahi Persela agar bisa bersaing dan menjauh dari zona degradasi?
Banyak, setelah saya melihat penampilan mereka lawan Perseru Serui, hampir semua sektor ada kekurangan. Mulai dari belakang sampai depan butuh dipoles lagi supaya lebih solid dan tangguh.
Dengan parade cedera dan akumulasi kartu kuning yang kerap membuat Persela tak bisa tampil dengan kekuatan penuh, apakah Anda masih yakin bisa, mengingat kualitas pemain inti dengan cadangan cukup timpang?
Saya akui, tugas yang harus saya jalani kali ini lebih berat dibanding musim lalu. Soal parade cedera dan akumulasi kartu kuning, saya akan mengubah program latihan supaya pemain tidak mudah kelelahan.
Begitu juga dengan akumulasi kartu kuning yang sering diterima pemain Persela. Saya akan ingatkan para pemain agar tidak mudah melakukan pelanggaran tidak perlu, sehingga bisa berakibat buruk pada tim. Ke depan, hal ini tidak boleh terjadi. Saya akan mencari formula yang tepat untuk memecahkan beberapa persoalan ini.