Bola.com, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora), Imam Nahrawi, mengusulkan penyusunan ulang anggota Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima). Hal itu ingin dilakukan sebagai akibat melesetnya target kontingen Merah Putih di SEA Games 2017.
Indonesia hanya meraih 38 medali emas di SEA Games 2017. Raihan tersebut menjadi yang terburuk sepanjang keikutsertaan di pesta olahraga kawasan Asia Tenggara tersebut.
Buruknya prestasi SEA Games membuat Satlak Prima mendapat sorotan tajam. Sejumlah pihak ada yang menyarankan agar Satlak Prima dibubarkan, sedangkan beberapa pihak lainnya meminta agar Kemenpora merestrukturisasi orang-orang di dalamnya.
Menpora Imam Nahrawi mengakui sudah melakukan evaluasi terhadap kinerja Satlak Prima di SEA Games 2017. Imam berencana memangkas hampir 70 persen personel yang bernaung di bawah pimpinan Achmad Soetjipto itu.
"Saya meminta (pemangkasan personel) Prima dari 90 menjadi maksimal 30 orang. Pertimbangannya jangan lagi ada dobel anggaran dan sumber daya manusia yang ada di PB maupun di Prima," kata Imam Nahrawi kepada wartawan di Jakarta, Senin (20/9/2017).
"Selama dua bulan akan saya lihat hasilnya. Apa yang sudah saya perintahkan dilaksanakan atau tidak," tegas politikus Partai Kebangkitan Bangsa itu.
Ketua Satlak Prima, Achmad Soetjipto, menerima usulan Menpora terkait merestrukturisasi timnya. Namun, pria yang juga Laksamana TNI (Purnawirawan) itu memperingatkan Menpora soal adanya efek dari usulan tersebut.
"Satlak Prima sekarang terdiri dari hampir 80 orang, di antaranya adalah tenaga sport scientist yang terdiri dari pelatih strength and conditioning, kemudian pelatih-pelatih fisik. Lalu ada recovery team, masseur, therapist, biomechanical, dokter, psikolog, hampir lebih dari separuhnya," ujar Soetjipto.
"Jika ingin direstrukturisasi harus bicara dengan saya dan harus beberkan semuanya. Tugas pokok dan fungsinya kita buka, dilihat relasi dari badan-badan itu. Silakan dinilai apakah pemborosan tenaga manusia dan perlu dirampingkan, silakan. Akan tetapi ingat, setiap upaya perampingan pasti ada efek dan akibat," tegas Soetjipto yang mulai menjabat sebagai Ketua Satlak Prima sejak 2015 itu.