Bola.com, Sleman - Kinerja wasit di kompetisi Liga 2 memantik reaksi dari PSS Sleman. Tim Elang Jawa geram dengan kinerja wasit Fajar Imanuel Ginting saat bermain imbang 2-2 kontra tuan rumah Cilegon United. Kemenangan di depan mata PSS buyar setelah wasit memberikan hadiah penalti di pengujung laga.
Hal tersebut membuat pelatih PSS, Freddy Mulli, angkat bicara. Pelatih kawakan ini meminta kepada PSSI melalui operator kompetisi untuk menugasi wasit yang netral dan cerdas pada pertandingan krusial.
"Seharusnya karena Jakarta-Cilegon dekat, kan bisa menugaskan wasit yang benar. Selama saya melatih, wasit pertandingan ini yang paling buruk. Katanya Liga Indonesia Baru, apanya yang baru?" cetusnya.
Menurutnya, kinerja buruk perangkat pertandingan juga diperparah dengan minimnya kontrol dari federasi dalam hal ini Komisi Disiplin (Komdis) PSSI. Sebab, lanjut dia, meski ada pengawas pertandingan (PP) sebagai kepanjangan tangan PSSI, seperti tidak berguna.
Baca Juga
Menurut Freddy, PP hanya melihat dan mengawasi, sementara tidak ada kewenangan mengintervensi wasit meski keputusannya salah.
"Pengawas pertandingan tidak bisa mengambil keputusan. Dia hanya mencatat saja setiap kejadian. Keputusan akhir tetap ada di tangan federasi. Seharusnya bisa bekerja lebih baik," tegas pelatih asal Palopo itu.
Mantan pelatih Persebaya Surabaya itu mengakui jika mental anak asuhnya sudah teruji di Cilegon. Di tengah tekanan dan intimidasi lawan, tetap mampu bermain bagus. Kemenangan juga sebenarnya sudah dalam genggaman namun harus pupus.
"Lawan tidak bisa menyerang. Tidak punya peluang. Hanya dari corner kick, yang sebenarnya bukan corner kick, karena mereka yang buang bola kok wasit memberi tendangan pojok. Bola kena paha kok handsball," sentilnya.
Laga Cilegon United vs PSS ini berlangsung Stadion Krakatau Steel, Jumat (6/10/2017) dan berujung kericuhan. PSS juga membeberkan hal negatif yang terjadi pada laga tersebut.
Paling utama adalah pemukulan dan pengeroyokan kepada fisioterapis PSS, Sigit Pramudya, yang dilakukan pemain tuan rumah, suporter, hingga panitia pelaksana (Panpel) Cilegon United.