Bola.com, Jepara - Fase grup Liga 2 2017 sudah berakhir. Sebanyak 16 tim meraih tiket ke babak 16 Besar sekaligus bertahan di kompetisi kasta kedua sepak bola Indonesia tahun depan.
Tim dengan jumlah sama harus berjuang melewati babak play-off agar selamat dari jurang degradasi. Sementara sisanya sudah dipastikan turun kasta ke Liga 3 musim depan.
Hanya, cerita baru muncul. Hal tersebut seiring dengan perjuangan empat tim asal Jawa Tengah yang berusaha mencari keadilan ke PSSI. Keempat tim yang tergabung di Grup 4 itu adalah PSCS Cilacap, Persijap Jepara, Persibas Banyumas, dan Persip Pekalongan.
Baca Juga
Selain itu juga PSGC Ciamis, PSS Sleman, dan Persibangga Purbalingga yang ikut bergabung. Mereka berencana menggelar konfrensi pers di Jakarta dalam waktu dekat.
''Kami ingin membuka kepada publik bagaimana kompetisi ini berjalan dengan tidak sehat. Banyak kejanggalan dalam hal penegakan regulasi dan law of the game,'' tegas manajer PSCS Cilacap, Bambang Tujiatno.
Ketidakpuasan tujuh tim itu tak lepas dari putusan kontroversial Komisi Disiplin (Komdis) PSSI atas kasus Persijap melawan Persibat Batang.
Seperti diberitakan sebelumnya, Persijap dinyatakan kalah walk-out (WO) atas tamunya karena dianggap enggan melanjutkan laga yang berlangsung di Stadion Gelora Bumi Kartini (GBK), Jepara.
Persibat yang sejatinya tak masuk skema, akhirnya lolos ke babak 16 Besar setelah menang tiga gol tanpa balas atas tuan rumah Persibangga Purbalingga du Stadion Goentor Darjono, Rabu (13/9/2017). Padahal sebelum hukuman itu, PSCS memiliki peluang paling besar karena berada di posisi runner-up.
Hasil itu secara tragis melempar PSCS dan PSGC ke babak play-off meski juga memetik kemenangan pada laga terakhir. Pun demikian dengan Persibas yang harus turun kasta ke Liga 3 walau meraup tiga angka atas Persip Pekalongan.
''Banyak tim yang dirugikan dengan keputusan tersebut. Ini sudah tidak sesuai dengan semangat perubahan yang lebih baik,'' tutur dia.
CEO Persijap, Esti Puji Lestari menegaskan jika Komdis PSSI tak pernah memberikan kesempatan untuk menjelaskan situasi yang terjadi di lapangan. ''Fakta yang ada kami tidak meninggalkan lapangan dan bahkan menunggu di dalam hingga malam hari. Ternyata justru wasit yang sudah pulang,'' kata Esti.