Bola.com, Malang - Arema FC mendapatkan perlakuan buruk ketika menjalani tur ke markas Madura United pada Minggu kemarin (10/9/2017). Seperti diketahui, bus yang ditumpangi tim berjuluk Singo Edan ini mengalami pecah kaca setelah dilempari batu oleh suporter setempat ketika meninggalkan stadion.
Baca Juga
Padahal, dalam pertandingan itu Arema menelan kekalahan dari Madura United dua gol tanpa balas. Meski kejadian itu cukup memprihatinkan, bek senior Arema Beny Wahyudi terlihat cukup tegar. Karena dia merasa sudah terbiasa dengan perlakuan buruk suporter rival. Bukan sekali ini saja dia berada didalam bus yang dihujani batu dari luar.
”Ini sudah yang kesekian kalinya,” kata pemain 31 tahun itu.
Karena sudah punya banyak pengalaman buruk, Beny memiliki trik khusus agar tidak jadi korban pelemparan. Seperti dalam insiden di Madura kemarin, begitu ada lemparan, Beny langsung bergerak menuju bagian tengah bus dan duduk di sandaran kepala kursi sehingga kepalanya tertutupi oleh bagasi bagian atas. ”Kalau posisi begitu aman,” katanya.
Dan memang benar, ketika ada kaca yang pecah, semburannya tidak sampai mengenai bagian kepalanya. ”Saya ingat waktu era Arema juara musim 2010. Waktu itu kami away ke kandang Persebaya Surabaya. Tidak ada kaca bus yang utuh, semua pecah. Yang jadi korban waktu itu hanya satu pemain. Rony Firmansyah luka di bagian pelipis mata,” jelasnya.
Sejauh ini, aksi suporter yang paling parah menurut Beny memang di Surabaya. Maklum, rivalitas kedua suporter memang selalu panas. ”Waktu itu kami masih belum naik rantis. Tapi suporter di Surabaya memang cerdik. Waktu bus Arema lewat mereka membuka jalan. Tapi setelah berada di tengah, kami dilempari dari belakang,” kenangnya.
Perlakuan yang sama sebenarnya terjadi di Bandung. Namun beberapa tahun terakhir Arema mendapatkan fasilitas rantis untuk akomodasi berangkat dan pulang dari stadion. Sehingga lemparan yang dilakukan suporter Bobotoh maupun Viking tidak sampai melukai pemain.