Misano - Pebalap Monster Yamaha Tech 3, Johann Zarco, merasa malu harus mendorong motornya untuk mencapai garis finis pada balapan MotoGP San Marino, Minggu (10/9/2017). Namun, tekadnya untuk mendapatkan poin di Sirkuit Misano mengalahkan segalanya.
Baca Juga
Zarco mengakui motornya mulai kehabisan bensin jelang garis finis. Saat itu, dia mencoba untuk tetap menjaga jarak dengan pebalap di belakangnya.
"Pada lap terakhir, saya sedang menjaga jarak dengan Scott Redding. Tapi, saya sudah tidak punya bahan bakar mulai dari tikungan ke-11," kata Zarco, dikutip dari situs resmi MotoGP.
"Jadi, saya mencoba selangkah demi selangkah dan menjaga bahan bakar sampai tikungan terakhir. Tapi motor saya malah berhenti sebelum finis," tambahnya.
Pebalap berusia 27 tahun ini tak mau menyerah dan memutuskan untuk menyentuh garis akhir, meski harus mendorong motornya. Zarco yang berkesempatan finis di urutan ketujuh harus puas di posisi ke-15 dan mendapat satu poin.
"Saya mencoba mendorong motor di trek lurus, itu cukup jauh. Ketika pebalap lain menyalip, saya berpikir: 'Ah ini sangat memalukan', tapi saya ingin mendapat poin di sini. Ini lebih baik dari pada tidak sama sekali," ucap rookie MotoGP 2017 tersebut.
Zarco mengaku sangat membutuhkan poin karena ingin menjaga jarak dengan rivalnya, Jorge Lorenzo, Cal Cruthclow dan Danilo Petrucci pada klasemen sementara pebalap MotoGP 2017.
"Saya melihat Cruthclow jatuh, kemudian Lorenzo juga. Sekarang saya berpikir mereka berada di belakang saya pada klasemen," ujar pebalap MotoGP asal Prancis tersebut.
Perjuangan Zarco pada MotoGP San Marino terbilang luar biasa. Tak sedikit yang memberikan dukungan, bahkan memuji juara dunia Moto2 2016 tersebut.