Ada Peran Indonesia di Balik Sirkuit Marina Bay Singapura

oleh Muhammad Wirawan Kusuma diperbarui 15 Sep 2017, 10:20 WIB
Sirkuit Marina Bay, Singapura, merupakan salah satu venue penyelenggara balapan F1. (Bola.com/Muhammad Wirawan Kusuma)

Bola.com, Singapura - Sirkuit Marina Bay, Singapura, merupakan salah satu venue penyelenggara balapan Formula 1 (F1). Namun, mungkin tak banyak yang tahu ada fakta menarik di balik pembuatan sirkuit yang memiliki trek sepanjang 5,067 km tersebut.

Ternyata ada peran Indonesia dalam pembangunan Sirkuit Marina Bay. Singapura dinilai patut berterima kasih kepada Indonesia.

Advertisement

"Dulunya daerah Marina Bay ini adalah lautan yang dalam. Ini direklamasi, ditimbun dengan menggunakan pasir. Pasirnya diimpor dari Indonesia," kata Salamah binti Ibrahim, pemandu wisata yang menemani wartawan di Singapura, Kamis (14/9/2017). 

Proses reklamasi Marina Bay dimulai pada 1969 di area seluar 360 hektare. Proses reklamasi ini selesai dilaksanakan pada 1992. Pemerintah Singapura menghabiskan dana sekitar 3,5 juta dolar Amerika Serikat (Rp 46,4 miliar) untuk menyelesaikan proses reklamasi ini.

Salamah mengatakan sebagian besar daerah di Singapura merupakan hasil reklamasi. Semua pasir yang digunakan untuk reklamasi berasal dari salah satu pulau di Indonesia.

"Pasirnya berasal dari Pulau Nipah (Kepulauan Riau). Tapi sudah tidak diperbolehkan lagi. Reklamasi juga dihentikan karena sudah memasuki perairan internasional," katanya.

Seperti diketahui, Sirkuit Marina Bay sudah menghelat balapan F1 sejak 2008. Selama menjadi tuan rumah balapan jet darat paling bergengsi di dunia tersebut, sirkuit yang dinilai hampir mirip dengan Sirkuit Monako tersebut, beberapa kali mengalami pergantian layout.

Sebastian Vettel menjadi pebalap tersukses di sirkuit ini. Pria asal Jerman itu sudah empat kali memenangi balapan F1 GP Singapura. Sementara Lewis Hamilton dan Fernando Alonso sama-sama pernah dua kali menjadi juara.