Bola.com, Medan - Menjadi pelatih sebuah tim sepak bola, memang bukan perkara yang mudah. Terlebih datang dengan keadaan kondisi tim yang sudah berisi skuatnya dan masuk di tengah jalan, meskipun sudah memiliki pengalaman menangani klub dengan kasta tertinggi.
Setidaknya itu yang dirasakan eks pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman ketika mengawali sebagai nakhoda PSMS Medan dalam mengarungi babak 16 besar kompetisi Liga 2 2017.
Baca Juga
Lalu, bagaimana suka duka Djanur saat menjadi arsitek PSMS Medan? Berikut petikan wawancara Bola.com bersama Djanur, Kamis (6/10/2017) sore.
Selamat sore Pak Djanur bagaimana kabarnya? Bagaimana perasaannya menjadi pelatih klub di Liga 2?
Alhamdulillah baik. Perasaannya jadi pelatih disebuah klub Liga 2 pada dasarnya sama. Yang bedanya itu atmosfer pertandingan dan mutu pertandingan juga beda. Dan saya pikir wajar karena memang kastanya berbeda. Saya berusaha terus demi kebaikan tim.
Bisa diceritakan suka duka mengawali sebagai pelatih PSMS Medan?
Masih banyak dukanya, salah satunya hasil pertandingan yang belum memuaskan karena saya memang masuk ketika perang sudah dimulai, sehingga tidak bisa melaukan perubahan secara signifikan.
Lalu apa upaya anda untuk menaikkan performa PSMS, sementara anda datang ketika perang sudah dimulai?
Ya, kami akan terus memperbaiki agar target kami tercapai. Salah satunya saya mendatangkan Wirahadi dari Bali United dan Elton Maran dari Madura United. Dan hasilnya lumayan kami kemarin bisa menang, Wirahadi yang cetak dua gol.
Hal apa yang paling berat anda rasakan saat menangani tim Liga 2?
Yang paling berat adalah mengejar target lolos dengan kekuatan tim seperti ini. Itu yang paling berat menurut saya. Lain halnya kalau saya datang sejak awal atau dalam masa persiapan.
Jadi apa target Anda bersama PSMS?
Target tetap ingin lolos ke Liga 1, walaupun wasit di Liga 2 yang saya rasakan lebih payah. Mungkin karena jarang ditayangkan, sehingga wasit di Liga 2 terlalu berani dan tidak sportif.
Lalu apa harapan Anda terhadap wasit di Liga 2?
Harapanya ada ketegasan lebih dari pengawas wasit terhadap kinerja wasit. Itu saja.
Peluang PSMS menurut Anda?
Peluang saya pikir ada walaupun cukup berat karena jujur saja saya masuk ke sana (PSMS) memang tidak ada yang tidak bisa berbuat. Perang sudah dimulai ketika saya masuk. Tapi saya harus optimistis untuk bisa lolos ke Liga 1. Mudah-mudahan saja tercapai.